Notification

×

Iklan

Iklan

Banyaknya Anak Putus Sekolah di Bangka Belitung

Minggu, 12 Maret 2023 | Maret 12, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-03-12T06:07:10Z
abati parfum | Parfum Arab Terbaik

Eliya Agustina (Foto : Ist)

Putus sekolah bukanlah sekedar angka, persoalan yang tak jarang di dengar, sebuah masalah yang trus menerus membanjiri di dunia pendidikan di Indonesia,terutama yang berada di Bangka Belitung. Pelajar putus sekolah bukan merupakan sebuah hal baru dalam dunia pendidikan di Indonesia. Semenjak masa kemerdekaan hingga sekala saat ini,perkara putus sekolah menjadi aspek permasalahan yang tak pernah terselesaikan. 

Banyak sekali aspek yang mendorong anak-anak di Bangka Belitung menjadi putus sekolah ,salah satunya yaitu ekonomi. Walaupun menjadi perkara yang sangat klasik,putus sekolah di Indonesia butuh didekatkan dengan metode pandang yang berbeda setiap zamannya.Pada masa kepemimpinan Soekarno, putus sekolah pada masa itu bukan saja berkaitan dengan perkara ekonomi, melainkan aksesibilitas.Anak-anak putus sekolah di kala itu memiliki sebab tersendiri melainkan di desa mereka tidak tersedia sekolah lanjutan.

1. Pendidikan Di Bangka Belitung

Pendidikan merupakan aspek yang sangat berarti dalam kehidupan berbagsa dan bernegara. Pendidikan memegang kedudukan yang sangat brarti dalam tingkatan mutu sumber energi manusia, pendidikan menjadi sumber paling utama dalam proses pembuatan nasional ,oleh sebab itu kenaikan kualitas pembelajaran di sekolah ialah strategi dalam tingkatan sumber energi manusia.

Di Kepulauan Bangka Belitung sekolah merupakan zona pembangunan yang sangat berarti daam sumber energi manusia.Dalam pembelajaran ini diharapkan bisa tercipta manusia yang bermutu sebagaimana yang di cita-citakan kemudian mempunyai keahlian dalam suatu bidang yang ditekuni.

2. Penyebab Anak Putus Sekolah

Ada beberapa permasalahan dalam dunia pendidikan, salah satunya adalah masalah putus sekolah. Putus sekolah adalah praktik dimana siswa dikeluarkan secara paksa dari sekolah tempat anak tersebut belajar. Ada beberapa faktor yang menyebabkan anak putus sekolah.

Dari tahun 2012 hingga tahun 2014 jumlah anak usia dini mengalami penurunan, namun pada tahun 2015 jumlah anak usia dini khususnya pada jenjang sekolah menengah atau sederajat mengalami peningkatan yang sangat signifikan hingga di tahun 2021, menurut surver nasional oleh Statistics Finland tahun 2019, jumlah anak usia dini cukup tinggi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Apalagi saat pandemi Covid 2019 memperparah angka putus sekolah dini. 

Berdasarkan data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 1.571.000 siswa di Indonesia putus sekolah dengan kategori cukup tinggi: 59,44 SD, 38.467 SMP, 26.864 SMA, dan 32.395 SMK.  Di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, jumlah penduduk usia sekolah tahun 2019 sebanyak 151.993 siswa dan jumlah peserta didik awal sebanyak 405 siswa. Terdapat 49.951 siswa berusia 13–15 tahun, angka putus sekolah 152. 

Pada tahun 2019, terdapat 54.726 siswa berusia 16–17 tahun, angka putus sekolah 135. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan menengah atas mendominasi angka putus sekolah.Banyak penyebab anak putus sekolah. Masalah keuangan, kurangnya minat anak sekolah, faktor lingkungan, faktor komunikasi dalam keluarga, faktor sosial dan faktor kesehatan. Faktor ekonomi dianggap menjadi alasan utama meningkatnya angka putus sekolah dini, karena mayoritas siswa cenderung putus sekolah karena tidak memiliki biaya sekolah.

Di Kepulauan Bangka Belitung, salah satu penyebab masalah pendidikan tersebut adalah anak sekolah lebih tertarik untuk pergi atau berkeliling rumah orang tuanya untuk bekerja di pertambangan atau yang disebut industri TI. Meskipun pemerintah mengeluarkan surat edaran atau perintah yang isinya melarang semua perusahaan tambang mengambil anak usia sekolah untuk menambang, dan mewajibkan seluruh lapisan masyarakat dan pemerintah untuk melakukan pengawasan dan pembinaan. 

Hal ini menjadi tugas pemerintah untuk menekan angka putus sekolah dan meningkatkan kualitas pendidikan. Harga tambang timah saat ini sedang naik tajam, sehingga anak-anak melakukan pekerjaan ini dan putus sekolah. Karena menurut mereka peluang untuk mencari dan mendapatkan uang di industri ini sangat tinggi.

Di Kepulauan Bangka Belitung khususnya, tujuannya adalah untuk memecahkan atau setidaknya mengurangi masalah putus sekolah dengan mengembangkan program yang mendorong anak-anak itu sendiri untuk pergi ke sekolah daripada mencari uang.[]*

Pengirim :

Eliya Agustina, Mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Bangka Belitung, email : ea1446544@gmail.com 

×
Berita Terbaru Update