TamiangNews.com, SPORT -- Pemain Manchester City, Ederson Moraes, ternyata sempat tak mau main di posisi kiper. Dia lebih memilih ada di posisi bek kiri.
Ederson adalah pemain yang sempat menimba ilmu di Sao Paulo. Bersama klub asal Brasil tersebut, dia ditempa selama satu tahun untuk kemudian masuk ke akademi klub Portugal, Benfica.
Kariernya perlahan mulai menanjak dengan mencatatkan debut profesional di Ribeirao. Kemudian dia hijrah ke Rio Ave untuk kemudian balik lagi ke Benfica.
Penampilan bersama Benfica menggoda Pep Guardiola selaku manajer Manchester City. Kepiawaian Ederson Moraes mengolah bola dengan kaki, di posisinya sebagai kiper, menjadi salah satu alasan kuat transfer terwujud.
Mundur jauh lagi ke masa kecil Ederson, pemain 26 tahun itu ternyata sempat tak mau menjadi kiper. Hal itu diungkapkan oleh Gilberto Lopes, yang merupakan penemu Ederson, sebelum akhirnya dikirim ke Sao Paulo.
"Dia mengatakan kepada saya: 'tidak profesor, bukan kiper, saya ingin bermain di posisi saya sebagai bek kiri," kata Gilberto dalam wawancaranya kepada Marca.
"Itu normal, (karena) dia masih berusia sembilan tahun dan pada usia itu yang diinginkan sebagian besar anak laki-laki adalah mencetak gol dan bermain di sisi luar," sambungnya.
Sebelum di bawa ke Sao Paulo, Ederson bergabung dengan sekolah sepakbola Ebenezer. Di sana mayoritas anak-anak dari keluarga miskin, yang bisa menikmati sepakbola dengan cuma-cuma.
"Mereka (keluarga Ederson) membawanya ke kami karena salah satu saudara laki-lakinya bersama kami. Keluarganya sangat miskin, tetapi terstruktur dan orang tuanya hadir," Gilberto mengungkapkan.
"Mereka berasal dari daerah yang kebanyakan rumah-rumahnya tak mempunyai atap. Ayahnya bangun pagi-pagi sekali, jam empat pagi, untuk mengirim sekotak buah. Kadang-kadang dia membantunya," beber Gilberto.
Ederson Moraes sudah tampil selama tiga musim untuk The Citizens. Semua gelar domestik di Inggris sudah berhasil dia rasakan. [] DETIKSPORT
 |
| Foto : Detiksport |
Kariernya perlahan mulai menanjak dengan mencatatkan debut profesional di Ribeirao. Kemudian dia hijrah ke Rio Ave untuk kemudian balik lagi ke Benfica.
Penampilan bersama Benfica menggoda Pep Guardiola selaku manajer Manchester City. Kepiawaian Ederson Moraes mengolah bola dengan kaki, di posisinya sebagai kiper, menjadi salah satu alasan kuat transfer terwujud.
Mundur jauh lagi ke masa kecil Ederson, pemain 26 tahun itu ternyata sempat tak mau menjadi kiper. Hal itu diungkapkan oleh Gilberto Lopes, yang merupakan penemu Ederson, sebelum akhirnya dikirim ke Sao Paulo.
"Dia mengatakan kepada saya: 'tidak profesor, bukan kiper, saya ingin bermain di posisi saya sebagai bek kiri," kata Gilberto dalam wawancaranya kepada Marca.
"Itu normal, (karena) dia masih berusia sembilan tahun dan pada usia itu yang diinginkan sebagian besar anak laki-laki adalah mencetak gol dan bermain di sisi luar," sambungnya.
Sebelum di bawa ke Sao Paulo, Ederson bergabung dengan sekolah sepakbola Ebenezer. Di sana mayoritas anak-anak dari keluarga miskin, yang bisa menikmati sepakbola dengan cuma-cuma.
"Mereka (keluarga Ederson) membawanya ke kami karena salah satu saudara laki-lakinya bersama kami. Keluarganya sangat miskin, tetapi terstruktur dan orang tuanya hadir," Gilberto mengungkapkan.
"Mereka berasal dari daerah yang kebanyakan rumah-rumahnya tak mempunyai atap. Ayahnya bangun pagi-pagi sekali, jam empat pagi, untuk mengirim sekotak buah. Kadang-kadang dia membantunya," beber Gilberto.
Ederson Moraes sudah tampil selama tiga musim untuk The Citizens. Semua gelar domestik di Inggris sudah berhasil dia rasakan. [] DETIKSPORT
