Notification

×

Iklan

Iklan

Dampak Pandemi Bagi Mahasiswa

Senin, 08 November 2021 | November 08, 2021 WIB | 0 Views Last Updated 2021-11-08T01:04:09Z
abati parfum | Parfum Arab Terbaik
Ibadur Rahman Mahasiswa Semester 1 Prodi Pendidikan Biologi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Maritim Raja Ali Haji

TamiangNews.com -- Tulisan ini mengkaji tentang penetrasi nelayan tradisional di Desa Pulau Dendun Kecamatan Mantang Kabupaten Bintan (2020-2021). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada 1955 mulai marak aktivitas nelayan mencari ikan di laut. Mereka hidup berkelompok menurut daerah tempat mereka mencari nafkah. Nelayan tradisional di Desa Pulau Dendun dijuluki sebagai Pulau Mukat karena alat tangkap yang digunakan berupa pukat bilis (ikan teri). Awalnya, wilayah penangkapan nelayan tradisional tidak jauh dari garis pantai. Seiring perkembangannya merambah ke wilayah operasional yang cukup jauh yakni ke pulau Burus dan Telang.

Dampaknya terhadap kegiatan perikanan pada masyarakat nelayan di sekitar antara lain: (1) harga jual ikan hasil tangkapan rendah; (2) distribusi ikan hasil tangkapan terhambat; (3) perubahan frekuensi operasi penangkapan ikan; (4) pengurangan jumlah anak buah kapal, pendapatan yang diperoleh masyarakat nelayan Kenjeran tidak menentu diakibatkan oleh permintaan dan penawaran dari para pembeli tidak stabil sehingga pendapatan serta pemasukan nelayan Kenjeran menurun selama masa pandemi Covid-19.

Mekanisme Survival yang dilakukan masyarakat nelayan Kenjeran pada masa pandemi Covid-19 yaitu dengan erhemat untuk mengurangi pengeluaran kebutuhan yang ada didalam rumah tangga, memaksimalkan pekerjaan bentukan arisan menjual ikan secara online, serta menggunakan jaringan sosial diantara sesama seperti saudara, tetangga dan teman kerja.Pandemi Covid-19 telah menyebabkan menurunnya perekonomian dan aktivitas di berbagai sektor dan wilayah di Indonesia.

Penutupan sementara lembaga pendidikan sebagai upaya menahan penyebaran pendemi covid-19 di seluruh dunia berdampak pada jutaan pelajar, tidak kecuali di Indonesia. Gangguan dalam proses belajar langsung antara mahasiswa dan dosen dan pembatalan penilaian belajar berdampak pada psikologis anak didik dan menurunnya kualitas keterampilan mahasiswa. 

Beban itu merupakan tanggung jawab semua elemen pendidikan khususnya negara dalam memfasilitasi kelangsungan kampus bagi semua steakholders pendidikan guna melakukan pembelajaran jarak jauh. Bagaimana mestinya Indonesia merencanakan, mempersiapkan, dan mengatasi pemulihan covid 19, untuk menekan kerugian dunia pendidikan di masa mendatang.

Dampak Negatif dari Pandemi. Seperti yang terjadi di Desa Dendun ini ialah, mencakup beberapa mahasiswa harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga, dan tidak mahasiswa/mahasiswi saja melainkan siswa siswi SMP maupun SMA ikut bekerja untuk memenuhi kebutuhan mereka.Sehingga pembelajaran online yang mereka terima terbengkalai dan tidak dikerjakan, membuat salah satu dari mereka kehilangan kesempatan untuk belajar akibat harus memenuhi kebutuhan mereka sampai saat ini masih ada siswa siswa atau pun mahasiswa yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan mereka tidak bisa menyalahkan mereka karena apa?, karena dalam kehidupan kependidikan ini ada juga kehidupan yang harus mereka tempuhi yaitu kehidupan keluarga. Orang tua pasti membantu itu pasti,tetapi jika orang tua pun kurang ataupun tidak ada dalam istilah uang untuk memberi? Mau tidak mau siswa ataupun mahasiswa harus bekerja untuk kebutuhan mereka salah satu contoh untuk mengisi kouta, jika tidak ada uang mereka mau belajar munggunakan apa.

Bagaimana mestinya Indonesia merencanakan, mempersiapkan, dan mengatasi pemulihan covid 19, untuk menekan kerugian dunia pendidikan di masa mendatang.Pandemi corona telah melumpuhkan sendi-sendi      Efektivitas pembelajaran online sangat perlu diperhatikan agar mahasiswa memahami saat pembelajaran berlangsung.

Nasib mahasiswa yang harus berhenti kuliah karena harus bekerja
Untuk memenuhi kebutuhan hidup,tidak mahasiswa saja melainkan banyak anak SMA yang tidak melanjutkan sekolahnya karena pandemi, bisa dikatakan mereka juga berhenti sekolah karena, faktor pembelajaran yang juga tidak efektif, dan pergaulan yang tidak di jaga oleh orang tua, sehingga membuat mereka berhenti sekolah. Sesudah mereka berhenti sekolah sekitar 75% mereka melaut untuk memenuhi kebutuhan ekonomi atau keluarga.

Berdasarkan Kondisi tersebut memberikan berbagai dampak negatif bagi kehidupan manusia baik pada sektor politik, ekonomi dan pendidikan khsusnya mengalami dampak yang begitu besar. permasalahan tersebut, tidak berarti lembaga pendidikan putus semangat untuk meningkatkan citra publik lembaga pendidikan.

Dimasa pandemi covid-19, secara umum menuntut peranan lembaga pendidikan untuk memberikan manajemen dan layanan yang profesional kepada masyarakat. Masyarakat sebagai konsumen lembaga pendidikan saat ini lebih kritis dan realitis dalam memilih lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan kini diharapkan lebih berorientasi pada kebutuhan masyarakat sebagai pelanggannya dan lembaga pendidikan dituntut selalu melibatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaannya salah satu contohnya yaitu menumbuhkan dan membangkitkan rasa tanggung jawab yang lebih besar pada masyarakat terhadap kelangsungan program pendidikan disekolah secara tepat dan hemat. Mengikut sertakan masyarakat dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi sekolah. Sekolah yang dipecahkan menyangkut siswa, guru, perlengkapan, keuangan dan perumusan tujuan sekolah.

Dalam proses ini tidak lupa dengan hubungan masyarakat (Humas)

Pada masa pandemic covid-19, HUMAS merupakan harapan satu-satunya yang dapat digunakan untuk mempromosikan, mengenalkan atau meningkatkan citra public pada masyarakat. Sehingga dalam hal ini terdapat beberapa strategi yang dapat digunakan oleh Humas yaitu 1) Pameran Lembaga Pendidikan 2) Layanan konten website dan sosial media 3) Program virtual kehumasan (internal) dan Bimbungan Konseling Online. 

Strategi tersebut dibuat sesuai dengan keputusan Kemendikbud (Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan) bahwasannya kegiatan belajar mengajar peserta didik dilakuakn secara Daring. sehingga dalam pelaksanaan tugas yang berkaitan dengan Humas harus dimaksimalkan dengan sistem virtual.Pandemi Covid-19 telah mengubah tatanan hidup masyarakat termasuk pada bidang pendidikan. 

Untuk menghindari bertambahnya kasus, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan telah membuat kebijakan tentang proses belajar mengajar yang dilakukan secara daring. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi mahasiswa terhadap pembelajaran daring di masa pandemi Covid-19 Dengan demikian, pendidik dapat memastikan peserta didik mengi-kuti pembelajaran dalam waktu bersamaan, meskipun di tempat yang berbeda. Pendidik pun dapat memberi tugas terukur sesuai dengan tujuan materi yang disampaikan kepada peserta didik. Tapi, kasus yang banyak terjadi ketika penerapan sistem pembelajaran online ini di antaranya, tidak meratanya siswa dan orang tua siswa yang pandai mengoperasikan media online, tidak semua orang tua siswa mampu membeli kouta internet, sinyal internet di rumah siswa tidak terjangkau, sebagian besar orangtua murid yang kondisi ekonominya pas-pasan, juga tidak memiliki ponsel pintar atau smartphone sebagai sarana belajar secara online untuk anak mereka dan kurang terkontrol disebabkan tidak langsung tatap muka.Sedangkan untuk sistem perkuliahan yang efektif selama pandemi adalah daring dan luring secara bergantian dengan memperhatikan prinsip protocol pencegahan Covid-19.

Gejala stres pada mahasiswa semakin meningkat setelah pandemi Covid-19 menyerang. Masalah psikologis yang sering muncul dan dialami oleh mahasiswa adalah kecemasan berlebih, stres, hingga depresi. Hal ini terkait dengan pembelajaran jarak jauh yang memberikan beberapa efek pemicu bagi mahasiswa. Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengetahui faktor munculnya gejala stres pada mahasiswa akibat pembelajaran jarak jauh di masa pandemi covid-19. 

Penyebab munculnya gejala stres pada mahasiswa akibat dampak pembelajaran jarak jauh di masa pandemic covid-19 yaitu tugas perkuliahan, lingkungan belajar, kebisingan, keterbatasan pemahaman terkait materi yang didapat, tidak dapat bertemu dengan orang-orang yang disayangi termasuk teman perkuliahan, jaringan internet yang terkendala, sulitnya pengerjaan tugas kelompok, tidak bisa melakukan hobi seperti biasa, pekerjaan rumah yang menumpuk, kuota internet yang boros, sulit mengkoordinir tugas kelompok, tidak ada ketetapan jadwal perkuliahan, tidak bisa melakukan hobi seperti biasa, pekerjaan rumah yang menumpuk, perubahan hubungan keluarga, tidak bisa beradaptasi, serta kejenuhan yang dialami saat pembelajaran jarak jauh.

Saran stres sendiri memiliki efek yang tidak bisa dianggap remeh. Akumulasi stres menyebabkan frustrasi, depresi, dan kecemasan, dan dapat menyebabkan perhatian pada gangguan hiperaktif, penyalahgunaan zat, antisosial perilaku, dan bahkan kekerasan (Putri, 2014). Agar hal tersebut tidak sampai terjadi, mahasiswa disarankan untuk memanajemen stres. 

Menurut Abbas (2020) memanage psikologis itu penting dan setiap manusia mempunyai pikiran, perasaan, dan dirinya sendiri yang bisa memanage-nya. WHO dalam Muslim (2020) merumuskan strategi untuk menghadapi stres selama pandemi Covid-19 yaitu yang berbincang dan berbagi cerita dengan orang-orang yang dapat dipercayai, menjaga gaya hidup sehat dengan asupan gizi yang cukup, pola tidur yang baik, olahraga dan berinteraksi dengan orang-orang yang disayang bisa dilakukan selama berdiam di rumah, mencari fakta-fakta dan info terbaru yang dapat membantu dalam menentukan tahap pencegahan yang tepat dan menghindari berita-berita yang tidak valid dan kredibel, mengurangi kecemasan dengan membatasi media yang menyebarkan informasi yang membuat semakin cemas dan takut, dan mengoptimalkan kemampuan yang dimiliki untuk mengatur emosi selama masa pandemi ini. Meskipun sangat rindu bisa bertatap muka dengan para mahasiswa (bahkan yang suka celometan sekalipun), namun saya tetap bersyukur karena Tuhan berikan saya kesempatan belajar banyak hal baru. Setidaknya sekarang kemampuan teknologi saya bertambah. Saya juga jadi punya kemampuan mengingat suara orang. 

Dulu menghafal nama saja tidak mudah buat saya. Sekarang saya mulai bisa menebak suara siapa yang sedang bicara (terutama kalau fitur video mereka sedang off). Bersyukur juga karena mahasiswa tetap antusias mengikuti kelas (berharap sampai akhir semester tetap begitu). Bahkan metode daring ini sepertinya membuat mahasiswa yang introvert lebih nyaman untuk bertanya atau memberikan komentar.

Jalan di gunung sambil beriring
Melihat sesuatu disana 
Kouta habis karena daring
Tetap cinta UMRAH semata

Hidup adalah perubahan. 
Kita semua mau tidak mau juga harus berubah mengikutinya. Kenyataan perubahan ini pula yang kelak akan membawa harapan baru bagi kita semua, karena manusia akan selalu berusaha untuk tetap bertahan dan menjadi lebih baik dimana pun dan kapan pun. Filsafat Tiongkok kuno juga mengatakan: “人生无常”(ren sheng wu chang), yang berarti: kehidupan adalah ketidakpastian. 

Awal-awal masa COVID-19 adalah suatu periode ketidakpastian yang cukup panjang. Sejalan dengan waktu kita akan menerimanya sebagai suatu fenomena yang pasti, kenyataan yang harus kita hadapi. Seperti halnya salah satu quote terkenal dari Albert Einstein: “satu-satunya yang pasti adalah ketidakpastian.” Dan kita semua harus bisa menghadapi setiap ketidakpastian dalam hidup kita dengan sebaik-baiknya.

Banyak cerita yang saya dengar dari mahasiswa melalui chat pribadi maupunkegiatan ajang curhat (curahan hati) yang pernah dilakukan. Cukup banyak mahasiswa yang berjuang dengan kesulitannya terkait gaya belajar dan kerja pribadi, terutama dalam hal mengatur waktu, menentukan strategi dan target pengerjaan tugas, kebutuhan akan pendampingan atau teman dalam bekerja, kesulitan berkonsentrasi, dan memotivasi diri. Kesulitan dengan proses asistensi dan komunikasi dengan tutor, terutama dengan tutor yang masih gagap teknologi. Namun tidak hanya tutor saja. Banyak juga mahasiswa yang masih gagap teknologi, lho. Yang bisa saya lakukan dari jarak jauh untuk saat ini hanyalah terus mengingatkan dan memotivasi para mahasiswa untuk berdoa, menenangkan diri, membuat strategi tidak hanya untuk proses PJJ dan saat ini saja, namun juga mempersiapkan diri untuk masa depan mereka.

Masalah lain terkait dengan metode daring, misalnya kuota yang membutuhkan biaya cukup besar, koneksi Internet yang putus sambung, dan juga perangkat digital. Ada mahasiswa yang belum memiliki laptop atau harus bergiliran menggunakannya dengan seisi rumah. 

Masalah lainnya adalah listrik padam saat perlu mengunggah tugas, laptop rusak, dan lain-lain. Belum lagi dengan adanya kontroversi terkait aplikasi Zoom, yang kabarnya bisa diretas. Mahasiswa yang pulang ke kampung halaman juga memiliki perjuangannya sendiri dengan tambahan tugas dari orang tua walaupun hidup lebih terjamin. Mereka juga kesulitan dalam mendapatkan kertas ukuran besar dan bahan maket yang memang lebih mudah ditemukan di Surabaya. Banyak juga yang berkomentar kangen kampus,kangen studio, dan kangen teman-teman mereka. Ada yang mengeluh bahwa mereka menjadi tidak sehat dan gemuk, namun ada juga yang senang.

Yang terakhir adalah saya belajar bahwa waktu ini singkat sekali. Kapan kita dipanggil pulang juga tidak ada yang tahu Bisa terjadi kapan saja dan di mana saja. Oleh karena itu marilah kita gunakan waktu dan kesempatan  
yang ada sebaik mungkin untuk kemuliaanNya. Mungkin esok kita sudah dipanggil pulang. Siapa yang tahu? Semua harta, ketenaran, kepandaian, kehebatan dan kekuasaan yang kita miliki menjadi  
tidak berarti lagi ketika virus Corona itu menyentuh hidup kita. Bagi saya  
yang jadi ukuran hanyalah bagaimana iman kita dan hubungan pribadi kita  
dengan Tuhan. Hanya itu yang dapat menyelamatkanmu. 

Kejarlah yang kekal lebih dari segalanya.... Pandemi Covid-19 ini adalah anugerah Tuhan untuk kita semua bisa belajar, berubah, bertobat, bergantung pada Tuhan, bersyukur dan menggunakan waktu secara lebih bijaksana. 

Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk  
mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi  
mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. []***
×
Berita Terbaru Update