![]() |
Sejumlah warga sedang berkumpul disebuah warung kopi seputaran Kota Langsa membicarakan HOK milik mereka ditelap Geuchik |
TamiangNews.com|KOTA LANGSA - Sejumlah warga Gampong Simpang Lhee, Kecamatan Langsa Barat, Kota Langsa, pertanyakan terkait 16 titik Pekerjaan fisik Pengerasan Jalan yang bersumber dari Dana Desa (DD) Tahun 2020 yang diduga dikerjakan tidak sesuai dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB).
Terkuaknya kasus ini setelah sejumlah warga masyarakat yang bekerja kalau itu mendapati pembayaran Hari Orang Kerja (HOK) yang dibayar jauh dari nilai yang tertera di RAB.
"Kami terima cuma 20.000 rupiah per mobil, sementara di RAB lebih dari itu," ucap Martinus didamping sejumlah warga lain, Senin malam, (20/07/20) di salah satu warung kopi.
Menurut Martinus, pembayaran itu tidak sesuai RAB diketahui setelah Ia dan sejumlah masyarakat mendapatkan salinan RAB pekerjaan 16 titik pengerasan jalan tersebut.
"Belakangan kami mengetahui ternyata di RAB pembayaran untuk HOK Rp.95.000,- per mobil, sementara yang kami terima Rp. 20.000,- per mobil," kata Martinus sembari menunjukan RAB kegiatan tersebut.
Akibatnya, Martinus dan sejumlah masyarakat sangat kecewa dengan sikap dan tindakan yang dilakukan Geuchik Gampong Simpang Lhee. Seyogyanya anggaran yang telah disahkan dan diperuntukan untuk masyarakat yang bekerja saat itu tidak direalisasikan.
"Padahal yang kerjakan masyarakat gampong sendiri, dan uangnya kan berputar di gampong, dan itu hak kami masyarakat," ucap Martinus dengan nada kesal.
Oleh karena itu, Martinus dan sejumlah masyarakat berencana akan mengadukan hal itu kepada Walikota Langsa dan meminta instansi terkait dapat memeriksa pengunaan DD di Gampong.
"Kami sudah siapkan data dan fakta temuan kami dilapangan, rencana kami akan menghadap Walikota untuk mengadukan hal ini," tutur Martinus.
Sementara Geuchik Gampong setempat, Ismail ketika dikonfirmasi menyebutkan, semua yang dilakukan menurutnya sudah sesuai dengan ketentuan yang ada, dan nanti segala kegiatan akan diaudit.
"Jika saya dinyatakan bersalah oleh warga dan mereka menduga ada dugaan korupsi nanti inspektorat yang berkompeten menyelidiki dan memeriksa saya," ujar Ismail.
Selain itu, dirinya juga tidak memungkiri gejolak di Gampong tentu pasti ada, terlebih saat ini di Gampong sudah memiliki dana yang seyogianya dialokasikan untuk pembangunan Gampong.
"Ini terjadi bukan hanya di Gampong saya saja, saya rasa di setiap Gampong memiliki hal yang sama," tukasnya. []TN-W.red