Notification

×

Iklan

Iklan

Optimalisasi Ekonomi Digital, Gen Z Siap sebagai Tulang Punggung Perekonomian Indonesia Masa Depan

Kamis, 16 Desember 2021 | Desember 16, 2021 WIB | 0 Views Last Updated 2021-12-16T05:17:47Z
abati parfum | Parfum Arab Terbaik

Salsabila Rezki Firdausia Mahasiswa Semester 3 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarifhidayatullah Jakarta

TamiangNews.com -- Jika mendengar tentang Digital, tentu kita akan tertuju pada teknologi. Dizaman serba canggih ini, sudah tak asing lagi bagi kita untuk hidup bergandengan dengan teknologi. Penggunaan teknologi dalam kehidupan sehari hari tentu dapat memudahkan pekerjaan, namun apabila penggunaan teknologi ini di optimalkan tidak hanya kemudahan yang kita dapat melainkan berbagai keuntungan di beberapa sector. Seperti yang sudah terjadi beberapa tahun kebelakang ini, bangkitnya berbagai bidang perekonomian diakibatkan oleh maraknya penggunaan teknologi yang tentunya mengikuti perubahan zaman. 

Berbicara tentang digitalisasi ekonomi, Indonesia memiliki potensi yang cukup besar untuk mengembangkan perekenomianya. Hal ini terlihat dari aktivitas penduduk Indonesia yang cukup tinggi dalam kegiatan digital, terutama dalam belanja online. Lebih lanjut, Indonesia memiliki jumlah penduduk yang mencapai 262 juta jiwa, 51 persen di antaranya adalah pengguna internet. Mayoritas mengakses internet dari telepon seluler (ponsel). Smartphone memiliki peran fundamental dalam keseharian penduduk Indonesia. Rata-rata empat jam setiap hari waktu yang dihabiskan untuk berselancar di dunia maya melalui ponsel, terutama terkoneksi dengan media sosial. Mereka kebanyakan adalah penduduk berusia muda. 

Dilansir dari data Badan Pusat Statistik (BPS) diketahui jumlah penduduk Indonesia hingga 2020 didominasi generasi Z dan generasi milenial. Dari hasil survei sepanjang Februari- September 2020 itu didapati jumlah generasi Z mencapai 75,49 juta jiwa atau setara dengan 27,94 persen dari total populasi berjumlah 270,2 juta jiwa. Sementara, generasi milenial mencapai 69,90 juta jiwa atau 25,87 persen. Anak muda telah menjadi konsumen utama ekonomi digital. Saat ini, mereka yang lahir pasca-1980 atau yang sering disebut sebagai generasi milenial, yang menentukan arah pasar ke depan. Lembaga konsultan Solidiance memprediksi jumlah generasi milenial Indonesia akan mencapai 50 persen dari total populasi pada 2027. Sebagai digital native, generasi milenial menginginkan kemudahan dalam melakukan transaksi. Perangkat mobile dan media sosial akan berperan penting dalam aktivitas keseharian. Tak terhindarkan, permintaan akan layanan berbasis teknologi digital akan meningkat drastis.

Merujuk hal tersebut, mengoptimalkan partisipasi millenials dan gen Z bisa berdampak baik pada kebangkitan ekonomi Indonesia dimasa yang akan datang. hal tersebut tentu membutuhkan peran pemerintah sebagai promotor yang memiliki andil yang besar dalam menciptakan tujuan perekonomian sebuah negara. Adapun dalam mendukung ekonomi digital, saat ini Pemerintah sedang melakukan penyiapan dan pengembangan SDM (talenta digital), menguatkan ekosistem start-up untuk mendukung digital entrepreneur, dan meningkatkan konektivitas sebagai backbone ekonomi digital. Langkah lain yang tak kalah penting adalah dengan membuat berbagai inisiatif pengembangan, kebijakan dan regulasi. 

Namun, apakah hal tersebut akan mampu berjalan secara optimal? melihat fakta yang terjadi bahwa saat ini, generasi millennial banyak yang menyimpang dan tidak seperti yang di harapkan sebagai pembawa perubahan bangsa ini dan tentu hal ini menjadi pusat perhatiaan yang perlu di perhatikan bersama dan di tangani dengan cara yang mereka butuhkan seperti yang telah di lakukan pemerintah kita dengan menggerakan ekonomi kreatif sebagai wadah untuk berkarya dengan tujuan generasi millennial mampu menghadapi era revolusi industri 4.0 yang mana saat ini sedang terjadi dan mampu membawa perubahan terutama pada dirinya sendiri selain dari perubahan bangsa ini. Generasi millennial di harapkan bisa memanfaatkan ekonomi kreatif sebagai wadah pengembangan diri untuk berkarya.

Menurut United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD), ekonomi kreatif adalah konsep ekonomi yang berkembang berdasarkan pada aset kreatif yang berpotensi menghasilkan pertumbuhan dan perkembangan ekonomi. 

Menurut Kementerian Perdagangan Indonesia menyatakan bahwa ekonomi kreatif adalah suatu upaya pembangunan ekonomi berkelanjutan melalui kreativitas dengan iklim perekonomian yang berdaya saing dan memiliki cadangan sumber daya yang terbarukan. Dari dua defenisi tersebut dapat disimpulkan bahwa ekonomi kreatif adalah konsep perekonomian di era ekonomi baru yang mengintensifkan informasi dan kreativitas dengan mengedepankan ide dan pengetahuan dari sumber daya manusia sebagai faktor produksi yang paling utama. Kreativitas, keahlian, talenta, adanya produk yang di hasilkan, produk yang kreatif, kerja sama yang baik, ide atau gagasan yang baik, dan mempunyai konsep yang kreatif merupakan ciri umum ekonomi kreatif.

Dari pembahasan diatas, dapat kita simpulkan bahwa peran digitalisasi ekonomi membawa dampak yang sangat baik dalam upaya membangkitkan ekonomi bangsa di tengah situasi pandemic ini. Dengan adanya teknologi, kita bisa melakukan banyak hal yang dengan efektivitas waktu yang cepat. Tidak hanya itu, pembekalan yang cukup tentang digitalisasi yang optimal pada gen  Z akan menjadi hal yang sangat baik bagi generasi muda untuk menghadapi tantangan ekonomi di masa yang akan datang.  

Pengembangan ekonomi kreatif generasi ebagai wadah untuk berkarya dengan tujuan generasi millennial mampu menghadapi era revolusi industri 4.0 dan  mempercepat akselerasi transformasi digital di berbagai sektor. Sehingga dapat berkontribusi positif terhadap percepatan pemulihan ekonomi.***

 

×
Berita Terbaru Update