TamiangNews.com -- Indonesia merupakan salah satu negara dengan pengguna internet terbanyak di dunia. Berdasarkan data yang diperoleh oleh Katadata, menunjukkan bahwa Penetrasi Internet di Indonesia di akhir Maret 2021 mencapai 76,8 persen dari total penduduk Indonesia (Kusnandar, 2021).
Hal ini menyebabkan Indonesia berada di posisi ke 15 di antara negara-negara di Asia. Perkembangan teknologi internet yang setiap detiknya berkembang dalam kehidupan sehari-hari berdampak luar biasa terhadap berbagai sektor, salah satunya pendidikan.
Pendidikan merupakan salah satu jantung suatu negara karena pendidikan akan menciptakan pemuda-pemuda yang cerdas dan dapat berkontribusi ke negara di masa depan nanti. Di masa pandemi, Indonesia merupakan negara yang mengimplementasikan teknologi ke dalam dunia pendidikan dengan cepat. Dalam hal ini, lebih dari 530.000 sekolah ditutup untuk upaya mencegah Covid-19 (Liputan6.com, 2020). Sehingga, untuk memperlancar belajar mengajar siswa maka teknologi informasi dan komunikasi melalui internet berperan sangat penting.
Selain pemerintah, sektor swasta juga berperan penting dalam memperlancar serta mengembangkan teknologi pendidikan baik di tengah pandemi maupun sebelum pandemi, diantaranya Ruangguru, Zenius, Harukaedu, Cakap, dan sebagainya. Platform-platform tersebut merupakan salah satu bukti bagaimana sebenarnya transformasi pendidikan melalui teknologi dan internet sangat berkembang dan penting di masa pandemi. Akan tetapi, penulis akan mencoba membandingkan bagaimana pengaruh internet dalam dunia pendidikan dari sisi negatif dan positif.
Dari sisi negatif banyak orang yang berpandangan bahwa internet merusak dunia pendidikan. Hal ini dapat dilihat penggunaan internetnya yang rata-rata dihabiskan oleh para pelajar bukan untuk belajar, melainkan bermain game, media sosial, hingga penyebaran situs-situs terlarang. Akibatnya, pelajar menjadi kecanduan internet dan melupakan kewajiban utamanya yaitu belajar.
Berdasarkan data dari Komisioner Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Kabupaten Natuna, menyatakan bahwa di tahun 2014 terdapat 28% korban pornografi online, 21% pornografi anak online, 20% prostitusi anak online, 15% objek CD porno, dan 16% korban kekerasan seksual online (Diskominfo Kab. Natuna, 2019). Dari data tersebut dapat menggambarkan bagaimana internet sangat berbahaya bagi pelajar dan dunia pendidikan.
Disisi lain, dampak positif yang dihasilkan oleh internet bagi dunia pendidikan juga sangat banyak, seperti mempermudah informasi bagi pelajar, menambah wawasan dengan kursus online, sarana pembelajaran jarak jauh di tengah pandemi, dan masih banyak lagi. Pada dasarnya, di berbagai universitas terbaik di dunia menyediakan program kursus online singkat yang dapat diakses secara gratis dan berbayar oleh seluruh pelajar di dunia. Tidak sedikit juga banyak pelajar yang dapat menghasilkan uang untuk membiayai hidupnya karena internet.
Terlepas dari negatif dan positifnya, perlu dipahami bahwa pendidikan merupakan sebuah usaha yang harus dilakukan oleh pendidik dan orang tua kepada pelajar untuk membangun kedewasaan mereka, baik secara jasmani maupun rohani.
Pendidikan merupakan aktivitas dua arah yang mana terdapat pendidik dan pelajar sehingga keduanya harus saling memahami dan berkolaborasi untuk menciptakan pendidikan yang lebih baik.
Dari pemaparan di atas, penulis melihat bahwa internet dalam dunia pendidikan merupakan suatu tantangan bagi pelajar. Tantangan yang dimaksud adalah apakah pelajar akan mengambil sisi positif atau negatifnya. Hal ini tentunya merupakan pilihan pelajar itu sendiri sehingga penulis menyarankan agar orang tua dan pendidik dapat mengarahkan pelajar ke jalan yang benar. Sehingga mereka dapat memanfaatkan internet sebaik mungkin untuk belajar dan menambah wawasan khususnya di masa pandemi ini.***
Referensi
Diskominfo Kab. Natuna. (2019). Dilema Internet Lancar Siswa Malas Belajar. Natuna: Diskominfo Kabupaten Natuna.
Kusnandar, V. B. (2021). Penetrasi Internet Indonesia Urutan ke-15 di Asia pada 2021. Jakarta: Katadata.
Liputan6.com. (2020). 6 Ribuan Sekolah Ditutup Akibat Pandemi Corona Covid-19. Jakarta: Liputan 6.