TamiangNews.com -- Nilai agama adalah segala bentuk peraturan sekaligus ketentuan hidup yang diterima oleh setiap manusia sebagai perintah, larangan, dan ajaran yang bersumber dari Tuhan secara langsung. Lalu, apa yang dimaksud dengan penyimpangan ajaran agama? Mengapa penyimpangan agama dapat berpengaruh buruk bagi kaum milenial ?
Penyimpangan ajaran agama adalah ketika ada oknum atau tokoh agama yang mendistorsikan nilai-nilai atau ajaran-ajaran agama menuju hal yang tidak sesuai dengan ajaran yang seharusnya dan dapat menuju ke dalam paham yang negatif, serta melanggar peraturan dan norma yang berlaku di Indonesia.
Penyimpangan ini terjadi karena adanya kesalahpahaman dalam memperdalam ilmu agama sehingga menimbulkan paham lain yang tidak sama dengan hal yang seharusnya menjadi arti sebenarnya. Hal ini dapat berupa penekanan dalam suatu bagian dari ajaran yang menurut nya masih kurang dan bisa diperbaiki, juga sikap fanatisme dimana tradisi nenek moyang menurut nya masih relevan untuk dijalani, dan karena kurangnya pengajaran akan agama sehingga dapat mengartikan suatu ajaran menjadi salah.
Contoh buruk dari penyimpangan ajaran agama ini adalah adanya ideologi-ideologi dan doktrin yang mengatasbawahi ajaran agama. Inilah yang menimbulkan tindak terorisme dan juga pemberontakan kepada pemerintahan. Ideologi dan doktin ini membahayakan bagi kita, kaum milenial, karena paham- paham ini mengincar kaum milenial yang cenderung labil dan masih mencari jati diri, juga mudah terhasut jika dijanjikan hal-hal yang diinginkan atau hal yang menjadi kebutuhan pokok.
Ditambah kaum milenial cenderung sudah melek teknologi, dimana kaum milenial dapat mengakses begitu banyak konten di internet yang tak tersaring. Hal ini membuat kaum milenial cenderung mencari informasi ini di internet saat ingin mempelajari lebih dalam tentang agama. Oleh karena itu, mudah sekali bagi kaum milenial untuk terpapar informasi yang sesat atau yang tidak sesuai dengan ajaran yang seharusnya.
Solusi dari hal ini, yang pertama adalah memperdalam ajaran agama yang benar. Yang benar dalam artian tidak merugikan pihak manapun dan berorientasi pada hal yang baik.
Kedua, menghindari konten-konten internet yang bersifat negatif seperti menyebar kebencian dan juga konten yang memberikan doktrin atau paham yang menyimpang. Ketiga, memiliki komunitas yang positif dimana saling membangun, mengingatkan, dan menguatkan satu sama lain.
Penyimpangan ajaran agama ini sangat berpengaruh buruk bagi kaum milenial. Sifat kaum milenial yang labil dan memiliki rasa ingin tahu yang besar, membuat lebih mudah untuk terpapar paham atau ajaran yang menyimpang atau yang tidak sesuai dengan kaidah yang seharusnya. Hal ini dapat menimbulkan kerugian bagi berbagai pihak. Meskipun memang sulit untuk kita, kaum milenial menghindarinya, tetapi dengan kita memiliki dasar agama yang baik dan taat pada agama masing-masing, niscaya kita akan teguh dalam menjalani kaidah agama yang benar. []***