Ajaran agama islam memiliki tiga sumber utama, yakni Al-Qur’an, hadits atau As-Sunnah, dan juga Ijtihad. Al-Qur’an dan As-Sunnah merupakan sumber yang berhubungan langsung dengan Allah swt dan Nabi Muhammad saw. Sedangkan Ijtihad merupakan sumber yang berasal dari pemikiran para mujtahid dengan tetap berlandaskan Al-Qur’an dan As-Sunnah.
● Al-Qur’an, merupakan kitab suci yang berisikan kumpulan firman Allah swt yang diturunkan kepada nabi Muhammad saw. Di dalam Al-Qur’an terdapat ajaran mengenai akidah, syariat, dan juga akhlak. Kitab suci Al-Qur’an merupakan kitab yang membenarkan kitab-kitab yang diturunkan kepada nabi sebelum nabi Muhammad saw. Al-Qur’an merupakan suatu mukjizat yang sangat luar biasa dan merupakan mukjizat terbesar nabi Muhammad saw.
● Hadits atau As-Sunnah, merupakan segala bentuk perkataan, perbuatan, ketetapan, dan juga kebiasaan yang dilakukan oleh rasulullah Muhammad saw. As-Sunnah merupakan petunjuk pelaksanaan dari apa yang diperintahkan dan disyariatkan di dalam Al-Qur’an. Sebagaimana halnya di dalam Al-Qur’an diperintahkan untuk menunaikan sholat lima waktu dalam sehari semalam. Tata cara untuk melakukan sholat telah ditentukan dalam hadits nabi Muhammad saw. Semasa hidup rasulullah Muhammad saw, beliau enggan mengizinkan para sahabat untuk menuliskan apa yang diucapkannya. Hal ini untuk menghindari tercampur baurnya antara firman Allah swt atau dalam hal ini Al-Qur’an dengan ucapan maupun perbuatan rasulullah saw. Oleh karena itu, hadits merupakan hasil ingatan dan hafalan dari para sahabat nabi.
● Ijtihad, merupakan suatu upaya atau usaha yang sunggu-sungguh yang dilakukan oleh para ulama dengan tujuan mencari suatu keputusan atau kesimpulan dari syariat Islam. Hukum yang dicari ini merupakan sesuatu yang belum memiliki cara penyelesaian di dalam Al-Qur’an. Atau dalam hal ini merupakan hal yang sudah tertera di dalam Al-Qur’an, namun belum memiliki titik terang dan melibatkan perbedaan pendapat. Mujtahid secara lazim dilakukan oleh ahli ulama di dalam ajaran agama Islam, dimana beliau-beliau memiliki integritas keilmuan dan akhlak yang diakui. Namun secara umum, ijtihad dapat dilakukan juga oleh umat islam lainnya, selama memiliki akhlak yang baik dan menguasai berbagai ragam disiplin ilmu pengetahuan.[]***
Pengirim :
Muhammad Rizky Ramadhan, Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, email : rizkyramadhan200204@gmail.com