Notification

×

Iklan

Iklan

Meledaknya Netizen Tafsirkan al-Qur’an Mengenai “Wabah” dengan Metode Cocokologi

Kamis, 28 Mei 2020 | Mei 28, 2020 WIB | 0 Views Last Updated 2020-05-28T06:16:25Z
abati parfum | Parfum Arab Terbaik
Banyak sekali saudara, sahabat, teman-teman kita yang kecepatannya nge-share lebih kencang dibanding kecepatannya berpikir. Minimal berpikir jernih apakah link, quote, atau konten yang akan disharenya itu sudah benar, tidak meragukan dan masuk aka.

Foto : Ilustrasi
Gawatnya, sebagian besar lagi melakukan itu dengan sepenuh kebanggaan jiwa, seakan-akan sudah yang paling benar. Bila itu terkait dengan al-Qur’an dan hadis, kegembirannya nge-share laksana sederajat dengan berjihad di jalan Allah Swt. 

Adanya pagebluk virus Corona seperti sekarang ini juga tidak selamat dari gebyah-uyah ke merasa heroik-an itu.

Tentu sudah banyak kita jumpai orang-orang yang demikian, yang mereka pikirkan hanyalah soal ketenaran diri mereka tanpa mereka tahu bahwa caranya salah. al-Qur’an bukan ajang untuk dijadikan hal persamaan, al-Qur’an itu suci jadi kita sebagai Umat Islam janganlah sampai menodai.

Takalluf atau pemaksaan dalam mengaitkan ayat Al-Qur’an dengan sebuah fenomena yang saat ini sedang terjadi, saat ini muncul di tengah wabah Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).

Padahal secara bahasa maupun konteksnya, sama sekali tidak ada yang bisa dikaitkan antara ayat dengan fenomena virus ini. Ada banyak ayat yang bisa memberikan tuntunan kepada kita dalam bagaimana memahami dan menyikapi virus Corona yang terjadi. 

Foto : Uswatun Hasanah Mahasiswi IAIN MADURA Program Studi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir
Akan tetapi mencari ayat dalam Al-Qur’an yang membahas secara langsung tentang virus Corona adalah bagian dari "Cocokologi" dalam berinteraksi dengan Al-Qur’an.

Sempat viral di medsos, bahwasannya perintah menetap diri di dalam rumah guna memutus mata rantai penyebaran virus Corona, telah diisyaratkan oleh Al-Qur’an dalam surat Al Ahzab: 33, yang berbunyi Wa Qarna Fî Buyūtikunna (dan hendaklah kamu tetap di rumahmu) , ayat ini dijadikan dasar selebrasi meletus-letus dengan caption takbir, tahlil, tahmid, tasbih, dll.

Pertama, dilihat dari Azbabun Nuzul Ayat ini turun dalam konteks keamanan dan kenyamanan perempuan. Ayat ini berkenaan dengan seorang wanita terhormat yang bermaksud membuang hajat pada malam hari dibelakang rumahnya tanpa menggunakan jilbab, maka datanglah seorang laki-laki yang mengira dirinya adalah seorang budak dan dengan iseng laki-laki itu mengganggunya.

Kedua, secara bahasa asal kata Qarna adalah Iqrarna, karena keberadaan dua huruf Ra memberatkan secara pelafazan, dibuanglah huruf Ra pertama, dan harakatnya berpindah ke huruf Qaf sebelumnya, maka jadilah Qarna yang berarti: menetap di satu tempat.

Ketiga, perintah pada ayat ini ditujukan untuk para istri nabi, agar mereka menetap di rumah dan tidak bersikap sebagaimana kebanyakan para wanita yang kerap keluyuran keluar rumah, bukan untuk sebuah keperluan yang penting, apalagi sampai menimbulkan fitnah di tengah kaum lelaki.

Pengirim :
Uswatun Hasanah
Sekretaris Rayon Persiapan Sakera
Komisariat IAIN MADURA
Mahasiswi IAIN MADURA Program Studi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir









×
Berita Terbaru Update