Oleh : Nurul Faiyah Mahasiswa Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi, Semester 1. Nim:21304120). Universitas Negeri Manado (Unima)
TamianNews.com -- Bullying atau pembulian adalah hal yang sangat sering terjadi didalam sebuah pertemanan, biasanya alasan si pembuli membuli seseorang adalah karena iseng dan bercanda. Tapi saat si pembuli sudah melukai perasaan atau fisik seseorang maka itu bukan termasuk iseng dan bercanda tapi sudah termasuk dalam kasus pembulian. Pembulian biasanya terjadi dalam lingkungan sekolah, karena di usia itu anak anak belum bisa memikirkan perasaan orang lain terhadap apa yang mereka katakan dan perbuat. Kurangnya edukasi menjadi salah satu penyebab terjadinya pembulian.
Ada banyak macam jenis bullying, dan yang paling sering terjadi adalah body shaming. Body shaming menurut sebagian orang adalah hal sepele, tapi bagi korban body shaming itu sendiri merupakan hal yang paling menyakitkan. Mereka si korban body shaming itu dihina, direndahkan, dijatuhkan, dipermalukan, dikucilkan, oleh si pelaku pembulian hanya karena fisik dan bentuk tubuh mereka tidak sebagus dan seproposional si pelaku pembulian.
Bullying atau pembulian terutama body shaming sangat berdampak buruk bagi korban karena bukan hanya fisik mereka yang terluka tapi juga mental dan psikis mereka juga ikut terguncang. Biasanya, korban body shaming menjadi orang yang lebih tertutup dan lebih sering melamun karena mereka merasa tidak ada tempat untuk bercerita dan berkeluhkesah sehingga mereka lebih memilih untuk memendam semua hinaan dan perlakuan dari si pelaku. Akibat dari sering memendam segala rasa amarah, kecewa, dan sedih karena hinaan dan perbuatan si pelaku terhadap seseorang dapat membuat orang tersebut mengalami depresi,rasa takut untuk bertemu orang lain, bahkan bisa membuat orang tersebut merasakan sakit dan nyeri di bagian dadanya secara tiba-tiba karena tekanan yang di terimanya dan akan berlangsung secara terus menerus selagi dia tidak terbuka dan menceritakan apa yang dirasakan pada orang lain.
Dukungan dari keluarga dan lingkungan sekitar sangat penting bagi korban bullying untuk bangkit dan tetap semangat dalam menjalani hidupnya seperti sebelum menjadi korban bullying.
Menjadi korban bullying adalah hal yang tak pernah terduga sebelumnya oleh setiap anak yang menjadi korban. Karena pada dasarnya setiap anak pasti hanya ingin bermain dan mempunyai banyak teman. Bagi anak-anak yang menjadi korban bullying itu merupakan suatu cobaan dan ujian yang paling berat di usianya.
Hendaknya pihak sekolah lebih memperhatikan murid-muridnya karena sekolah adalah tempat belajar dan bersosialisasi bukan tempat untuk saling merendahkan kekurangan seseorang. Perbanyaklah edukasi terhadap anak-anak tentang bullying ini.
Pada hakikatnya bentuk tubuh, warna kulit, jenis rambut, kelengkapan anggota tubuh dll, itu adalah ciptaan dari yang Maha kuasa. Jadi, kita sebagai manusia ciptaan-Nya hanya bisa mensyukuri dan menerima apa yang telah kita dapatkan .
Untuk para korban bullying, sudahi keterperukanmu mari kita bangkit dan bersyukur untuk membalas semua hinaan dan perbuatan mereka dengan prestasi yang kita dapatkan.***