Notification

×

Iklan

Iklan

Efek Jangka Panjang Covid-19

Jumat, 12 Mei 2023 | Mei 12, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-05-12T04:44:19Z
abati parfum | Parfum Arab Terbaik

Foto : Ilustrasi 

COVID-19 (coronavirus disease 2019) merupakan penyakit infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh severe acute respiratory syndrome virus corona 2 (SARS-CoV-2), atau yang sering disebut virus Corona. Virus ini memiliki tingkat mutasi yang tinggi dan merupakan patogen zoonotik yang dapat menetap pada manusia dan binatang dengan presentasi klinis yang sangat beragam, mulai dari asimptomatik, gejala ringan hingga berat, bahkan sampai kematian


Hingga saat ini pun COVID-19 masih merajalela diseluruh dunia dan memberikan dampak pada beberapa aspek seperti kematian dan tingkat kesakitan, tetapi seiring berjalannya waktu tingkat kematian dan kesakitan pun berkurang. Meskipun angka kematian sudah berkurang dan sudah banyak yang sembuh beberapa pasien dari COVID-19 mengeluhkan efek jangka panjang yang menetap hingga berbulan-bulan setelah infeksi, yang sering disebut sebagai long-covid. Efek berkelanjutan ini tidak hanya terjadi pada pasien yang pulih dari gejala berat COVID-19 tetapi juga pada pasien yang bergejala ringan-sedang.


Sindrom post-COVID dinyatakan sebagai kumpulan gejala persisten yang mungkin berkaitan dengan inflamasi residual, kerusakan organ, efek nonspesifik dari rawat inap atau penggunaan ventilator, dan kondisi kesehatan lain. Gejala yang umum dilaporkan setelah COVID-19 adalah kelelahan, dispnea, nyeri sendi, dan nyeri dada. Selain itu, disfungsi organ jantung, paru, dan otak juga dilaporkan pada beberapa pasien.


Faktor risiko terjadinya efek jangka panjang COVID-19 masih belum diketahui dengan jelas. Menurut studi Carvalho-Schneider et al, efek jangka panjang COVID-19 berkaitan dengan usia yang lebih tua, riwayat kebutuhan perawatan di rumah sakit saat infeksi akut, gejala berat COVID-19, dispnea, dan auskultasi abnormal.


Studi-studi yang ada tentang efek jangka panjang COVID-19 masih memiliki ukuran sampel yang sangat kecil, sehingga kesimpulan yang definitif belum bisa dibuat. Studi tentang mekanisme komplikasi jangka panjang, faktor risiko, pedoman follow-up setelah pasien sembuh, serta tata laksana yang dapat dilakukan masih perlu ditelusuri lebih lanjut dengan populasi yang lebih besar.


Pengirim :

Wisnu Windargo, Mahasiswa Fisioterapi Sekolah Tinggi Kesehatan Nasional Surakarta

×
Berita Terbaru Update