Asset and Liability Management ( ALMA) adalah suatu usaha untuk mengoptimumkan struktur neraca bank sedemikian rupa agar diperoleh laba maksimal dan sekaligus membatasi resiko menjadi sekecil mungkin.
Fungsi ALMA mengkoordinasikan portofolio asset-liabilitas bank dalam rangka memaksimalkan profil bagi bank dan hasil yang dibagikan kepada para pemegang saham dalam jangka panjang dengan memperhatikan kebutuhan likuiditas dan kehati-hatian. Adapun tugas ALMA adalah memaksimumkan laba, meminimumkan risiko, dan menjamin tersedianya likuiditas yang cukup.
Selain itu, manajemen asset dan liabilitas mempunyai fungsi dan kebijakan dalam menjalankan strategi penentuan harga, baik dalam bidang funding maupun financing, memaksimalkan profit dan meminimalkan risiko.
Pengertian ALMA
Asset adalah sebuah sumber daya yang dimiliki atau dikendalikan oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana beberapa manfaat ekonomi masa depan (s) dapat diharapkan mengalir ke perusahaan.
Manajemen merupakan kebutuhan penting untuk memudahkan pencapaian tujuan manusia dalam lembaga keuangan syariah. Manajeman dalam organisasi bisnis (perusahaan) merupaka suatu proses aktivitas penentuan dan pencapaian tujuan bisnis melalui pelaksanaan empat fungsi dasar, yaitu plaining, organizing, aktuating, controling dalam penggunaan sumber daya organisasi. Manajemen asset dan liabilitas adalah suatu usaha untuk mengoptimalkan struktur neraca bank sedemikian rupa agar diperoleh laba maksimal sekaligus membatasi resiko menjadi sekecil mungkin. Manajemen aktiva dan pasiva disebut pula dengan Asset and Liability Management (ALMA).
Manajemen Liabilitas yaitu kemampuan bank dalam menyediakan dana yang cukup untuk memenuhi semua kewajibannya maupun komitmen yang telah dikeluarkan kepada nasabah.
Risiko-risiko ALMA dalam suatu bank pada umumnya berupa:
a. Financing risk, yaitu debitur akan memenuhi kewajibannya (keterlambatan angsuran atau pelunasan) tepat pada waktunya. Risiko kredit dapat menimbulkan risiko likuiditas.
b. Liquidity risk, yaitu risiko bahwa bank tidak dapat memenuhi kewajibannya pada waktunya atau hanya dapat memenuhi kewajiban melalui pinjaman darurat (bagi hasil yang tinggi) dan atau menjual aktivanya dengan harga yang rendah.
c. Pricing risk, yaitu risiko kerugian dengan akibat perubahan tingkat bagi hasil, menentukan bentuk penurunan margin dari penanaman atau kerugian sebagai akibat menurunnya nilai aktiva. Risiko ini sebagai akibat Net Interest Margin (NII) atau tidak terpenuhinya likuiditas, atau terjadinya gap karena tidak tepatnya perhitngan pricing atas asset dan liabilitas.
d. Foreign exchange risk, yaitu risiko kerugian sebagai akibat perubahan tingkat kurs terhadap “open position” karena adanya pergerakan kurs yang merugikan.
e. Gap risk, yaitu risiko kerugian dari ketidakseimbangan interest rate maturity karena adanya pergerkan tingkat bunga yang merugikan.
f. Kontinjen risk, yaitu risiko yang timbul sebagai akibat transaksi kontinjen, contohnya bank garansi dan kontrak valuta asing berjangka.
Fungsi utama manajemen aset dan kewajiban terdiri dari :
• Manajemen Likuiditas
Manajemen likuiditas adalah kemampuan manajemen Bank dalam menyediakan dana yang cukup untuk memenuhi semua kewajiban-kewajiban maupun komitmen yang telah dikeluarkan kepada nasabahnya setiap saat. Pengelolaan likuiditas tersebut dilakukan untuk memenuhi pekerjaan – pekerjaan dalam Kemampuan untuk memprediksi kebutuhan dana di masa yang akan datang, mencari sumber dana untukmencukupi jumlah yang dibutuhkan, melakukan penatausahaan untuk arus dana yang masuk dan keluar.
• Manajemen Gap (Mismatch)
Manajemen Gap adalah upaya-upaya untuk mengelola dan mengendalikan kesenjangan (gap) antara aset dan liabilities pada suatu periode yang sama, meliputi kesenjangan dalam hal jumlah dana, suku bunga, saat jatuh tempo atau perpaduan antara ketiganya. Upaya untuk mengatasi perbedaan (mismatch) antara aset yang sensitif terhadap bunga (Rate Sensitive Assets/RSA) dan pasiva yang sensitif terhadap bunga (Rate Sensitive Liabilities/RSL). RSA adalah aktiva berbunga yang bunganya dapat berubah setiap saat, contoh surat-surat berharga sedangkan RSL adalah pasiva berbunga yang bunganya dapat berubah setiap saat. Posisi gap dapat positif, negatif atau nol. Melakukan strategi manajemen untuk merealisir strategi tersebut dengan sebaik-baiknya harus dilakukan dengan mengubah tingkat suku bunga, baik suku bunga simpanan maupun suku bunga pinjaman. Oleh karena itu, manajemen gap bertujuan untuk menghindari kerugian akibat dari gejolak tingkat bunga, mengusahakan pendapatan yang maksimal dalam batas risiko tertentu, menunjang kebutuhan manajemen likuiditas, mengelola risiko serendah mungkin, dan menyusun struktur neraca yang dapat meningkatkan kinerja dengan tingkat suku bunga yang wajar.
Pengukuran besarnya gap antara sisi aktiva dengan sisi pasiva diukur dengan menggunakan interest maturity ladder, yaitu berupa suatu tabel yang disusun dari aset dan liabilities yang dikelompokkan menurut periode peninjauan bagi hasilnya. Besarnya gap akan menentukan besarnya potensi keuntungan atau kerugian yang akan timbul dari perubahan tingkat bagi hasil tersebut.
• Manajemen Valuta Asing
Manajemen valuta asing adalah suatu kegiatan membeli atau menjual mata uang suatu Negara. Kegiatan jual beli valuta asing membentuk suatu pasar yang disebut dengan pasar valas (valuta asing). Tujuan Kegiatan Valas adalah Valas dapat diperjualbelikan oleh perorangan, perusahaan maupun bank-bank untuk membiaya impor atau menukarkan valas hasil ekspor ke mata uang lain. Alasan bank terjun ke transaksi valas Untuk memberi service kepada nasabah, untuk kepentingan Bank sendiri, dan untuk memperoleh keuntungan (spekulasi).
• Manajemen Pricing
Manajemen princing adalah suatu kegiatan manajemen untuk menentukan tingkat suku bunga dari produk-produk yang ditawarkan bank, baik disisi aset maupun liabilities. Tujuan utama dari manejemen princing tersebut adalah untuk mendukung strategi dan taktis Aset & Liability Management bank dalam mencapai tujuan-tujuan operasional lainnya dan mencapai tujuan penghasilan bank.
MANAJEMEN DANA
Manajemen dana merupakan suatu proses bagaimana suatu bank mengelola dananya, artinya adalah bagaimana bank menetapkan kebijakan yang berkaitan dengan pemupukan sumber dana, baik pemupukan dari masyarakat atau dari modal sendiri di samping kebijakan yang berkaitan dengan pengalokasian atau penempatan dana sedemikian rupa sehingga dapat mencapai tingkat pendapatan yang optimal serta sesuai dengan peraturan yang ditetapan bank sentral.
MANAJEMEN SUMBER DANA
Sumber dana yang terliat pada sisi pasiva neraca adalah suatu proses di mana bank berusaha mengembangkan sumber-sumber dana yang nontradisional melalui pinjaman di pasar uang atau dengan menerbitkan instrumen utang untuk digunakan secara menguntungkan terutama untuk memenuhi alokasi yang produktif.
Tantangan bank syariah dari sisi alma antara lain Tantangan teknologi, Masalah likuiditas, Rationale market, Larangan perbankan syariah dipasar derivatif. Dalam menghadapi tantangan tantangan bank syariah dalam pengelolaannya terdapat beberapa alternatif solusi, diantaranya adalah Meningkatkan segmentasi DPK, Penguatan segmentasi korporasi untuk meningkatkan pendapatan, Peningkatan fee based incom, Peningkatan peranan regulator, Peningkatan sistem akuntabilitas.
Pengirim :
Lisnawati
Jurusan : Perbankan syariah
Mata Kuliah : ALMA
Dosen : Dr. Muhammad Iqbal Fasa M. E. I
Fungsi ALMA mengkoordinasikan portofolio asset-liabilitas bank dalam rangka memaksimalkan profil bagi bank dan hasil yang dibagikan kepada para pemegang saham dalam jangka panjang dengan memperhatikan kebutuhan likuiditas dan kehati-hatian. Adapun tugas ALMA adalah memaksimumkan laba, meminimumkan risiko, dan menjamin tersedianya likuiditas yang cukup.
Selain itu, manajemen asset dan liabilitas mempunyai fungsi dan kebijakan dalam menjalankan strategi penentuan harga, baik dalam bidang funding maupun financing, memaksimalkan profit dan meminimalkan risiko.
Pengertian ALMA
Asset adalah sebuah sumber daya yang dimiliki atau dikendalikan oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana beberapa manfaat ekonomi masa depan (s) dapat diharapkan mengalir ke perusahaan.
Manajemen merupakan kebutuhan penting untuk memudahkan pencapaian tujuan manusia dalam lembaga keuangan syariah. Manajeman dalam organisasi bisnis (perusahaan) merupaka suatu proses aktivitas penentuan dan pencapaian tujuan bisnis melalui pelaksanaan empat fungsi dasar, yaitu plaining, organizing, aktuating, controling dalam penggunaan sumber daya organisasi. Manajemen asset dan liabilitas adalah suatu usaha untuk mengoptimalkan struktur neraca bank sedemikian rupa agar diperoleh laba maksimal sekaligus membatasi resiko menjadi sekecil mungkin. Manajemen aktiva dan pasiva disebut pula dengan Asset and Liability Management (ALMA).
Manajemen Liabilitas yaitu kemampuan bank dalam menyediakan dana yang cukup untuk memenuhi semua kewajibannya maupun komitmen yang telah dikeluarkan kepada nasabah.
Risiko-risiko ALMA dalam suatu bank pada umumnya berupa:
a. Financing risk, yaitu debitur akan memenuhi kewajibannya (keterlambatan angsuran atau pelunasan) tepat pada waktunya. Risiko kredit dapat menimbulkan risiko likuiditas.
b. Liquidity risk, yaitu risiko bahwa bank tidak dapat memenuhi kewajibannya pada waktunya atau hanya dapat memenuhi kewajiban melalui pinjaman darurat (bagi hasil yang tinggi) dan atau menjual aktivanya dengan harga yang rendah.
c. Pricing risk, yaitu risiko kerugian dengan akibat perubahan tingkat bagi hasil, menentukan bentuk penurunan margin dari penanaman atau kerugian sebagai akibat menurunnya nilai aktiva. Risiko ini sebagai akibat Net Interest Margin (NII) atau tidak terpenuhinya likuiditas, atau terjadinya gap karena tidak tepatnya perhitngan pricing atas asset dan liabilitas.
d. Foreign exchange risk, yaitu risiko kerugian sebagai akibat perubahan tingkat kurs terhadap “open position” karena adanya pergerakan kurs yang merugikan.
e. Gap risk, yaitu risiko kerugian dari ketidakseimbangan interest rate maturity karena adanya pergerkan tingkat bunga yang merugikan.
f. Kontinjen risk, yaitu risiko yang timbul sebagai akibat transaksi kontinjen, contohnya bank garansi dan kontrak valuta asing berjangka.
Fungsi utama manajemen aset dan kewajiban terdiri dari :
• Manajemen Likuiditas
Manajemen likuiditas adalah kemampuan manajemen Bank dalam menyediakan dana yang cukup untuk memenuhi semua kewajiban-kewajiban maupun komitmen yang telah dikeluarkan kepada nasabahnya setiap saat. Pengelolaan likuiditas tersebut dilakukan untuk memenuhi pekerjaan – pekerjaan dalam Kemampuan untuk memprediksi kebutuhan dana di masa yang akan datang, mencari sumber dana untukmencukupi jumlah yang dibutuhkan, melakukan penatausahaan untuk arus dana yang masuk dan keluar.
• Manajemen Gap (Mismatch)
Manajemen Gap adalah upaya-upaya untuk mengelola dan mengendalikan kesenjangan (gap) antara aset dan liabilities pada suatu periode yang sama, meliputi kesenjangan dalam hal jumlah dana, suku bunga, saat jatuh tempo atau perpaduan antara ketiganya. Upaya untuk mengatasi perbedaan (mismatch) antara aset yang sensitif terhadap bunga (Rate Sensitive Assets/RSA) dan pasiva yang sensitif terhadap bunga (Rate Sensitive Liabilities/RSL). RSA adalah aktiva berbunga yang bunganya dapat berubah setiap saat, contoh surat-surat berharga sedangkan RSL adalah pasiva berbunga yang bunganya dapat berubah setiap saat. Posisi gap dapat positif, negatif atau nol. Melakukan strategi manajemen untuk merealisir strategi tersebut dengan sebaik-baiknya harus dilakukan dengan mengubah tingkat suku bunga, baik suku bunga simpanan maupun suku bunga pinjaman. Oleh karena itu, manajemen gap bertujuan untuk menghindari kerugian akibat dari gejolak tingkat bunga, mengusahakan pendapatan yang maksimal dalam batas risiko tertentu, menunjang kebutuhan manajemen likuiditas, mengelola risiko serendah mungkin, dan menyusun struktur neraca yang dapat meningkatkan kinerja dengan tingkat suku bunga yang wajar.
Pengukuran besarnya gap antara sisi aktiva dengan sisi pasiva diukur dengan menggunakan interest maturity ladder, yaitu berupa suatu tabel yang disusun dari aset dan liabilities yang dikelompokkan menurut periode peninjauan bagi hasilnya. Besarnya gap akan menentukan besarnya potensi keuntungan atau kerugian yang akan timbul dari perubahan tingkat bagi hasil tersebut.
• Manajemen Valuta Asing
Manajemen valuta asing adalah suatu kegiatan membeli atau menjual mata uang suatu Negara. Kegiatan jual beli valuta asing membentuk suatu pasar yang disebut dengan pasar valas (valuta asing). Tujuan Kegiatan Valas adalah Valas dapat diperjualbelikan oleh perorangan, perusahaan maupun bank-bank untuk membiaya impor atau menukarkan valas hasil ekspor ke mata uang lain. Alasan bank terjun ke transaksi valas Untuk memberi service kepada nasabah, untuk kepentingan Bank sendiri, dan untuk memperoleh keuntungan (spekulasi).
• Manajemen Pricing
Manajemen princing adalah suatu kegiatan manajemen untuk menentukan tingkat suku bunga dari produk-produk yang ditawarkan bank, baik disisi aset maupun liabilities. Tujuan utama dari manejemen princing tersebut adalah untuk mendukung strategi dan taktis Aset & Liability Management bank dalam mencapai tujuan-tujuan operasional lainnya dan mencapai tujuan penghasilan bank.
MANAJEMEN DANA
Manajemen dana merupakan suatu proses bagaimana suatu bank mengelola dananya, artinya adalah bagaimana bank menetapkan kebijakan yang berkaitan dengan pemupukan sumber dana, baik pemupukan dari masyarakat atau dari modal sendiri di samping kebijakan yang berkaitan dengan pengalokasian atau penempatan dana sedemikian rupa sehingga dapat mencapai tingkat pendapatan yang optimal serta sesuai dengan peraturan yang ditetapan bank sentral.
MANAJEMEN SUMBER DANA
Sumber dana yang terliat pada sisi pasiva neraca adalah suatu proses di mana bank berusaha mengembangkan sumber-sumber dana yang nontradisional melalui pinjaman di pasar uang atau dengan menerbitkan instrumen utang untuk digunakan secara menguntungkan terutama untuk memenuhi alokasi yang produktif.
Tantangan bank syariah dari sisi alma antara lain Tantangan teknologi, Masalah likuiditas, Rationale market, Larangan perbankan syariah dipasar derivatif. Dalam menghadapi tantangan tantangan bank syariah dalam pengelolaannya terdapat beberapa alternatif solusi, diantaranya adalah Meningkatkan segmentasi DPK, Penguatan segmentasi korporasi untuk meningkatkan pendapatan, Peningkatan fee based incom, Peningkatan peranan regulator, Peningkatan sistem akuntabilitas.
Pengirim :
Lisnawati
Jurusan : Perbankan syariah
Mata Kuliah : ALMA
Dosen : Dr. Muhammad Iqbal Fasa M. E. I