Notification

×

Iklan

Iklan

Menanggapi Kontroversi Syiah Dan Sunni

Selasa, 28 Desember 2021 | Desember 28, 2021 WIB | 0 Views Last Updated 2021-12-28T14:51:52Z
abati parfum | Parfum Arab Terbaik

Alifia Widyakusuma Mahasiswa Semester 1 Prodi PGMI, Institut Agama Islam Negeri Pekalongan

TamiangNews.com -- Berbicara soal Syiah dan Sunni, adalah dua aliran dalam islam yang jumlah pengikutnya besar. Sunni (ahlussunnah Wal jama’ah) atau yang sering kita sebut dengan kata ASWAJA orang-orang yang konsisten mengikuti tradisi Nabi Muhammad. Baik dalam tuntunan lisan maupun amalan serta sahabat mulia beliau. Golongan ini percaya perbuatan manusia diciptakan Allah dan baik buruknya karena qadha dan qadar-Nya. Kelompok Ahlussunah juga memperurutkan keutamaan Khulafa'ar-Rasyidin sesuai dengan urutan dan masa kekuasaan mereka. Golongan Sunni mengikuti aliran Asy'ari dalam urusan akidah dan keempat imam Mahzab (Malik, Syafi'i, Ahmad bin Hanbal, dan Hanafi).


Sedangkan Syiah yang secara kebahasaan berarti pengikut, pendukung, pembela, dan pecinta ini adalah kelompok yang meyakini bahwa Nabi Muhammad telah menetapkan dengan nash (pernyataan yang pasti) tentang khalifah beliau dengan menunjuk Imam Ali. Menurut mereka  bahwa Ali bin Abi Thalib adalah yang paling utama di antara para sahabat dan yang berhak untuk memegang tampuk kepemimpinan atas kaum Muslim, bukan Umar Bin Khattab, Abu Bakar Ash- Shiddiq, ataupun Utsman Bin Affan. 


Lalu, Mengapa kedua golongan ini sampai terlibat konflik walau 'kelihatannya' sama-sama mengaku Islam dan meyakini adanya Tuhan, Allah Swt. Nah pemahaman ini yang perlu diluruskan, karena saat ini telah banyak isu pertikaian kelompok Syiah dan Sunni di Indonesia. Kedua aliran tersebut memiliki kontroversi hubungan yang bermula sejak awal perpecahan di antara pengikut bani Umayyah dan pengikut Ali Bin Abi Thalib, baik secara politis maupun ideologisnya. Aliran ini timbul sebagai akibat dari ketidakpuasan sebagian kalangan terkait dengan kepemimpinan umat islam setelah Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam wafat.


Menurut aliran Syiah, seharusnya penerus kepemimpinan umat islam setelah wafatnya Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam adalah keturunan Nabi, seperti Ali Bin Abi Thalib. Mereka yang menyatakan bahwa Ali bin Abi Thalib adalah yang paling utama di antara para sahabat dan yang berhak untuk memegang tampuk kepemimpinan atas kaum Muslim, bukan Umar Bin Khattab, Abu Bakar Ash- Shiddiq, ataupun Utsman Bin Affan. Dengan kata lain Syi'ah menolak kepemimpinan dari tiga Khalifah Islam, padahal pada saat kepemimpinan Tiga Khalifah inilah Al-qur'an di kumpulkan, mulai dari bentuk lembaran-lembaran hingga menjadi sebuah buku utuh. Syiah tidak mempercayai Al-quran yang disusun pada masa ketiga Khalifah ini dan memilih membuat Al-qur'an versinya sendiri yang tentunya tidak bersumber dari sahabat-sahabat terdekat Nabi Saw. Dan jika Syiah tidak mempercayai Al-qur'an, dasar apa yang digunakan Syiah untuk membenarkan ajarannya? Setahu saya kitab-kitab Syiah sudah dicampur - campur antara potongan ayat Al-qur'an dengan ajaran dari imam-imam mereka dal arti lain dari perkataan manusia.

Dari salah satu video seorang pendakwah agama yaitu dr. Zakir Naik asal India. Beliau hafal Al-quran, dan beberapa kitab suci lainnya sebagai perbandingan agama. Bisa search di Youtube video-videonya, atau search google. Ketika ditanyakan kepadanya mengapa ada banyak aliran/sekte di dalam umat muslim, beliau menjawab dengan bijak di Al-qur'an tidak pernah ada disebutkan Islam terbagi menjadi Syiah dan Sunni, dll. 


Kedua sebutan ini murni hasil karya manusia dan bukan dari Allah Swt. Menurut beliau, jika mau tau suatu ajaran benar atau salah kembalikan saja ke isi Al-qur'an dan hadits2 Nabi Saw. Jika suatu kelompok berpegang teguh pada kedua sumber utama ajaran Islam berarti kelompok tersebut sesuai dengan Islam, jika tidak maka sudah dapat dipastikan kelompok tersebut harus kita tinggalkan.

Dari jawaban tersebut menurut saya suda sangat jelas dan benar banhkan mantab dihati untuk membenarkannya dan mengambil kesimpulan bahwa kita sebagai umat muslim yang pedoman hidupnya adalah Al-qur'an dan hadits, ya maka jika ada dasar ajaran tidak bersumber dari Al-qur'an dan hadits yang jelas, maka ajaran tersebut tidak layak kita ikuti apalagi kita praktekan. 


Disini saya sebagai penulis hanya menanggapi kontroversi yang terjadi menurut opini saya, saya tidak mengklaim mana ajaran sesat mana ajaran benar, dan tidak ada sama sekali  unsur memaksa harus mengikuti aliran Sunni maupun Syiah, karena kebenaran semata hanya milik Allah Swt semata.:). *** 

×
Berita Terbaru Update