Foto : ILUSTRASI |
POLA parenting di tahun 80-an atau 90-an dan sekarang dapat dikatakan sangat berbeda, baik dari segi hal baik maupun sebaliknya. Hal ini dikarenakan pola asuh orang tua dari setiap generasi telah berkembang gaya pembiakan dengan memiliki karakteristik yang unik. Seperti yang telah kita ketahui bahwa pola asuh zaman dahulu yang diterapkan di zaman saat ini kurang relevan digunakan di beberapa aspek.
Nah, saat ini orang-orang banyak yang masih mempertanyakan apakah pola asuh orang tua zaman dulu masih relevan apabila dipraktikkan terhadap anak di zaman sekarang atau dirasa kuno?
Maka dari itu, bagaimana cara pandangan kita terhadap orangtua di zaman now dalam menyikapi hal pola asuh tersebut?
Seorang psikolog anak dan remaja bernama Grace E. Samewe M.Am M.Psi. di webinar dengan tema anak, ekosistem parenting dan tumbuh kembang anak menjawab pertanyaan yang masih dipertanyakan oleh banyak orangtua.
menurut beliau, pola asuh zaman dahulu dan zaman sekarang mengalami perubahan karena adanya beberapa faktor, diantaranya perubahan teknologi, stereotype, dan mitos yang beredar dikalangan masyarakat.
Grace mengatakan bahwa terkadang orang tua saat ini merasa bingung dengan gaya pengasuhan yang berbeda dan bertanya-tanya mana yang lebih baik.
Menurut Grace, orang tua perlu diingatkan bahwa dalam mengasuh anak memerlukan proses belajar yang berkesinambungan, maka sebagai orang tua kita juga harus bisa beradaptasi, berpikiran terbuka serta kritis. Tujuan mengasuh juga tidak selalu untuk beradaptasi dengan gaya pengasuhan “saat ini”, tetapi untuk menemukan formula yang tepat dan belajar bagaimana menjadi seimbang dan berempati dengan anak-anak.
Dalam webinar tersebut, hadir juga Opa H. faisal dan Oma Dewi Zuhrianti, yang merupakan Kakek dan Nenek dari Gala Sky Andriansyah yang merupakan anak dari mendiang Febri Andriansyah dan Vanessa Angel. Mereka membagikan apa yang mereka rasakan perbedaan mengasuh dan membesarkan Gala yang merupakan dari generasi Alpha dan keempat anak mereka yang merupakan dari generasi Y dan Z.
Opa dan Oma menuturkan saat membesarkan anaknya Febri, Frans, Fadly dan Fuji, mereka tanamkan pada setiap individu sejak dini, sehingga setiap individu memiliki peran pribadi yang bertanggung jawab dalam keluarga. Faisal dan Dewi juga mengawasi tumbuh kembang anak-anaknya, dari yang terkecil hingga yang tertua, agar anak-anaknya tidak melupakan berbagai kewajiban yang mereka miliki sejak dini.
Namun, Faisal dan Dewi juga berjuang dan membutuhkan waktu lama untuk menyaring informasi dan mitos yang beredar di zaman dahulu karena sulitnya mengakses dan memverifikasi keaslian informasi tersebut.
Jika orang tua zaman dahulu mendidik anak dengan cara yang tegas dan keras tetapi sangat patuh bila di beritahu dalam satu kali. Contohnya anak cukup diberitahu “nak Jangan” lalu sang anak pun menurut dan tanpa membantah serta menanyakan kenapa atau mengapa dilarang karna sudah terbiasa dan mengerti.
Namun jika zaman now atau generasi masa kini terlebih lagi akses internet yang sangat gampang untuk dijangkau yang biasa disebut zaman modern. Ketika anak diberitahu “nak jangan” mereka akan mempertanyakan mengapa orang tua melarang nya, tentu hal tersebut memiliki sisi positif yaitu anak menjadi pintar dan kritis namun semua itu pasti ada sisi negatifnya yaitu mereka jadi anak yang pembangkang.
Anak-anak masa kini jarang bisa dididik terlalu keras karena kemungkinan mereka akan memberontak, dan tidak bisa juga terlalu dimanja karena mereka akan bergantung pada orang lain. Ini lah yang membuat orang tua kerap bertanya bagaimana harus mendidiknya. Maka kita harus mendidik anak dengan rasa yang seadil-adilnya tidak ada yang dikurangkan maupun dilebihkan.
Nah berikut merupakan cara mengaplikasikan perubahan zaman dalam pola asuh, yaitu : pertama ; membagikan cerita di media sosial. Tren berbagi foto dan cerita di jejaring sosial tidak hanya mempengaruhi anak muda, tetapi juga ibu muda. Menurut survei yang diterbitkan di The Atlantic, sekitar 90% foto bayi berusia dua tahun diposting di media sosial oleh orang tua atau teman dekat mereka.
Kedua ; Gaya Parenting yang beda. Pada saat ini, informasi dapat tidak hanya didapatkan bukan hanya dari buku saja namun bisa juga dari internet. Banyak informasi yang bisa didapatkan serta memberikan kekayaan informasi dan membentuk perspektif yang berbeda dalam pola mengurus anak. Akibatnya, informasi yang didapatkan membentuk gaya parenting yang yang berbeda karena terciptanya dari keterbukaan informasi dan pola pikir. Lalu, apakah semuanya harus diikuti? Sudah pasti tidak, orang tua perlu menelaah dan meneliti mana yang bisa diterapkan dalam masing-masing keluarga. Pun anak juga memiliki kebutuhan yang tidak sama dengan anak yang lainnya.
Ketiga ; Memberi batas kebebasan pada anak. Salah satu perbedaan yang terlihat antara ibu dulu dan sekarang adalah kebebasan yang diberikan kepada anak-anaknya. Di masa lalu, kebanyakan anak tidak memiliki kebebasan lebih untuk membuat pilihan mereka sendiri. Namun kini anak memiliki kesempatan untuk belajar dan berkembang secara mandiri. Kebebasan ini dimaksudkan untuk membantu anak-anak berinteraksi dan memahami sepenuhnya identitas dan lingkungan mereka yang tentunya diberi batasan.
Setiap orang tua pasti ingin mendidik anak-anaknya dengan parenting yang sangat baik dan tepat. Namun, seiring berkembangnya zaman tentu terjadi beberapa perubahan pada pola asuh demi kebaikan anak-anaknya. Terutama disaat teknologi yang juga semakin canggih sehingga orang tua perlu menyesuaikan kebutuhan dan keperluan anaknya. Hal ini tentu tidak meninggalkan atau menghilangkan tradisi atau budaya yang dipilih. Oleh karena itu, pola asuh yang diberikan orang tua kepada anaknya tentu sangat berpengaruh pada perilaku dan sifat anak itu sendiri tanpa mengecualikan keadaan lingkungannya.(**)
Pengirim :
Putri Rahmadani, Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadaiyah Prof Dr Hamka, Email : putriramadhannn77@gmail.com