Notification

×

Iklan

Iklan

Pandangan Terhadap Ibu Rumah Tangga dan Wanita Karir

Minggu, 22 Januari 2023 | Januari 22, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-01-22T07:14:05Z
abati parfum | Parfum Arab Terbaik

Photo : Ilustrasi

Tepat di tanggal 22 Desember seluruh orang mengingati hari yang biasa kita sebut dengan “Hari Ibu”. di hari ini kita diingatkan balik perihal jasa – jasa ibu kita dalam proses perkembangan kita. Ibu merupakan orang yang paling kuat karena kesabaran serta keteguhannya menghadapi tingkah laku kita. Tapi, sering kali hari peringatan ini dilupakan oleh orang-orang. Tidak sedikit dari kita yang tidak menduga bahwa hari peringatan ini ada. Mengapa demikian? Mungkin sebab sebagian berasal kita telah termakan sang budaya negeri orang yang lebih krusial menurutnya.

Mungkin bagi sebagian orang Hari kasih sayang lebih krusial daripada Hari Ibu. Padahal menurut aku, hari valentine ini tidak spesial serta tidak ditujukan buat seluruh orang. Kan kasihan yang tidak punya pacar pasti tidak merayakan. jika pada Hari ibu saya yakin bahwa seluruh orang dapat merayakannya.

Kita dapat mengucap “I Love You” dengan lancar serta praktis ketika kita berbicara dengan pacar kita. Akan tetapi mengapa kita begitu sulit mengucapkannya kepada Ibu kita sendiri? aku yakin sebagian orang sulit buat mengucapkannya. Apa karena membuat malu? Coba kita fikirkan kembali. Apakah Ibu kita merasa malu waktu kita menerima nilai ujian yang rendah? dia malah terus membimbing kita serta menyemangati agar terus berjuang. Apa ibu kita merasa malu waktu kita melakukan hal terbelakang di depan umum ? dia bahkan tidak pernah berhenti menasehati kita agar tak terjadi hal serupa itu lagi. Apa ibu kita merasa malu menghapuskan air mata kita waktu terjatuh saat kita belajar berjalan? dia dengan sangat bangga mengucap “Jangan menangis. kamu pasti bisa”.

Ada sebuah hal yang selalu menjadi pertanyaan bagi kaum hawa sebelum mereka berumah tangga, jalan manakah yang akan mereka ambil di kemudian hari?. Seperti pertanyaan “Nikah atau S2 ?” yang pastinya sering kita dengar. Memilih untuk tetap menjadi wanita karir sesuai dengan impian di masa muda dan pekerjaan sebelumnya? Ataukah menjadi seorang ibu rumah tangga yang tanpa batas waktu mengurus keluarga dengan penuh cinta. Jadi manakah yang lebih baik ?.

Ketika menjadi Wanita karir adalah pilihannya, biasanya waktu untuk keluarga semakin berkurang, dikarenakan sebagian waktu dipergunakan untuk fokus pada pekerjaan. Sehingga, waktu untuk anak dan suami dirumah jauh lebih sedikit dan dapat menimbulkan rasa rindu pada diri anak. Banyak yang berpikir bahwasannya jika wanita karir itu tidak memperhatikan buah hati mereka, masyarakat beranggapan wanita karir egois dan tidak mau mengurus rumah tangga, padahal wanita memiliki hak dalam menentukan pilihan nya. Tetapi, semua itu akan terasa sangat menyenangkan Ketika mendapat dukungan dari keluarga atau orang yang tersayang. 

Sedangkan jika pilihannya adalah menjadi seorang ibu rumah tangga, pasti nya ia lebih mempunyai banyak waktu dirumah dan bisa lebih fokus terhadap perkembangan anak dirumah dan mengurusi suami. Menjadi ibu rumah tangga juga harus mengontrol segala emosinya dengan baik. Terkadang, menjadi ibu rumah tangga harus lebih mementingkan kepentingan keluarga daripada diri sendiri. Maka dari itu amat sangat penting untuk mendapatkan sebuah support yang baik dari orang sekitar agar dapat menjalankan perannya sebagai ibu rumah tangga yang baik. Tidak mudah juga untuk menjadi ibu rumah tangga, banyak juga orang diluar sana yang beranggapan buruk ketika soerang wanita yang memiliki pendidikan tinggi tetapi memutuskan untuk menjadi seorang ibu rumah tangga, padahal itu adalah pilihan dari setiap individu.

Mau menjadi seorang wanita karir yang membantu suami untuk menambah pendapatan, tanpa meninggalkan tugas utama sebagai seorang istri dan ibu yang dapat memenuhi kebutuhan keluarga. Ataupun menjadi seorang istri dan ibu rumah tangga yang selalu berada di rumah 24 jam nonstop. Menyiapkan kebutuhan suami, merawat dan mendidik anak, membuat sarapan untuk keluarga, dan lain lain. Semuanya menjadi sangat baik apabila dilandasi dengan kesadaran untuk saling mengerti dan memahami. Bukan hanya sekedar untuk memenuhi keinginan, kebutuhan terlebih lagi gengsi yang tidak dapat menguntungkan siapapun. 

Terlahir menjadi sosok seorang wanita bukanlah perihal yang mudah, tidak sedikit juga dari masyarakat yang memberikan argumennya tentang wanita, ada yang bernilai positif dan ada pula yang menilai secara negatif bahkan sering kali wanita juga dijadikan sebagai bahan obrolan bahkan memunculkan cibiran ketika memiliki peran sebagai wanita karir, dan banyak pula yang merendahkan seorang wanita karena memilih perannya untuk menjadi ibu rumah tangga dengan bergelut sebagai istri dan ibu selama 24 jam mengurus rumah karena tidak ada pilihan lain dan minim pendidikan. Sedangkan, wanita yang memilih menjadi wanita karir sering dianggap tidak peduli terhadap keluarga baik terhadap suami terlebih kepada anak.

Dari penjelasan saya diatas maka dapat disumpulkan bahwasannya, pandangan masyarakat terhadap seorang wanita yang memilih menjadi ibu rumah tangga atau wanita karir banyak menimbul pro dan kontra. Dari sudut pandang masyarakat yang mendukung seorang wanita yang menjadi wanita karir dianggap lebih pengertian terhadap situasi dalam rumah tangganya sendiri. Merkea lebih mengargai posisi pasangan yang bekerja dengan keras secara profesional. Ibu yag bkerja pun akan memahami kesibukkan pasangan yang pulang kemalaman akibat lembur. 

Sedangkan dilihat dari pandangan masyarakat yang malah menentang seorang wanita untuk tetap menjadi ibu rumah tangga dibandingkan menjadi seorang wanita karir, dengan alasan tidak mempunya waktu yang cukup untuk keluarga. Jika seorang ibu sangat sibuk, otomatis waktu untuk keluarga pun juga akan tersita. Anak – anak pun akan ditelantarkan akibat ibu yang terlalu fokus pada pekerjaannya. Kalau ibu bekerja tetap melakukan hal ini dan gagal membagi waktu, kehidupan rumah tangganya bisa saja hancur dengan sia – sia.

Demikianlah peranan seorang wanita dalam kehidupan, ia tidak hanya dihadapkan oleh sebuah pilihan antara menjadi ibu rumah tangga atau wanita karir, melainkan juga dihadapkan dengan omongan masyarakat diluar sana yang selalu merendahkan derajat seorang wanita. Maka menurut saya. Apapun pilihan seorang wanita untuk memilih antara ibu rumah tangga atau menjadi wanita karir itu kembali kepada dirinya sendiri, dan kita tidak layak untuk merendahkan serta mengucilkan mereka di masyarakat.  Jadi mulai sekarang, hormatilah ibu kalian yang dimanapun mereka berada serta hormatilah mereka yang sudah berjuang untuk membesarkan kita. Sangat begitu besar pengorbanan seorang wanita untuk bisa berjuang menjadi seorang ibu yang hebat bagi keluarga, suami, dan anak – anaknya.

Karena seorang ibu lah kita bisa terlahir di dunia ini. Maka dari itu, di hari yang spesial ini marilah kita setidaknya mengucapkan banyak terima kasih kepada ibu kita yang sudah berjuang keras untuk memberikan kehidupan serta kebahagiaan kepada kita, kepada anak – anaknya.[]***

Pengirim :

Alvin Ajie Nugraha, mahasiswa Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang, email : alvinajie12@gmail.com 

×
Berita Terbaru Update