Notification

×

Iklan

Iklan

Penjelasan Para Ulama Tentang Islam Nusantara

Minggu, 19 Desember 2021 | Desember 19, 2021 WIB | 0 Views Last Updated 2021-12-19T09:13:24Z
abati parfum | Parfum Arab Terbaik

Achmad Ridhodzillah Mahasiswa Semester 1 Fakultas Aqidah Filsafat Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

TamiangNews.com--- Islam adalah agama yang ajarannya diwahyuhkan Allah kepada manusia melalui Nabi Muhammad SAW. Islam mulanya berkembang di jazirah arab, kemudian menyebar ke berbagai penjuruh dunia, termasuk di kepulauan Nusantara.

Lantas apa yang dimaksud Islam Nusantara?

Islam Nusantara bukanlah model Islam baru tetapi merupakan suatu wujud empiris Islam yang dikembangkan di Nusantara setidaknya sejak abad ke-16 Model Islam ini sebagai hasil dari interpretasi, dan vernakularisasi terhadap ajaran dan nilai-nilai Islam yang universal, sebagai mana yang sesuai dengan realitas sosio-kultural Indonesia.

Islam Nusantara didefinisikan sebagai penafsiran Islam yang mempertimbangkan budaya adat istiadat lokal di Iindonesia dalam merumuskan fikihnya. Selain itu juga sebagai bentuk penafsiran alternatif masyarakat Islam global yang selama ini selalu didominasi perspektif Arab dan Timur Tengah.

Tujuan Islam Nusantara 

Islam Nusantara sangat dekat dengan masyarakat sekitar karena tumbuh dan berkembang berdasarkan nilai-nilai dan norma yang berlaku dimasyarakat. Hadirnya islam nusantara di tengah masyarakat menjadi jembatan antara budaya dan agama berdasarkan nilai- nilai isla mi, tanpa menghapus atau merusak kultur di tengah  masyarakat. Islam nusantara sangat toleran terhadap perbedaan di masyarakat baik perbedan suku maupun budaya

Islam Nusantara menurut para Ulama 

1. Habib lutfi bin yahya

  “ Islam dimana pun di hormati,satu wilayah berbeda adat-istiadat berbeda.islam di india juga berbeda, islam di indonesia pun juga berbeda.pengaruh pengaruh yang dahulu mesih sebagian untuk bisa merubah total itu sulit. Islam di indonesia ada halal bihalal,di timur tengah tidak ada, jadi inilah islam di nusantara itu berbeda cara mendakwahkan islam ini,kalau substansi syariahnya sama.”

2. Ketua Umum PBNU KH. Said Aqil

  "Islam Nusantara itu artinya Islam yang tidak menghapus budaya, Islam yang tidak memusuhi tradisi, Islam yang tidak menafikan atau menghilangkan kultur. Islam Nusantara adalah Islam yang mensinergikan nilai-nilai universal bersifat teologis dari Tuhan yang ilahiah dengan kultur budaya tradisi yang bersifat kreativitas manusia atau insaniah."

3. KH Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha)lam 

Islam Nusantara Itu adalah Nama lain yang ingin ikut Ahlussunah Wal Jama’ah bukan sebaliknya Ahlussunah Wal Jama’ah yang ikut Islam Nusantara

“Sering saya di tanya, firqoh itu sudah 73 di tambah Islam Nusantara jadi 74, ya kacau kalau seperti itu. Islam Nusantara Itu Maknanya kita punya kultur dan punya budaya itu budaya Indonesia, Orang Arab memakai jubah itu Sunnah, orang Indonesia cukup pakai Hem itu juga Sunnah” kata Gus Baha’.

“Pernah ada cerita ketika orang Madura pergi ke Arab Saudi ada sopir taksi di cium tangannya ada tukang angkot di cium tangannya karena semua pakai jubah, itu semua karena orang Madura menganggap orang memakai Jubah itu kyai padahal Jubah itu pakaian nasionalnya orang Arab. Itu guyonannya orang Madura”cerita Gus Baha’.

Seperti juga ketika melihat film Arab, kita bingung karena orang sholeh sama penjahat pakaiannya sama yaitu Jubah. Kalau film Indonesia melihatnya gampang yang preman bertato memakai celana jeans sobek-sobek sedangkan yang kyai pakai baju Koko. Sampai orang abangan bingung “Gus, ini Yang abu Jahal yang mana?”

Inilah maksud dari Islam Nusantara, yang penting kita memakai jubah Sunnah memakai pakaian Indonesia juga sunnah, tidak usah berlebihan harus memakai jubah.

Yang paling penting menurut Gus Baha’ “kewajiban kita adalah Satrul Aurot (Menutup Aurot) meskipun dengan cara negara masing-masing. Lha menurut negara masing-masing inilah yang oleh kyai di istilahkan Islam Nusantara”.

4. KH. Ahmad Muwaffiq(Gus Muwaffiq)

Menurut Gus Muwafiq, sejarah dan peradaban Islam Nusantara itu dimulai dari bukit kecil yang bernama Gunung Tidar. Dahulu ketika peradaban Hindu-Budha, di tanah Jawa terkenal angkernya diceritakan dalam Kitab Tafsir Al Munir Syeh Nawawi, bahwa jin dan setan yang ditanam di perut bumi itu seperti gupolo. Oleh orang Jawa kemudian ditarik keluar membantu manusia. Dikatakannya, tugas Wali Syeh Subakir adalah membuat tumbal di gunung kecil namanya Gunung Tidar untuk menjaga stabilitas makhluk di luar manusia. Baru kemudian muncul wali-wali yang melakukan dakwah Islam di bumi Nusantara. 

Menurutnya, kemudian lahirlah Syeh Jamaludin Al Husaeni Al Kabir (Syeh Jumadil Kubro) di Turgo Lereng Gunung Merapi, melakukan pemetaan dan pemantauan. Punya anak yang namanya Syeh Ibrahim pindah di Tuban dan punya anak Raden Rohmad Sunan Ampel. Anak lainnya Syeh Jumadil Kubro, Syeh Ishak yang kemudian punya anak Sunan Giri. Baru kemudian Sunan Ngampel punya keturunan hingga Sunan Kalijaga.

Desain besar peradaban Islam, lanjut dia, bermula dari Wali yang berada di gundukan kecil Gunung Tidar di Kota Magelang. Kemudian mampu menjadi “air bah”, mengubah dinamika baru, peradaban baru, perubahan sistemik diseluruh wilayah nusantara, sehingga Islam bisa berdampingan dengan siapa saja hidup damai tanpa pertumpahan darah. Bertahun-tahun dia ceritakan banyak orang dan ada yang percaya dan ada yang tidak. Dia memberikan gambaran, para Wali mempertemukan budaya dari Arab dengan Budaya Nusantara, makanya di tanam dengan pola yang sesuai dengan bumi nusantara. Wali itu konsep Al-Quran bahasa sini disebut sunan. Al ulama waratsatul anbiya (Ulama pelita bagi bumi) kemudian di sini disebut Kyai.

Kesimpulannya Islam Nusantara adalah Islam Nusantara didefinisikan sebagai penafsiran Islam yang mempertimbangkan budaya adat istiadat lokal di Iindonesia dalam merumuskan fikihnya. Selain itu juga sebagai bentuk penafsiran alternatif masyarakat Islam global yang selama ini selalu didominasi perspektif Arab dan Timur Tengah.Islam Nusantara islam yang cara berdakwahnya berbeda tetap menjaga budaya nusantara tetapi tetap syariahnya fiqihnya tetap sama*** 

×
Berita Terbaru Update