Ada beberapa macam gangguan psikologis seperti cemas, stress, depresi, dan lainnya. Respon seseorang terhadap kejadian yang menantang atau mengancam disebut dengan stress (Raphael, 2002).
Foto : Ilustrasi |
Setiap orang yang mengalami stress dalam hidupnya disebabkan oleh adanya stimulus yang mengawali atau mencetus suatu perubahan yang dinamakan dengan stressor. Seseorang harus menghadapi stressor tersebut secara efektif agar mampu mengontrolkecemasan, kegelisahan, dan kemarahan dengan baik.
Namun pada kenyataannya tidak semua orang mampu melakukan adaptasi dan mengatasi stressor tersebut, sehingga menyebabkan stress, cemas, dan depresi.
Gejala yang dikeluhkan penderitaseeprtikeluhanpsikisdandisertai oleh keluhan fisik (somatik). Ada beragam metode untukmengatasi stress seperti relaksasi menggunakan aromaterapi,cukup istirahat, terapi menggunakan musik, berolahraga dan melakukan rekreasi (Koensoemardiyah, 2009).
Salah satu pengobatan alternatif stress yang penulis usulkan adalah dengan menggunakan aromaterapi dari minyak esensial bunga lavender (Lavandula angustifolia). Aromaterapi adalah teknik pengobatan dengan aroma minyak esensial dari proses penyulingan berbagai bagian tanaman, bunga, maupun pohon yang masing-masing mengandung sifat terapi yang berbeda (Halcon, 2006).
Para peneliti membuktikan bahwa orang yang berada di lingkungan yang beraroma harum mempunyai rasa percaya diri yang tinggi. Bau yang terhirup emberikan dampak signifikan terhadapperasaan manusia.Aromaterapi lavender dapat meningkatkan frekuensi gelombang alfa di belakang kepala (Hutasoid, 2002).
Minyak esensial dari bunga lavender (Lavandula angustifolia) membantu mengurangi bahkan mengatasi gangguan psikologis dan gangguan rasa nyaman seperti stress,cemas, depresi, dan sebagainya.
Minyak esensial dari bunga lavender (Lavandula angustifolia) juga memberikan efek sedatif atau menenangkan (Dwijayanti, 2014) Lavender mengandung bahan aktif utama yaitu linalool (C10H18O).
Berdasarkan penelitian, dalam 100 gram bunga lavender Lavandula angustifolia) tersusun atas beberapa kandungan, seperti minyak esensial (1-3%), linalool (26,12%), linalyl acetate (26,32%), caryophyllene (7,55%), beta-myrcene (5,33%), terpinine-4-ol (4,64%), geranyl acetate (2,14%), borneol (1,21%), limonene (1,06%), cineol (0,51%), alpha-pinene (0,22%), cymene (0,3%), dancamphene (0,06%).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kandungan utama dari bunga lavender adalah linalyl asetat dan linalool (C10H18O) (Dahmawati, 2016).
Molekul dan partikel lavender ketika dihirup akan masuk melalui hidung,kemudian diterima oleh reseptor saraf sebagai signal yang baik dan diinterpretasikan sebagaiaroma yang menyenangkan, sehingga membuat sensori aroma tersebut dapat masuk mempengaruhi sistem limbik sebagai pusat emosi seseorang, sehingga saraf dan pembuluh darahperasaan akan semakin relaks dan akhirnya rasa stress dapat berkurang. Saat aromaterapidihirup, zat aktif yang terdapat di dalamnya akan merangsang hipotalamus (kelenjar hipofise)untuk mengeluarkan hormon endorpin yang merupakan zat yang dapat menimbulkan rasa tenang, relaks, dan bahagia (Frayusi,2012).
Aromaterapi ini akan diberikan dalam bentuk sediaan inhalasi. Menurut sejarah penggunaannya, aromaterapi dapat diberikan melalui beberapa cara antara lain inhalasi, berendam, pijat, dan kompres. Dari keempat cara tersebut, cara yang tertua, termudah, dan tercepat diaplikasikan adalah aromaterapiinhalasi. Dan sejauh ini tidak diketahui adanya kontraindikasi serta efek samping penggunaan inhalasi aromaterapi lavender (Dwijayanti, 2014).
Foto : Ilza Millenia Jalius |
Dapat disimpulkan bahwa aromaterapi lavender adalah terapi yang menggunakan minyak enssensial yang dinilai dapat membantu mengurangi bahkan mengatasi gangguan psikologis dengan mempengaruhi sistem limbik di otak yang merupakan sentralnya emosi, dan mampu menghasilkan hormon endorfin dan enkefalin yang mempunyaisifat penghilang rasa nyeri, dan serotonin yang mempunyai efek menghilangkan stres serta kecemasan. Aromaterapi lavender memberikan efek yang berbeda pada setiap individu tergantung pada usia, gaya hidup, dan bagaimana pemakai menggunakannya, efekaromaterapi akan lebih baik lagi jika mengikuti pola hidup yang seimbang. []
Pengirim :
Ilza Millenia Jalius
Mahasiswa Farmasi, Universitas Andalas