Oleh : Neil Christian*
Sebagai Warga Negara Indonesia yang hidup di era globalisasi dan modernisasi, tentu kita sudah tidak asing lagi dengan istilah “LGBT”. LGBT itu sendiri merupakan kebebasan ekspresi manusia dalam memilih pasangan hidup, menentukan jati diri sendiri, dan cara pandang seseorang dalam menjalani hidup sebagai mahluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri.
Sebenarnya, apa kepanjangan “LGBT” itu ?. LGBT terdiri dari 4 kata, yakni L merupakan Lesbian, G merupakan Gay, B merupakan Bisexual, dan T merupakan Transgender. Lantas, apa arti dari ke- 4 kata tersebut?. Lesbian, merupakan hubungan antara individu dengan satu individu dalam memilih pasangan hidup yang berjenis kelamin perempuan dan perempuan. Gay, merupakan hubungan antara satu individu dengan individu dalam memilih pasangan hidup yang berjenis kelamin laki-laki dan laki-laki. Bisexual, merupakan cara pandang seseorang dalam memilih pasangan hidup tanpa memandang jenis kelamin lawan pasangan nya tersebut. Dan yang terakhir ialah Transgender, transgender ini merupakan kata dari bahasa Inggris, yakni Trans yang berarti perpindahan, dan Gender berarti kelamin. Bisa kita katakan Transgender merupakan cara pandang satu individu dalam menentukan jati diri mereka dengan cara berpindah dari satu kelamin ke jenis kelamin lainya. Contoh: dari laki-laki berganti kelamin ke perempuan; dan dari perempuan berganti kelamin ke laki-laki.
Bagaimana LGBT Bisa Berkembang di Indonesia?
Dengan adanya media sosial, arus teknologi informasi, modernisasi, dan globalisasi. Masyarakat di Indonesia, maupun diluar Indonesia, bisa mengakses media sosial tanpa ada batasan ruang dan waktu. Banyak media-media sosial yang berisikan tentang LGBT.Meski pada awalnya LGBT itu bukan berasal dari Indonesia, akan tetapi dengan adanya kemajuan teknologi, semua budaya, informasi, hal-hal yang sebelum nya tidak ada di Indonesia, bisa tersedia di Indonesia. Sehingga masyarakat bisa menerima atau menolak LGBT tersebut, tergantung dari masyarakat itu sendiri.
3 Sudut Pandang LGBT Menurut Budaya, Manusia, dan Sains.
Kerabatku seorang LGBT, bagaimana respons atau sikap kita kepada kerabat kita yang merupakan LGBT ?. Terdapat 3 kajian yang bisa di analisa dalam menentukan respons maupun sikap kita terhadap LGBT di Indonesia:
1. Kebebasan Manusia Dalam Berekspresi.
Pada hakikat nya manusia merupakan mahluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri, harus ada orang lain untuk menyokong kehidupan nya. LGBT itu sendiri merupakan kebebasan manusia dalam berekspresi dan cara pandang baru dalam memilih pasangan hidup. Kita tidak bisa memaksa seseorang untuk mengikuti aturan-aturan yang sifatnya tidak merugikan orang lain.
Oleh karena itu, banyak pemerintah-pemerintah diluar Indonesia mulai meresmikan LGBT sebagai cara memilih pasangan hidup yang diakui dan merupakan hal yang legal. Tentu dari perspektif “Kebebasan Manusia Dalam Berekspresi” dan Hak Asasi Manusia dalam melakukan suatu hal, kita tidak bisa pungkiri dan menerima LGBT di Indonesia.
Karena, pada hakikatnya kita sebagai Warga Negara Indonesia sangat menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia dan kebebasan masyarakat Indonesia dalam berekspresi. Namun, ada 2 kajian lagi yang harus kita analisa dalam menerima dan respons kita terhadap LGBT. Dengan pertimbangan yang matang, kita bisa menentukan kebijakan atau respons kita terhadap LGBT di Indonesia.
2. Sains.
Tentu kita sudah tidak asing lagi bahwa reproduksi hanya bisa dilakukan oleh lawan jenis, yakni laki-laki dengan perempuan. Jadi, dengan adanya LGBT, proses reproduksi tidak mungkin terjadi, karena pada dasarnya proses fertilisasi atau dikenal sebagai pembuahan, harus ada peran dari sperma dari laki-laki dan ovum dari perempuan untuk membentuk suatu zigot, yang nantinya akan membentuk bayi.
Tentu, LGBT ini sangatlah bertentangan dengan sains. Apabila mayoritas masyarakat di Indonesia, maupun secara internasional merupakan LGBT, akan terjadi kepunahan manusia atau manusia tidak akan mampu menghasilkan keturunan yang berkelanjutan. Maka, populasi manusia baik di Indonesia maupun internasional akan menurun dan menyusut secara perlahan.
3. Nilai, Norma, Budaya, Agama-agama di Indonesia.
Sebagai Warga Negara Indonesia yang hidup di tengah-tengah multikulturalisme dan perbedaan-perbedaan baik dari Suku, Agama, Ras, dan Adat istiadat yang berbeda kita semu memiliki persamaan-persamaan dari perbedaan-perbedaan yang ada. Salah satunya ialah, perkawinan harus dilakukan dengan lawan jenis, seperti laki-laki dengan perempuan.
Dari sudut pandang nilai, norma, budaya, dan agama-agama di Indonesia, tentu LGBT merupakan hal yang asing, dan tidak sesuai dengan jalan nya nilai, norma, budaya, dan agama-agama di Indonesia. Tentu hal ini menuai kontroversi dari berbagai nilai, norma, budaya, dan agama-agama di Indonesia. Pasalnya, banyak budaya di Indonesia yang bertolak belakang di Indonesia, banyak masyarakat yang akan mengucilkan seseorang, apabila melanggar atau melakukan hal yang tidak sesuai dengan budaya yang di anut. Contoh nya saja pelaku pencurian, melakukan kekerasan seksual, dan masih banyak lainya. Sama hal nya dengan LGBT, banyak masyarakat yang akan dikucilkan jika mengimplementasikan LGBT dalam memilih pasangan hidup.
Lantas Bagaimana Sikap Kita, Terhadap LGBT di Indonesia?
Pada dasarnya, kaum LGBT merupakan manusia yang seutuhnya ciptaan Tuhan yang harus kita terima dan hargai dari cerminan kebebasan berekspresi dalam memilih pasangan hidup. LGBT itu sendiri merupakan bentuk dari Hak Asasi Manusia, dimana Hak Asasi Manusia tidak bisa kita ganggu gugat baik dalam suatu individu maupun kelompok, dan merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu, kita bisa berjalan beriringan dengan saling menghormati satu sama lain tanpa adanya diskriminasi.
*Penulis adalah mahasiswa Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA) berdomisili di Tegal Alur, Kali Deres Jakarta Barat.