Shinta Chania Putri Semester 3 Program studi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
TamiangNews.com --- Dalam perspektif ekonomi islam kemiskinan adalah masalah multidimensi karena berkaitan dengan ketidak mampuan akses secara ekonomi, politik, sosial budaya, dan partisipasi dalam masyarakat. Berbagai kebijakan dan program yang ada dirasakan masih kurang efektif dalam upaya menurunkan jumlah penduduk yang hidup dibawah garis kemiskinan. Faktanya, karena hal ini terbukti dengan adanya kecenderungan peningkatan jumlah penduduk miskin dari masa ke masa. Dalam pandangan perspektif ekonomi islam kesinambungan antara keadilan sosial dan distribusi keadilan harus dijaga sehingga diperlukan individu individu dengan moral yang tinggi.
Terdapat dua poros strategi ekonomi politik yang dapat diupayakan untuk meredam perkembangan kemiskinan. Pertama, kebijakan tidak langsung dengan jalan membenahi infrastruktur penyebab kemiskinan melalui jalur politik. Kedua, kebijakan langsung yang mengaitkan kelembagaan dengan strategi pengurangan kemiskinan, dimana pendekatan kelembagaan beranggapan bahwa pertembuhan ekonomi dan distribusi tidak dapat diserahkan kepada pasar sehingga diperlukan interfrensi pemerintah.
Kemiskinan merupakan permasalahan yang selalu ada disetiap negara, baik dalam bentuk kemkiskinan yang bersifat absolut maupun kemiskinan relative.
Masalah kemiskinan ini harus diupayakan penyelesaianya, sebab jika tidak mampu dislesaikan, maka akan menjadi permasalahan yang dapat mengnggu aktifitas perkenomoian. Al- Qardhawi menjelaaskan bahwa pandangan islam tidak dapat dibenarkan seseorang yang hidup ditengah masyarakat islam sekalipun Ahl al-dzimma (warga negara non muslim) menderita lapar, tidak berpakaian, menggelandang (tidak bertempat tinggal), dan ajaran islam menyatakan perang terhadap kemiskinan dan berusaha keras untuk membendungnya serta mengawasi kemungkinan yang dapat menimbulkan. Hal itu dilakukan dalam rangka menyelamatkan aqidah, akhlak dan perbuatan, memelihara kehidupan rumah tangga, melindungi kestabilan serta ketentraman masyarakat, disamping mewujudkan jiwa persaudaraan antara sesama anggota masyarakat. Kemiskinan dapat dilihat sebagai masalah multidimensi karena berkaitan dengan ketidakmampuan akses secara ekonomi, sosial, budaya, politik dan partisipasi oleh masyarakat.
Berikut konsep pengentasan kemiskinan dalam ekonomi islam secara umum. Allah ta’ala berfirman artinya dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugrahkan Allah padamu, tetapi janganlah kamu melupakan bagianmu didunia dan berbuat baiklah (kepada oranglain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan dibumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan” QS. Al-Qasas 77” dalam ayat tersebut Allah memerintahkan manusia agar memanfaatkan nikmat dunia yang Allah berikan, untk meraih kemulaiaan akhirat. Lalu Allah juga menjelaskan agar jangan melupakan bagian kita dari dunia. Ini mewujudkan meskipun sama sama penting namun untuk akhirat lebih penting jika dibandingkan dengan dunia. Allah berfirman yang artinya “ aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepadaku" (Qs-Az-Zariyat) pengentasan kemiskinan dalam ekonomi islam adalah salahsatu bentuk ibadah yang dilakukan oleh individu, masyarakat, dan pemerintah. Yang tujuan dan ganjaran hakiki nya dalam beribadah dan di akhirat. Dalam proses pengentasan kemiskinan dalam ekonomi islam orientasinya lebih kepada proses dibandingkan hasil.
Dimana harus berupaya secara bersungguh sungguh kemudian hasilnya diserahkan kepada Allah lebih tepatnya kita bertawakal kepada Allah Swt, jika proses telah dilakukan secara baik dengan melakukan upaya jasmaniah dan rohaniah maka niscaya falah akan didapatkan.
Jadi kesimpulan nyan menurut pandangan saya yang telah saya pahami yaitu kemiskinan merupakan masalah multidimensi karena berkaitan dengan ketidak mampuan akses secara ekonomi, politik, sosial budaya, dan partisipasi dalam masyarakat. bentuk bentuk kemiskinan yang ada di Indonesia serta berbagai ragam factor penyebabnya, tentunya sangat mempengaruhi rumusan kebijakan yang dibuat. Bebagai kebijakan dan program yang dirasakan masih kurang efektif dalam upaya menurunkan jumlah penduduk yang hidup dibawah garis kemiskinan. Hal ini melihat fenomena tersebut, islam sebagai sebuah agama yang berasal dari langit diformulasuikan bukan hanya untuk mengukuhkan eksistensi tuhan semata. Akan tetapi, islam juga diperuntukan secara konkrit bagi para pemeluknya yang berada dibumi sebagai media yang ditunjukan untuk “kemerdekaan” manusia dari segala macam belenggu pahit kehidupan seperti kemiskinan, degradasi moral dan ketidakadilan sosial.
Dalam pandangan perspektif islam, kesinambungan antara keadilansosial dan distribusi keadilan harus dijaga sehingga diperlukan individu dengan moral yang tinggi. ***