Notification

×

Iklan

Iklan

Pola Konsumtif Masyarakat Indonesia yang Tinggi Terhadap Makanan di Hari Pergantian Tahun

Kamis, 09 Januari 2020 | Januari 09, 2020 WIB | 0 Views Last Updated 2020-01-09T09:00:47Z
abati parfum | Parfum Arab Terbaik
Acara makan bersama tidak mungkin terlupakan oleh masyarakat Indonesia di hari pergantian tahun. Mulai dari membuat acara makan-makan dirumah sampai di restoran. 

Foto : Ilustrasi
Bisa berbentuk aneka jajanan, cemilan dan juga nasi serta lauk pauk pada umumnya.  Acara makan-makan pada hari pergantian tahun bisa dilakukan dimana-mana. Namun, hal ini ternyata bisa memberikan dampak buruk bagi lingkungan. 

Banyaknya makanan yang tersedia bisa menimbulkan tingginya jumlah sampah makanan yang terproduksi. 

Jumlah sampah makanan terproduksi sangat tinggi di hari pergantian tahun. Tidak hanya itu, sebagian orang tidak peduli tentang sampah makanan yang mereka produksi. 

Menyisakan makanan dan menjadikannya sampah saja sudah memberikan dampak buruk, kemudian ada pula yang menyisakan makanannya dan dibuang sembarangan di jalanan ataupun di tempat-tempat yang bukan merupakan tempat sampah.

Banyaknya acara pergantian tahun yang diselenggarakan bisa memberikan efek sampah berterbaran dimana-mana, mulai dari plastik, kertas hingga sampah makanan. 

Kurangnya kesadaran masyarakat tentang produksi sampah makanan masih sangat tinggi di Indonesia. Pola konsumtif yang sangat tinggi pada hari pergantian tahun juga bisa menjadi masalah. Sebagian besar orang menyisakan makanan dengan alasan kekenyangan atau makanan yang dikonsumsi tidak mereka sukai sehingga terciptalah sampah makanan. 

“Banyak sih ka, kadang orang makan kan gak selalu habis, kaya tahu atau sayuran jadi itu dibuang“, ujar DS, pelayan restoran di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta Barat saat diwawancari tentang seberapa banyak jumlah makanan yang terproduksi pada restoran tersebut per harinya. 

Mereka tidak peduli dengan sampah makanan yang mereka produksi dan menganggap bahwa sampah makanan tidak terlalu berdampak bagi lingkungan dibandingkan sampah plastik. 

Hal ini merupakan pemikiran yang salah dan perlu diubah agar tercipta lingkungan yang bersih dan sehat. Dampak buruk dari produksi sampah makanan adalah, munculnya bau busuk secara cepat yang menganggu,  cepat mendatangkan serangga seperti semut dan kecoa dan juga virus. 

Makanan sangatlah cepat membusuk atau basi, apalagi jika sudah menjadi makanan sisa ( bekas konsumsi ). Sangat lah cepat bagi virus untuk datang dan hal ini bisa memberikan dampak yang buruk bagi kesehatan manusia. 13 juta ton sampah makanan terproduksi setiap tahunnya di Indonesia. Alangkah baiknya jika kita sebagai masyarakat Indonesia mulai peduli tentang segala jenis sampah yang terproduksi , salah satunya sampah makanan. 

Lingkungan yang bersih , nyaman dan bebas bau busuk sampah makanan akan dengan mudah tercipta jika kita mulai peduli dan mengurangi produksi sampah makanan. Jadi, yuk kurangi produksi sampah makananmu. []

Pengirim :
Elifvia Jessica
Mahasiswi London School of Public Relation Jakarta
Email : elifvia@gmail.com
IG : @elifviajessicaaa 







×
Berita Terbaru Update