Nama :Putri Pratama
NIM :
180101054/UIN AR-RANIRY
Dosen : Iping Rahmat Syahputra M.Sc.
Mata Kuliah : Politik Hukum Islam di
Indonesia
TamiangNews.com | Sukses adalah
kemampuan untuk menjalani hidup anda sesuai dengan yang anda inginkan,
melakukan apa yang paling dinikmati, serta dikelilingi oleh orang-orang yang
anda sayangi dan hormati. Semua orang pasti tergila-gila dengan hal yang
disebut dengan kesuksesan. Ada orang yang rela berkorban demi kesuksesan atau
hanya sekedar pegakuan saja.
Jika dilihat lebih dalam kata “Sukses” bagi
setiap orang memiliki arti yang berbeda- beda yang mana sukses itu sangat
relatif. Bagi seorang penyanyi sukses itu adalah ketika lagunya disukai dan
diminati banyak orang, bagi siswa suksesnya adalah ketika mereka mendapatkan
nilai yang baik, atau jika pedagang maka merasa sukses apabila dagangannya
diminati banyak orang.
Dari berbagai macam kesuksesan yang kita
jumpai pada orang yang berbeda-beda maka definisi sukses juga pasti berbeda.
Lalu, untuk semua kesuksesan yang disebutkan di atas apakah ada kesamaan?,
jawabannya tentulah ada kesamaan. Kesamaannya adalah bahwa kesuksesan itu dapat
diraih dengan kerja keras dan dedikasi yang tinggi pada hal- hal tersebut.
Sehingga sangat bohong apabila ada yang mengatakan bahwa kesuksesan itu dapat
diraih dengan sangat mudah.
Lalu, apakah mereka memperoleh kebahagian
dengan mencicipi kesuksesan tersebut?, jawabannya tentu. Apabila kesuksesan
yang dimaksud diraih dengan kerja keras serta sesuai dengan yang mereka
inginkan tentu saja mereka bahagia. Lalu, bagaimana keadaan mereka sebelum
mendapatkan kesuksesan itu?. Jawabanya sangat beragam.
Dari mereka semua, terdapat beberapa orang
yang merasa tidak berguna sebelum mencapai itu semua. Bahkan mirisnya lagi
mereka tidak dianggap oleh keluarganya. Mungkin peristiwa ini sering ditemui
dan dijadikan sebagai motivasi untuk mendapat kesuksesan. Kemudian mereka
bekerja keras untuk memperoleh pengakuan yang menjadi beban hidup mereka. Kerja
keras tersebut membawa mereka pada titik cerah yang disebut kesuksesan, hingga
pada akhirnya sebuah pengakuan pun diterima bahwa keluarganya mengakuinya
sebagai keluarga.
Saat kita berhenti melangkah dan berhenti
bekerja keras seakan- akan kita menjadi orang yang tidak berguna dan tidak bisa
membanggakan keluarga. Kejadian seperti ini sangat sering dijumpai pada
kehidupan sehari- hari. Contohnya adalah ketika seorang bergelar sarjana
menjadi pengangguran akibat susahnya menemukan lowongan pekerjaan, sebagian
keluarga menganggap kejadian ini adaah aib dan bahkan tidak ingin menganggapnya
menjadi keluarga. Kemudian ketika dia bekerja keras hingga menjadi seorang
direktur, semua mulai menerima dan menganggapnya sebagai keluarga. Parahnya
lagi, orang yang tak dikenali pun mengaku-ngaku dekat dengannya atau mengatakan
“Dia adalah keluarga kami”.
Begitulah pada dasarnya bagaimana orang
memperlakukan orang lain, memotivasi tetapi dengan cara menyakiti. Kenapa tidak
mencoba merangkul mereka yang sedang dalam kedaan gagal untuk terus bekerja
keras?, atau mengapa tidak berjalan beriringan mengantarnya kepada sebuah
kesuksesan?.
Sangat disayangkan bahwa kebanyakan mereka
yang sukses harus berjalan sendiri dengan kerja keras dan tanpa dukungan.
Walaupun kata “Dia adalah keluarga ku” adalah kata yang mampu membayar semua
kerja kerasnya. Namun, pasti ada rasa tangis karena berjalan sendiri disaar
tidak ada yang mau menerima. Memang semua ini menjadi motivasi untuk bekerja
keras, namun sadarlah bahwa ha ini membuat orang kadang menjadi rapuh. Hanya
orang- orang kuat saja yang memutuskan bangkit dan bekerja keras.[]***