Notification

×

Iklan

Iklan

Berbisnis Ala Rasulullah

Kamis, 09 Desember 2021 | Desember 09, 2021 WIB | 0 Views Last Updated 2021-12-09T06:11:39Z
abati parfum | Parfum Arab Terbaik

Baiq Inda Sari Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 

TamiangNews.com --- Di era modern bisnis sudah menjadi hal yang lazim dalam kehidupan manusia. Karena sekarang sudah banyak yang terjun dalam bisnis, mulai dari usia remaja ataupun dewasa. Bisnis merupakan suatu kegiatan yang dilakukan baik secara individu maupun organisasi dengan tujuan mendapatkan keuntungan.

Namun berbisnis bukanlah suatu hal yang mudah untuk dilakukan. Dalam berbisnis banyak tantangan dan rintangan yang akan dihadapi. Hanya orang-orang yang memiliki jiwa pantang menyerah yang mampu membuat bisnis itu berkembang. Terlepas dari sikap pantang menyerah, jauh sebelumnya Rasulullah telah memberikan contoh yang baik dalam berbisnis :

1.  Niatkan Karena Allah SWT
Berbisnis selain untuk mencari rezeki haruslah karena Allah, bukan karena ingin menumpuk harta dan keuntungan sebanyak-banyaknya. Dengan melibatkan Allah dalam segala kegiatan maka Allah akan memudahkan segala  urusan.

Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda :

عَنْ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ أَبِيْ حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ: إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى. فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ.

Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al Khattab radhiallahuanhu, dia berkata, “Saya mendengar Rasulullah shallahu`alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena menginginkan kehidupan yang layak di dunia atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan.

2.  Kejujuran

Sikap jujur harus dimiliki oleh setiap orang yang ingin berbisnis. Karena kepercayaan orang lain terhadap produk ataupun bisnis yang kita jalankan sangat penting. Sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah SAW. Beliau tidak pernah berbohong dalam keadaan apa pun, terlebih dalam berbisnis. Karena kejujurannya itu, mendapat gelar al-amin.

 

Dalam berbisnis, beliau tidak pernah mengurangi timbangan. Karena seseorang yang mengurangi timbangan akan celaka sebagaimana firman Allah SWT berikut :

  1. وَيْلٌ لِلْمُطَفِّفِينَ﴿١﴾الَّذِينَ إِذَا اكْتَالُوا عَلَى النَّاسِ يَسْتَوْفُونَ﴿٢﴾وَإِذَا كَالُوهُمْ أَوْ وَزَنُوهُمْ يُخْسِرُونَ﴿٣﴾أَلَا يَظُنُّ أُولَٰئِكَ أَنَّهُمْ مَبْعُوثُونَ﴿٤﴾لِيَوْمٍ عَظِيمٍ﴿٥﴾يَوْمَ يَقُومُ النَّاسُ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ

Artinya : “Kecelakaan besar bagi orang yang curang. Yaitu orang yang menerima takaran, harus dipenuhi. Dan apabila mereka menakar, mereka akan mengurangi. Tidakkah orang-orang yakin mereka dibangkitakan pada hari yang besar yaitu hari saat manusia menghadap Rabb semesta alam” (QS. Al-Muthaffifin 1-6)

3.  Jual barang yang halal dan berkualitas baik
Dalam berdagang, hendaknya seseorang menjual barang yang halal dan berkualitas baik. Hal ini dilakukan agar pembeli merasa puas dan tidak dirugikan. Sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah SAW, selalu memastikan barang dagangannya berkualitas dan tidak cacat.

Rasullullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah jika mengharamkan atas suatu kaum memakan sesuatu, maka diharamkan pula hasil penjualannya” (HR Abu Daud dan Ahmad).

4.  Ambil keuntungan sewajarnya
Dalam berbisnis, seseorang hendaknya mengambil untung sewajarnya, agar tidak merugikan pihak kedua. Karena mengambil untung sebanyak-banyaknya dapat membuat bisnis tidak dapat bertahan lama dan produk yang ingin kita pasarkan menjadi tidak laku dikarenakan harga yang terlalu tinggi. Rasulullah juga hanya mengambil keuntungan sewajarnya dalam berbisnis, sehingga dagangannya cepat laku.

5.  Saling menguntungkan kedua belah pihak
Seseorang yang terjun dalam dunia bisnis, hendaknya memiliki prinsip sama-sama suka. Artinya kedua belah pihak sama-sama merasa senang dan mencapai kesepakatan bersama  baik dalam harga, jenis barang, dan cara memberikan barang tersebut kepada pembeli. Sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW.

Allah berfirman dalam surah Annisa ayat 29:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ إِلَّا أَنْ تَكُونَ تِجَارَةً عَنْ تَرَاضٍ مِنْكُمْ ۚ وَلَا تَقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. 

 

6.  Bersikap ramah kepada pembeli
Dalam berbisnis seseorang haruslah mempunyai sikap yang ramah kepada pembeli. Hal ini bertujuan untuk memberikan daya tarik kepada pembeli. Karena dengan sikap yang ramah kepada orang lain membuat mereka merasa dihargai dan diutamakan. Sebaliknya jika kita menunjukkan wajah judes dan cemberut tentu pembeli akan malas dan kabur, tidak akan membeli di tempat kita lagi.Karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersikap ramah kepada sesama.

7.  Tidak Menjelekkan Bisnis Orang Lain

Rasulullah SAW bersabda :‘Janganlah seseorang di antara kalian menjual dengan maksud untuk menjelekkan apa yang dijual orang lain’ (HR Muttafaq)

Di era modern, banyak orang yang menjelekkan bisnis orang lain. Hal tersebut tidaklah patut dilakukan. Karena Rasulullah SAW berbisnis untuk memuaskan pelanggan, bukan mematikan bisnis orang lain. Akan tetapi kita tidak perlu mengatakan bisnis kita lebih jelek dari pada orang lain. Kita harus menonjolkan kualitas produk kita, dan biarkan pelanggan yang menilai

8.  Tidak Menimbun Barang

Dalam Islam, menyimpan barang agar mendapatkan keuntungan di kemudian hari tidak diperbolehkan. Hal ini dapat merugikan orang lain. Karena menimbun barang akan membuat barang tersebut menjadi langka dan mau tidak mau orang-orang harus membeli barang tersebut.

9.  Membayar Upah Tepat Waktu

Rasulullah SAW bersabda : “Berikanlah upah kepada karyawan sebelum kering keringatnya”(HR. Ibnu Majah)

Ini berarti bahwa setiap pebisnis yang memiliki karyawan haruslah memberikan gaji tepat waktu dan sesuai dengan kerja yang dilakukan.

10.  Membayar Zakat dan Banyak Bersedekah

Seorang pebisnis haruslah mengeluarkan zakat apabila sudah  mencapai nisab. Karena sejatinya di dalam harta seseorang terdapat hak orang lain. Rasulullah memerintahkan para pebisnis untuk menebus kesalahan dalam berbisnis dengan bersedekah. Selain untuk menebus kesalahan, sedekah juga dapat membuka pintu rezeki. Sebagaimana firman Allah dalam al Quran surah al Baqarah ayat 261 :

مَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ اَنْۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِيْ كُلِّ سُنْۢبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللّٰهُ يُضٰعِفُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ ۗوَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ

“ Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui.”

 

Demikianlah contoh bisnis yang dilakukan Rasulullah SAW. Jika pelaku bisnis di era modern menerapkan apa yang sudah dicontohkan Rasulullah, maka bisnis tersebut akan berkembang, memberikan keuntungan dan adanya keberkahan dalam menjalankan bisnis.***  

 

 

 

 

 

×
Berita Terbaru Update