Renatha Alifia Putri Arosyid Jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
TamiangNews.com -- Aplikasi Tiktok adalah aplikasi platform sosial untuk membuat dan menyebarkan beragam video pendek yang diiringi dengan musik, beserta fitur menarik lainnya dan juga banyak dimainkan untuk bersenang-senang serta sebagai bentuk pengekspresian diri dengan menuangkan kreativitas dalam sebuah karya video bebas.
Aplikasi Tiktok di Indonesia sendiri sudah dikenal sejak
tahun 2018-2019, tetapi kala itu Tiktok menjadi aplikasi digital berbasis video
yang menciptakan output yang sifatnya dapat membodohkan. Hal itu telah diakui
oleh banyak orang, sehingga saat melakukan pencarian di google dengan kata
kunci “Aplikasi Bodoh” maka akan muncul aplikasi tiktok tersebut. Pada akhirnya
dari Kementrian Komunikasi dan Informatika, memblokir aplikasi Tiktok dengan
alibi Tiktok memproduksi konten negatif yang akan berpengaruh buruk terhadap anak-anak.
Namun, setelah pemblokiran tersebut, akhirnya aplikasi tiktok dibuka kembali dan
diupayakan agar terus memperbaiki sistemnya.
Sejak masa pandemi Covid-19 saat pemerintah menetapkan
PSBB yang mengharuskan seluruh masyarakat tetap produktif dirumah. Pandangan
masyarakat terhadap aplikasi Tiktok mulai berubah, aplikasi Tiktok dipilih
sebagai media yang digunakan untuk menuangkan kebosanan masyarakat khususnya
dikalangan generasi Z. Mereka beranggapan bahwa Tiktok juga dapat menjadi
aplikasi yang berpengaruh positif karena bisa digunakan untuk menuangkan
ide-ide kreatif mereka, dan juga agar video tersebut dapat menjadi contoh untuk
para pengguna yang lain dalam berkreasi membuat video dan dalam mengasah skill
editing.
Aplikasi Tiktok ini sedang banyak
disukai dari segala jenis kalangan masyarakat, mulai dari anak-anak, orang
dewasa dan terutama remaja yang sedang aktif mengekspresikan diri dan gaya
mereka dengan membuat video yang lucu, unik, menarik dan berbagai macam
lainnya, serta dapat manambah tingkat kepercayaan diri dengan tampil berani di
depan kamera. Hal tersebut membuat Tiktok juga
bisa melatih penggunanya untuk menumbuhkan pola pikir kreatif dan terbiasa
berpikir cepat mencari solusi terbaik untuk mengembangkan video-video selanjutnya
yang akan mereka buat. Sehingga aplikasi ini diharapkan terus memicu pengaruh
positif, khususnya dikalangan generasi Z yang segala sesuatunya dihadapkan pada
kecangihan teknologi dalam mengakses suatu informasi dan juga dalam mencari
referensi.
Pada mulanya video Tiktok banyak memberikan
manfaat. Banyak akun pengguna yang menyajikan konten-konten positif yang
mengedukasi, terutama
dari kalangan anak-anak remaja pintar yang memberikan ilmunya melalui video
yang dibuatnya. Seperti video penyampaian pendidikan yang
menarik dan lebih mudah dipahami, video pembelajaran yang belum banyak
diketahui, video motivasi dan ceramah dengan menyampaikan pesan yang baik,
tutorial memasak, tips-tips kecantikan, kesehatan, keagamaan dan masih banyak
lainnya. Aplikasi Tiktok ini akan berdampak positif sesuai dengan
konten apa yang sering dilihat, jika penggunanya sering melihat video yang
positif maka, konten video positif juga akan terus bermunculan. Selain itu, aplikasi Tiktok ini dapat menjadi
tempat mata pencaharian yang mendatangkan uang bagi para penggunanya.
Demam Tiktok semakin merajalela, terutama di kalangan
anak muda, Dengan menggunakan dan
menonton video pada aplikasi Tiktok dapat menyebabkan kecanduan. Masih banyak juga yang menyalahgunakan aplikasi Tiktok
dan membuat video yang tidak pantas menjadi tontonan. Aplikasi Tiktok
tidak menyeleksi video yang diunggah para penggunanya, maka dengan seringnya
beredar video-video yang tidak pantas ditonton dan dilihat, mengakibatkan
banyaknya merusak moral dan perilaku anak-anak remaja yang masih dalam masa
pubertas dan belum bisa menentukan mana yang baik dan yang buruk. Terlebih
dengan anjuran di rumah saja, banyak orang terutama remaja mencari kesibukan
dengan menghabiskan waktu untuk bermain HP saja.
Dengan berkembangkan teknologi saat ini,
mereka dapat memanfaatkan fasilitas internet untuk bisa mengakses berbagai
konten dari yang positif hingga yang negatif. Mereka dengan mudah akan
mengikuti dan menirukan hal-hal yang menurut mereka menarik dan lucu tanpa
memikirkan dampak apa yang akan terjadi di kedepannya. Jika video tersebut
menjadi viral dan banyak diikuti, maka tidak jarang mereka juga suka mengikuti
apa yang mereka lihat dan akan membuat video tersebut dengan versi mereka
tersendiri. Perubahan pola perilaku yang terjadi adalah karena para remaja tidak
dapat membedakan video-video Tiktok yang menjadi viral dan banyak ditonton itu
apakah adalah video yang bermanfaat, bermoral dan bersifat edukasi atau malah
sebaliknya.
Seiring dengan perkembangannya, Tiktok tak
lagi membawa dampak positif dan mendidik untuk anak-anak remaja. Karena, kecenderungan
remaja saat ini untuk membuat video-video tidak wajar mulai meningkat. Beberapa dari mereka hanya mementingkan
viewers ataupun likes yang akan mereka dapatkan. Saat ini video yang lebih banyak viral dan
disukai adalah video berjoget dengan goyang erotis yang menampakkan lekuk tubuh hingga menuju hal-hal yang
berbau pornografi. Hal ini menyebabkan
hilangnya rasa malu yang seharusnya dimiliki oleh kalangan remaja yang telah
menempuh dunia pendidikan
hanya demi viralitas. Pendidikan karakter yang telah diberikan seakan tak berfungsi dan hilang dalam bermoral, beretika serta berakhlak mulia. Hal ini sangat bertolak
belaka dengan pentingnya pendidikan sebagai pilar utama untuk
memajukan suatu bangsa. Apabila sebagai anak
remaja yang hanya bermalas-malasan untuk belajar dan menghasilkan
konten-konten yang tidak bermanfaat maka bersiap diri untuk kemunduran bangsa nantinya
Generasi Z
yang masuk dalam society 5.0 termasuk sebagai generasi emas yang akan membawa
perubahan baik nantinya. Maka sebaiknya, aplikasi Tiktok ini kembali dijadikan
sebagai wadah untuk meningkatkan kualitas pola pikir serta mengoptimalkan
potensi-potensi yang ada dan menyiapkan diri untuk menjadi generasi penerus
yang mempersiapkan masa depan bangsa yang lebih baik, seperti dengan
memanfaatkan teknologi internet untuk menyampaikan Pendidikan dan pengetahuan
yang belum banyak diketahui, berdakwah dengan menyampaikan pesan-pesan yang
baik, membuat video yang bisa menambah semangat remaja dalam belajar dan
membuat konten karya yang menghibur dalam berbagai hal positif lainnya.
Memang tidak
akan mungkin mengubah pola pikir semua orang menjadi sama. Bagaimanapun setiap
orang mempunyai kebebasannya sendiri dalam mengekpresikan dirinya dan juga
memiliki hak masing-masing dalam menentukan apa yang disukai. Tetapi, semua
harus tau batasan, selagi tidak berlebihan dan merugikan orang lain maka itu
tidak menjadi masalah. Karena setiap hal tidak terlepas dari hal yang positif
dan juga negatif. Semua kembali bergantung pada diri sendiri bagaimana
menyikapi sesuatu yang baik serta menghindarkan diri dari sesuatu yang berdampak
buruk dan tidak bermanfaat. Sebagai remaja generasi Z maka, bergerak dan
berdampaklah dalam membawa perubahan, jadilah pribadi yang gaul tanpa
menghilangkan moral dan akhlakul karimah.***