Notification

×

Iklan

Iklan

Tahta, Harta, dan Wanita

Selasa, 23 Juni 2020 | Juni 23, 2020 WIB | 0 Views Last Updated 2020-06-23T08:21:35Z
abati parfum | Parfum Arab Terbaik
Dalam mengarungi hidup, setiap manusia tidak terhindar pernah dihadapkan pada kemungkaran atau bahkan kesewenang-wenangan. kesewenanganitu mungkin terjadi pada orang lain, namun kadang pula menimpa diri kita. lantas, apa yang mesti di dilakukan? apakah menyerah, menerima nasib, alias pasrah total.


Sebaliknya, ketika yang terkena kesewenangan ternyata orang lain apakah lantas kita akan menyuekkannya.

Dalam konteks ini islam mengajarkan bahwa bahwa memperjuangkan hak diri yang dijhalimi justru dinilai berjuang dijalan ilahi.

Melawan penjajah merupakan sebuah jihat fisabilillah, melawan orang yang berbuat aniaya adalah perbuatan yang sangat mulia. 'isy kariman au mu syahidan, hiduplah mulia atau mati syahid, yang dijamin pasti masuk syurga.sikap melawan kemungkaran termasuk kesewenang-wenangan bukan hanya wajib ketika diri kita yang teraniaya. 

Ketika orang lain dizalimi, ada pula sebuah kewajiban. setidaknya ada tiga cara yang dapat kita lakukan untuknya, pertama, bila kita mampu melawan dengan tindakan, maka kita harus melakukannya. 

Kedua, bila kita hanya mampu melawan dengan ucapan atau tulisan, lakukan sesuai kemampuan. ketiga, bila kita tak mampu melakukan kedua-duanya, kita cukum diam, menghindari, namun dalam hati mengutuk dan membenci.

Keserakan pada akhirnya dapat menimbulkan kenistaan atau bahkan kehancuran. keserakahan pemimpin yang sudah punya istri jelita, tapi pingin lagi yang kedua, dia terjebak pada sebuah kebohongan, yang menjerumuskan dirinya pada kehancuran.

Mengharapkan burung terbang, punai di tangan dilepaskan. mengharapkan guntur dilangit, air ditempayan ditumpahkan. itulah yang dilakukan pemimpin muda.

Hal demikian kadang manusiawi, oleh karena itu kita harus hati-hati. sebab, kalau menuruti ambisi dan keinginan belaka, manusia akan selalu terjebak pada ketidak puasan nafsunya. dunia ini bak air laut, semakin banyak kita minum, makin haus kita dibuatnya. seandanya manusia mampu menelan bumi dan seluruh isinya, pati itu akan dilakukannya guna memuaskan segala ambisinya.
peristiwa adam yang diusir dari surga kiranya perlu direnungkan. 

Ingatkan ketika adam hidup disurga? kala itu dia dipersilahkan menikmati sembarang rupa. hanya satu yang di larang Allah, buah khuldi. tapi dasar manusia, akhirnya adam tergoda pula oleh keserakahannya, sehingga ia memakannya, dan akhirnya diusir dari surga.keserakahan adalah sebuah perkara yang dapat mencelakakan. sebaliknya, barangsiapa menjual kerakusan dengan kerelaan dan kepuasan, dia akan memperoleh kepuasan dan harga diri.

Harta, tahta, dan wanita umumnya menjadi alat penggoda tercanggih didunia. karena harta dan tahta, orang dapat menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya. karena wanita, orang nekad berbuat aniaya, membuat rekayasa merebut sesuatu yabg bukan haknya.

Padahal dunia sipatnya fana belaka, yang oleh allah disebut wa mataaun ilaa hiin, dan sebagai tempat berusaha sampai batas waktu ditentukan. ingat, dunia hanya sebagai tempat berusaha, bukan sebagai tujuan utama. sebagai sarana untuk mempersiapkan hidup berikutnya, alam baka (kekal). Addunyaa mazro'atu ilal aakhirah, dunia itu sebagai ladang untuk menanam bekal kehidupan akhirat. tergantung manusia, apakah ia menanaminya dengan aneka buah-buahan ataukah membudidayakan pohon tuba, yang justru bisa meracuninya.

Ingatkan peristiwa adam, ketika melanggar larangan Allah? semula secara pribadi adam tak berkehendak mendekati apalah lagi makan buah khuldi larangan ilahi. tapi, hawa telah membujuknya, sehingga adam yang sangat mencintai hawa ikut tergoda, menjadi terperosok dibuatnya. peristiwa adam-hawa terulang lagi dalam alur cerita yazid dam mu'awiyah, dimana wanita berandil dalam terwujudnya kenistaan. ibu yang seharusnya menasihati, mengerem nafsu yazid untuk memiliki ummu khalid, malah justru dibumbui.

Ibu mensosialisasikan pemikiran, bahwa kekuasaan yang dimiliki dapat dimanfaatkan untuk memenuhi ambisi keluarga penguasa. bahkan, si ibu yang juga istri mu'awiyah sebagaimana hawa telah menggoda suaminya. dia merengek agar mu'awiyah dengan kekuasaannya melakukan segala cara memenuhi kebutuhan anaknya. rengekan hawa kepada adam sama maknanya dengan rengekan istri mu'awiyah.

Itulah realitas alam, bahwa kendati wanita dibuat lemah, tap seringkali membuat lelaki bertekuk lutut, mengikuti segala kehendaknya. oleh karena itu, dapat dipahami jika islam menekan tentang sangat pentingnya posisi dan peran wanita, sampai-sampai menggambarkannya, al mar'atul 'imaadul bilaad, fain soluhat fa soluhat, fain sayyiat fafasadat, wanita itu tiang negara, jika kaum wanita nya baik akhlaknya maka negara akan baik, jika kaum wanitanya buruk pekertinya maka negara akan hancur.

Pengirim :
Sawalina Fitri
Mahasiswa Hukum Keluarga, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negri ar-raniry, Banda Aceh.
×
Berita Terbaru Update