Notification

×

Iklan

Iklan

Menapaki Jejak Pendidikan Warisan Kolonial di lndonesia

Senin, 20 April 2020 | April 20, 2020 WIB | 0 Views Last Updated 2020-04-20T04:38:11Z
abati parfum | Parfum Arab Terbaik
Berbicara masalah pendidikan di negara kita ini, tentunya memiliki asal usul. Dimana kita telah ketahui negara kita pernah merasakan penjajahan oleh bangsa lain. 


Tentu negara tersebut meninggalkan bekas-bekas yang masih di ikuti oleh nagara kita. Namun, bagaimana dengan pendidikan, apakah negara kita mengikuti metode-metode pendidikan masa penjajahan atan contohnya pada masa kolonial belanda? 

Oleh karena itu, mari kita lihat kembali ke masa kolonial Belanda dan kita bandingkan dengan masa sekarang khususnya di bidang pendidikan, apakah negara kita Indonesia masih mengikuti  pendidikan masa kolonial belanda atau masih dengan pendidikan masa kolonial?

Oleh karena itu, mari kita coba lihat kembali ke belakang di masa kolonial apa yang terjadi dengan pendidikan di negara kita tercinta ini. 

Pendidikan memiliki suatu keunikan, di satu sisi merupakan bagian Kebudayaan, namun di sisi lain merupakan bentuk proses pembudayaan. Karena kita berbicara pendidikan kolonial maka kita harus mengetahui awal mula pendidikan kolonial Belanda di Indonesia. Sejarah pendidikan zaman pemerintah kolonial Belanda dapat dibagi Dalam tiga periode, yaitu; 

(1) periode VOC pada abad ke-17 dan ke-18

Pada zaman VOC Abad ke-17 dan ke-18, pendidikan untuk kaum ”inlanders” (penduduk tanah Jajahan ditangani oleh Nederlands Zendelingen Genootschap atau NZG), Gereja Kristen dari Belanda yang ikut dalam misi VOC. Maskapai inilah yang ikut membiayai kegiatan pendidikan, dengan demikian bukan dari pemerintah Belanda. Selain itu kebanyakan kegiatan pendidikan termasuk pendirian sekolah-sekolah baru yang dikembangkan oleh VOC pada awalnya melekat berbasis agama. Materi pelajaran lebih ditekankan pada kemampuan untuk Menulis, berhitung, dan membaca dalam bahasa Melayu yang menjadi bahasa Perdagangan sehari-hari masa itu.

(2) Periode pemerintah Hindia-Belanda pada abad ke-19

Sedikit berbeda dengan pendidikan periode abad ke-19 atau tepatnya setelah VOC bubar pada tahun 1799, yang ditandai pendidikan di Indonesia ditangani langsung oleh Hindia Belanda. Membawa perubahan di mana kebijakan pendidikan menjadi tanggung jawab Pemerintah kolonial Hindia Belanda. Hingga tahun 1848 belum tampak Usaha yang sungguh-sungguh dari pemerintah kolonial untuk menyediakan Sekolah bagi anak-anak pribumi.  

(3) periode Politik Etis (Etische Politiek) pada awal abad ke-20 (Boone, 1996)

Sedangkan periode politik etis ditandai dengan Kemunculan artikel Een Eereschuld (Utang Kehormatan) yang dimuat dalam majalah De Gids tahun 1899 ditulis C. Th van Deventer, telah mendorong lahirnya Politik Etis atau Politik Balas Budi yang secara resmi dicanangkan oleh Ratu Belanda tahun 1901 (Leirissa, 1985: 21-23). Pada zaman pemerintah Hindia-Belanda bukan saja untuk mencerdaskan bangsa Indonesia yang sesungguhnya, melainkan juga lebih ditekankan pada upaya pemenuhan tenaga kerja yang murah tetapi terdidik khususnya untuk swasta. 

Nah, kira-kira dari ketiga periode tersebut bisakah kita katakan bahwa pendidikan Indonesia sekarang ini warisan kolonel? 

Oleh karena itu, mari kita coba bandingkan ketiga periode tersebut dengan pendidikan Indonesia sekarang ini, dari periode pertama bahwa pendidikan sangat melekat berbasis agama dan lebih ditekankan pelajaran membaca, menulis dan belajar bahasa melayu agar lebih mudah melakukan perdagangan, dan bagaimana dengan sekarang apakah pendidikan kita sudah terlepas dari hal-hal tersebut, coba kita perhatian pendidikan sekarang masih lebih ditekankan pada pemahaman keagamaan, belajar membaca, belajar menghitung, dan belajar bahasa asing yang tak lain dan tidak bukan tujuannya sebagai pekerja yang terdidik dan siap terjun di perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja. Sedangkan periode kedua dimana pada periode tersebut pendidikan telah ditangani oleh pemerintah hindia-belanda dan sekarang pendidikan kita juga ditangani oleh pemerintah juga. 

Hampir tidak terdapat perbedaan diantara pendidikan di zaman kolonial dengan pendidikan sekarang. Sedangkan periode ketiga yaitu periode politik etis dimana orang-orang pribumi di sekolahkan dengan tujuan dijadikan pekerja di lembaga swasta pemerintahan hindia-belanda sedangkan sekarang pendidikan juga bertujuan memperoleh pekerja yang bekerja di lembaga pemerintahan ataupun yang lainnya. 

Dari sini kita bisa ambil kesimpulan bahwa pendidikan di negara kita sekarang  ini hampir sama dengan pendidikan di masa kolonial, Oleh karena itu bisa kita katakan bahwa pendidikan Indonesia adalah warisan kolonial dan kita semua adalah korban pendidikan kolonial kecuali orang yang mampu membuat lembaga pekerjaan bagi orang lain. [] 

Pengirim : 
riky supratama


×
Berita Terbaru Update