Ervin Nadhifa Nur Aulia Semester 3 Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Jurusan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Malang
TamiangNews.com -- Secara global, pandemi Covid-19 telah mengganggu milyaran manusia diseluruh dunia. Masyarakat harus membatasi interaksi dengan orang lain untuk mencegah adanya penularan dengan menjalani aktivitas hanya dirumah saja. Dampak dari hal tersebut tidak hanya pada kesehatan masyarakat, tetapi juga mempengaruhi kondisi perekonomian dunia yang mulai lumpuh perlahan akibat bencana Covid-19.
Pandemi Covid-19 juga menyerang Indonesia dengan penyebaran virus yang sangat cepat. Wabah Covid-19 pertama kali muncul di Indonesia pada tanggal 2 Maret 2020. Kejadian tersebut mengejutkan masyarakat dan banyak memakan korban jiwa karena penyebarannya yang tidak bisa ditangani secara menyeluruh. Dampak lainnya yang juga dirasakan yaitu kinerja ekonomi mulai menurun sepanjang tahun 2020 yang berakibat hancurnya tatanan ekonomi di Indonesia. Pemerintah dengan berbagai upaya terus membuat kebijakan untuk mengembalikan kondisi Indonesia seperti semula.
Beberapa kebijakan yang diterapkan pemerintah yaitu, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Dari kebijakan tersebut pemerintah dapat menahan angka kenaikan kasus orang terjangkit virus Covid-19. Meskipun dalam kondisi yang terpuruk, pemerintah sangat berharap setelah kebijakan tersebut diberlakukan kinerja perekonomian Indonesia tahun ini dapat pulih kembali. Namun, kebijakan tersebut berimbas kepada masyarakat untuk mengurangi aktivitas yang akibatnya pada kondisi sosial ekonomi masyarakat terutama masyarakat rentan dan miskin.
Di awal tahun 2021, Indonesia dengan tangguh kembali untuk bangkit dan menyusun strategi untuk mengatasi dampak ekonomi dari bencana Covid-19 yang semakin memakan banyak korban jiwa dari nyawa maupun kondisi ekonomi masyarakat. Pulihnya kondisi Indonesia dibantu dari pemberlakuan kebijakan fiskal dan moneter.
Pengalokasian dana jugaa dibagikan kesetiap bidang untuk antisipasi dampak susulan. Perlahan kondisi ekonomi Indonesia yang semakin pulih tidak jauh dari bantuan yang dirancang pemerintah seperti program penanganan penyebaran Covid-19, Program Pemulihan Nasional (PEN), program vaksinasi massal yang menguras banyak biaya sejak pertama kali kasus Covid-19 di Indonesia.
Strategi dengan Program Pemulihan Nasional (PEN) akan menjadi program yang akan membantu menstabilkan kondisi Indonesia. Menurut Kementrian Keuangan (Kemenkeu) strategi PEN difokuskan pada belanja kesehatan dengan anggaran tercatat sebesar Rp 77,18 triliun atau 35,9% dari pagu sebesar Rp 214,96 triliun , perlindungan sosial sebesar Rp 99,33 triliun atau 53,2% dari pagu Rp 186,64 triliun, untuk program prioritas 42,6%, dukungan UMKM 29% dan pembiayaan korporasi 29% yang sudah terealisasi. Melalui program PEN pemerintah diharap bisa mendorong perluasan penciptaan lapangan kerja di Indonesia setelah pandemi ini berakhir.
Menkeu terus memperluas skema kebijakan perlindungan sosial untuk membantu masyarakat pada kondisi miskin dan rentan. Beberapa bantuan yang disalurkan diantaranya kartu sembako, diskon listrik, dan subsidi kuota internet.***