Notification

×

Iklan

Iklan

Seorang Anak Berpindah Agama, Bagaimana Orang Tua Menyikapinya?

Senin, 01 November 2021 | November 01, 2021 WIB | 0 Views Last Updated 2021-11-01T02:24:38Z
abati parfum | Parfum Arab Terbaik
Dafa Zahara Ramadhan Mahasiswa Prodi Optometri Universitas Kristen Krida Wacana

TamiangNews.com -- Pada masa sekarang ini, berpindah keyakinan/agama cukup sering terjadi di lingkungan sekitar atau bahkan dalam keluarga sendiri. Memilih suatu agama memang tidak dapat dipaksakan oleh siapapun. Karena agama merupakan suatu kepercayaan/keyakinan setiap orang kepada Tuhan Yang Maha Esa. 

Dalam kehidupan, seseorang membutuhkan agama untuk dijadikan sebagai pedoman hidup agar hidup menjadi lebih terarah. 

Negara Indonesia memberikan jaminan kebebasan kepada setiap warga negara untuk memeluk agama sesuai yang diyakini. Seperti yang tertulis dalam Undang-Undang Dasar 1945 pada pasal 29 ayat 2 yang menyatakan “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu".

Hal ini menunjukkan bahwa Negara Indonesia tidak memaksakan setiap warga negara untuk memeluk suatu agama tertentu. 

Respon orang tua terhadap seorang anak yang berpindah agama viral di media sosial

Beberapa hari yang lalu, unggahan video dari akun tiktok @fefelucu membuat gempar para netizen. Biasanya orang tua tidak setuju ataupun mengungkapkan kemarahan kepada anaknya jika anak memutuskan berbeda keyakinan dari orang tuanya. Tetapi pada unggahan tersebut, orang tua seorang anak itu memberikan respon yang sungguh diluar dugaan. Dalam unggahan tersebut, terdapat screen shot obrolan dari seorang ibunya yang mengatakan bahwa ibunya tidak dapat memaksa pilihan dari anaknya, dan itu semua sudah menjadi keyakinan dari anaknya sendiri, ibunya hanya berharap yang terbaik untuk anaknya. Tidak hanya ibunya saja, melainkan ayah dari anak tersebut juga memberikan dorongan untuk anaknya agar beribadah dengan rajin.
 
Mengapa seorang anak memilih untuk berpindah agama?
Ketika seorang anak lahir, biasanya akan menganut ajaran agama berdasarkan agama yang dianut orang tuanya. Tetapi seiring anak bertumbuh dewasa, mereka akan dapat berfikir untuk memilih agama yang sesuai dengan dirinya dan akan dapat terjadi perpindahan agama/keyakinan. Seorang anak memilih keputusan untuk berpindah agama karena terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi anak untuk berpindah agama, baik faktor dari dalam maupun luar. 

Faktor dari dalam yang menyebabkan anak berpindah agama yaitu:
Faktor dari dalam hanyalah dari dirinya sendiri yang mendapatkan petunjuk dari Tuhan melalui mimpi, sehingga membuat seseorang mempunyai niat dalam hati untuk berpindah agama tanpa adanya pemaksaan dari orang lain. 

Faktor dari luar yang menyebabkan anak berpindah agama yaitu:
Perpecahan keluarga, sehingga dapat menyebabkan tekanan batin pada seorang anak dan pada akhirnya sering terjadi perpindahan agama. 

Keadaan lingkungan sekitar, sering melihat dan mengikuti tetangga sekitar yang berbeda keyakinan pada acara keagamaan.

Pergaulan dengan teman yang berbeda keyakinan dan sering diajak untuk menemani di acara keagamaan. 
Bagaimana proses terjadinya perpindahan agama?

Proses terjadinya perpindahan agama kemungkinan besar berbeda-beda dalam setiap orang. Seorang psikolog muslim bernama Zakiah Daradjat mengatakan bahwa “proses perpindahan agama dipengaruhi oleh kejiwaan didalam diri seseorang yang terjadi dalam 5 fase”, yaitu:
1. Fase tenang
Dalam fase ini, kejiwaan seseorang masih dalam keadaan tenang, karena sikap seseorang belum terpengaruh oleh fikiran berpindah agama.
2. Fase ketidaktenangan
Fase ini disebabkan karena suatu kejadian buruk atau perasaan berdosa, sehingga muncul kegelisahan dan rasa ragu dalam batin seseorang. Dalam fase ini terjadi proses pemilihan keyakinan yang baru agar dapat mengurangi kegelisahan dalam batin.
3. Fase konversi
Dalam fase ini, kegelisahan batin sudah mulai menghilang dan muncul ketenangan jiwa, karena sudah berhasil menemukan pilihan yang sesuai dengan keyakinan batin seseorang. Pada fase ini, seseorang sudah memiliki keyakinan yang berbeda dari sebelumnya.

4. Fase tenang dan tentram
Dalam fase ini, muncul keadaan tenang dan tentram karena rasa puas atas keputusan yang sudah dipilih. Hal ini muncul karena seseorang dapat membuat batin menerima konsep keyakinan yang baru.

5. Fase ekspersi konversi
Fase ini sebagai wujud dari sikap seseorang menerima konsep baru dari ajaran agama yang dipilihnya.

Jadi, bagaimana orang tua menyikapi anaknya yang berpindah agama? Menurut pendapat saya, jika anak memutuskan berpindah agama, sebagai orang tua jangan langsung memberikan perlakuan yang membuat batin anaknya menjadi tertekan. Sebaiknya orang tua memberikan penjelasan kepada anaknya bahwa semua ajaran agama itu mengajarkan kebaikan, tergantung diri sendiri untuk menjalankan perintah dan ajaran yang terdapat di agama yang diyakini. 

Dengan begitu, anak akan dapat memahami bahwa semua agama itu pada dasarnya memiliki tujuan yang sama yaitu memberikan ajaran kebaikan. Jika memang anak tersebut sudah memiliki niat dalam hatinya sendiri untuk berpindah agama tanpa adanya pengaruh dari luar, kita sebagai orang tua harus menghargai jalan pilihan dari anak. Dan juga mengingatkan anak agar selalu beribadah sekaligus menjalankan perintah-perintah dari ajaran agama yang dipilihnya tersebut. []***
×
Berita Terbaru Update