Istiqomah Nur Hasanah Mahasiswa Semester 1 Program Studi Teknologi Laboratorium Medik
Fakultas Ilmu kesehatan dan teknologi
Universitas Binawan
Fakultas Ilmu kesehatan dan teknologi
Universitas Binawan
TamiangNews.com --- Pernahkah kamu mendengar kerabatmu masih mengalami gejala-gejala COVID-19 padahal mereka sudah dinyatakan negatif? atau memang semua orang pasca terinfeksi virus COVID-19 mengalami hal yang serupa? Nah, Pada sebagian orang yang sudah pulih dari COVID-19, gangguan kesehatan yang berkepanjangan menjadi problematika yang cukup serius.
Dikarenakan infeksi virus corona menimbulkan efek yang sangat bervariasi. Tidak hanya menyerang sistem pernapasan, COVID-19 juga mampu menginfeksi berbagai jaringan yang ada di dalam tubuh kita. Oleh karena itu, para penyitas perlu melakukan pemeriksaan lanjutan guna mendeteksi organ mana yang menjadi imbas dari infeksi virus corona dan bagaimana cara pemulihannnya secara baik dan benar. Mari kita ungkap apa sih sebenarnya long hauler COVID-19 itu?
Apa sih long hauler COVID-19 itu?
Kesembuhan pasien semakin hari semakin meningkat. Eits, tapi jangan senang dulu. Kita harus tetap waspada. Waspada itu penting dilakukan, karena mungkin saja orang yang berada disekitar kita menderita long hauler COVID-19.
Menurut Mayoclinic.Org, long COVID-19 adalah kondisi kesehatan sesorang yang sudah dinyatakan sembuh tetapi masih ber-gejala. Sedangkan menurut National Institutes Of Health gejala COVID jangka panjang disebut sebagai PASC, yang merupakan singkatan dari pasca akut SARS-COV-2. Seseorang dapat dikatakan mengalami long hauler COVID, meskipun telah sembuh empat minggu sejak muncul gejala pertama. Sehingga dapat ditarik kesimpulan long hauler COVID adalah suatu gejala yang dialami oleh sebagian orang pasca covid setelah dinyatakan sehat.
Long hauler COVID-19 bukan yang pertama kalinya?
Benar sekali, Fenomena ini memang bukan yang pertama kalinya. Disebutkan oleh beberapa ilmuwan yang percaya bahwa setiap wabah penyakit yang menular pasti menimbulkan efek yang berkesinambungan atau berkelanjutan yang mengakibatkan sebagian dari penyitas mengalami gejala kronis.
Menurut Georgios Pollakis, pakar mikrobiologi, menyebutkan bahwa gejala panjang covid -19 terjadi karena tubuh gagal membersihkan virus secara menyeluruh. Karena sisa virus bersembunyi dalam reservoar (tempat penyimpanan) dan memicu inflamasi.
Apakah anak-anak berpotensi mengalami long COVID juga?
Tentu saja bisa, Menurut wakil ketua American Academy Of Pediatrics Committe On Infectious Diseases, Sean O’leary, Long COVID yang terjadi pada anak memang tidak terjadi layaknya orang dewasa namun harus lebih difokuskan dalam upaya pencegahannya, agar anak-anak tetap terjaga. sekitar 13% -15% anak-anak mengalami gejala berkepanjangan pasca covid lebih dari lima minggu.
Gejala long COVID-19
Dilansir dari CDC atau Centers For Disease Control And Prevention, gejala- gejala umum long hauler COVID-19 sebagai berikut.
• Kesulitan bernapas
• Mudah lelah
• Gejala yang memburuk setelah melakukan aktivitas fisik atau mental
• Sulit berkonsentrasi
• Batuk
• Nyeri otot
• Sakit kepala
• Sulit tidur
• Perubahan siklus haid
• Penciuman, rasa hilang
Pemeriksaan lanjutan guna mendeteksi long COVID.
Mendeteksi long COVID dapat dilakukan dengan tahapan wawancara, pemeriksaan fisik, Pemeriksaan riwayat penyakit sebelumnya serta pemeriksan penunjang seperti pemeriksaan radiologi paru serta laboratorium. Pemeriksaan laboratorium untuk memeriksa parameter laboratorium seperti pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan tanda- tanda proses peradangan dan infeksi, pemeriksaan jantung, sampai pemeriksaan molekuler. Jangan takut untuk berkonsultasi ke rumah sakit, agar kita dapat mengetahui organ mana yang terinfeksi oleh virus ini. Sehingga penanganannya pun semakin tepat.
Bagaimana cara mencegah dan mengatasinya?
Sebenarnya, pencegahan long COVID-19 bersumber dari pencegahan awal sebelum kita terinfeksi. Namun jangan bersedih dulu ya, bagi para penyitas yang sedang mengalami masa long hauler bisa melakukan beberapa hal seperti, mengurangi kegiatan berat, mengkonsumsi makanan bergizi, mengurangi konsumsi kafein, latihan pernapasan, terapi fisik dan perawatan lain untuk meningkatkan kesehatan tubuh dan jangan lupa untuk bahagia. Karena sakit merupakan ujian dari Allah yang dapat menggugurkan dosa kita. Dengan adanya pola fikir dan hidup yang sehat pasti semua akan berangsur membaik.
Ikhtiar terbaik untuk saat ini dalam pencegahan COVID-19 adalah dengan mendapatkan vaksin COVID yang sudah tersebar di seluruh daerah. Disarankan bagi orang tua yang memiliki putra - putri berumur lebih dari 12 tahun untuk mengunjungi balai desa ataupun kinik untuk melakukan vaksinasi secepatnya. Bagi penyitas COVID 19, vaksinasi dapat dilakukan setelah tiga bulan dinyatakan sembuh. Jangan lupa vaksin dan tetap semangat. []***