Notification

×

Iklan

Iklan

Covid-19 dan Pendidikan Indonesia

Rabu, 17 November 2021 | November 17, 2021 WIB | 0 Views Last Updated 2021-11-17T01:15:09Z
abati parfum | Parfum Arab Terbaik

Muchammad Diky Darmawan Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang Prodi PAI Semester I

TamiangNews.com -- Kualitas pendidikan di Indonesia makin hari makin menurun, sejak pandemi covid-19, pelajar mendapatkan batasan dalam menuntut ilmu di Sekolah. Bukan hanya pelajar, para mahasiswa yang sedang memasuki jenjang kuliah pun merasakannya. Akhirnya pemerintah membuat keputusan untuk tidak melakukan kegiatan belajar mengajar di sekolah maupun di universitas. Para pelajar dan mahasiswa harus rela tidak melakukan tatap muka dalam pembelajaran demi keselamatan bersama.  


Covid-19 di Indonesia sudah melewati 2 Tahun. Banyak kebijakan pemerintah mulai dari menutup kegiatan masyarakat, Social Distancing, wajib memakai masker, menutup sekolah, serta yang terakhir ini yaitu PPKM. Bahkan  saat ini Indonesia sendiri sudah mendatangkan vaksin dari luar negeri dengan tujuan agar kasus covid-19  segera berakhir. Banyak masyarakat yang pro dan kontra dengan vaksin impor tersebut, tetapi Presiden Jokowi memastikan vaksin itu aman untuk tubuh manusia.


Untuk vaksin ada beragam, ada Sinovac yang memiliki dosis yang sedikit rendah dan juga ada Astra Zeneca dengan dosis yang lumayan tinggi daripada Sinovac sendiri. Sudah banyak masyarakat yang melakukan vaksinasi bahkan sampai yang tahap kedua. Sementara disisi lain PPKM di Indonesia sudah mulai menurun levelnya dan pemerintah sudah mulai membuka tempat kegiatan masyarakat dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.


Sementara Mall, Plaza, dan pasar sudah mulai aktif dan dibuka. Tetapi yang menjadi pertanyaan masyarakat serta para generasi muda khususnya yang masih ada dibangku sekolah mungkin bertanya-tanya kenapa  belum bisa dibuka. Banyak pelajar yang  jenuh dengan belajar mengajar secara daring ini. Mereka tidak mendapatkan akses pembelajaran secara langsung.  Menteri Pendidikan menyatakan bahwa selama kegiatan belajar mengajar secara daring ini berlangsung terjadi penurunan kualitas pelajar Indonesia


Masalah demi masalah datang akibat pandemi ini dan banyak para pelajar yang akhirnya tidak semangat dan malas karena menganggap kalau belajar daring itu sama saja tidak sekolah. Ini merupakan tugas penting Menteri Pendidikan, bagaimana caranya meningkatkan semangat belajar para pelajar dan mahasiswa dalam kondisi covid-19 yang tak kunjung usai. Sementara itu masyarakat Indonesia juga harus berperan aktif dalam mencegah Covid-19 ini agar penularan tidak terjadi lagi.


Covid-19 sudah banyak merugikan banyak warga Indonesia, dari segi apapun mulai dari ekonomi, budaya, pariwisata, pendidikan, dan masih banyak lagi. Banyak kariyawan yang dirumahkan akibat adanya covid-19 ini. Negara tak habis pikir untuk selalu melindungi warganya setiap saat walaupun sudah menelan banyak korban. Meski begitu masih ada saja yang menganggap remeh covid-19 ini. Banyak warga yang tidak menggunakan masker dengan alas an bahwa ini hanyalah konspirasi dunia.


Disisi lain pengusaha akan banyak ruginya karena masih ada pembatasan dari pemerintah kepada warganya. Akhirnya untuk meminimalisir kerugian maka perusahaan banyak melakukan PHK besar-besaran kepada karyawannya. Ini juga merugikan para pelajar yang baru lulus, karena karyawan lama saja di PHK otomatis untuk merekrut karyawan baru sangat sedikit prosentase diterimanya. Walau demikian para pelajar, mahasiswa dan warga Indonesia  supaya semangat melawan keadaan apapun.


Intropeksi diri sendiri itu perlu, kenapa Allah SWT memberikan musibah covid-19 ini. Namun segala rintangan dan cobaan dalam belajar harus diterjang dengan semangat. Bahkan dalam agama Islam seorang yang menempuh belajar dengan sungguh-sungguh maka seperti orang yang berjihad dijalan Allah. Semoga Indonesia lekas membaik dan menjadi negara yang disegani oleh dunia. Tetap berusaha dan tawakal dalam menjalani kehidupan yang keras ini.***

×
Berita Terbaru Update