Latifah Reza Sahpahlevi Mahasiswa Semester 3 Prodi Akuntansi, Universitas Muhammadiyah Malang
TamiangNews.com -- Pembatasan sosial dan fisik karena pandemi Covid-19
berdampak besar terhadap aspek kehidupan termasuk aktivitas seni budaya.
Berbagai workshop seni, pameran, pembacaan sastra, puisi, atau pementasan seni
pertunjukan yang sudah terencana sebelum pandemi terpaksa dibatalkan.
sebagai seorang
freelance seniman, pembatalan job di awal pandemi sangat mempengaruhi
financialnya untuk menjalani kehidupan sehari-hari. Bahkan, kondisi tersebut
sempat menggerus tabungan hasil pentasnya untuk terus bertahan dengan kondisi
sepi Job. Namun keadaan ini tidak menyurutkan semangat produktifitas sejumlah
seniman muda untuk berkarya. Selain memantik banyak inspirasi, situasi pandemi
bisa dianggap sebagai peluang untuk mewujudkan dan menampilkan karya-karya
mereka.
Kegiatan seni
budaya yang semula mengandalkan pengalaman fisik kini berpindah ke ruang maya.
koneksi internet dan pengalaman non fisik jadi cara teraman untuk tergubung
dengan seni. Seperti hal nya garda sambora seniman muda asal kota batu malang
yang terus produktif di tengah pandemic. Menurutnya pandemic adalah sumber
inspirasi dan tantangan baginya. “disetiap masalah pasti ada aja jalan asal
bagaimana kita menyikapi dan mensiasatinya” ujar nya.
Mensiasati
situasi pandemic ini beliau membuat karya dari pengalaman masa sekareang ini,
selain mendapatakan ide beliau juga mencoba beradaptasi dengan pembatasan
social dan fisik. Kini dia menjual dan memamerkan hasil karyanya di dunia maya.
Saat ini para
pengunjung seni juga bisa berinteraksi atau bahkan berkolaborasi dengan karya
seni yang ia lihat di era pandemic seperti saat ini. Teknologi canggih sangat
memungkinkan adanya sentuhan personal untuk menciptakan interaksi dua arah yang
menjadi elemen penting dalam menikmati karya seni. Di era pandemic seniman muda
asal kota batu ini tetap mengusahakan agar karyanya dilirik oleh peminat seni .
***