Notification

×

Iklan

Iklan

Proses Atensi Pengetahuan Pada Siswa ADHD dalam Memecahkan Masalah

Kamis, 12 Desember 2019 | Desember 12, 2019 WIB | 0 Views Last Updated 2019-12-12T05:01:04Z
abati parfum | Parfum Arab Terbaik
Proses atensi merupakan salah satu bagian atau komponen kecil dalam tahapan memori disaat melakukan proses berpikir. Setiap manusia melakukan apa yang dinamakan dengan berpikir karena berpikir merupakan serangkaian cara yang dilakukan oleh manusia untuk memecahkan suatu masalah yang dialami dalam kehidupan sehari-hari. Bukan hanya itu saja, berpikir juga sebagai suatu cara manusia untuk meningkatkan kegiatan volume pada otak manusia, kemudian berpikir juga dapat didefinisikan sebagai proses menghasilkan representasi mental yang baru melalui transformasi informasi yang melibatkan interaksi secara kompleks antara atribut-atribut mental seperti penilaian, abstraksi, penalaran, imajinasi, dan pemecahan masalah. 

Foto : Ilustrasi
Berpikir adalah segala aktivitas mental yang membantu merumuskan atau memecahkan masalah, membuat keputusan atau memenuhi keinginan untuk memahami. Berpikir juga merupakan kegiatan memanipulasi dan mentransformasi informasi dalam memori untuk membentuk konsep, menalar, membuat keputusan dan memecahkan masalah. Selanjutnya memori atau sering disebut dengan ingatan adalah sebuah fungsi dari kognisi yang melibatkan otak dalam pengambilan informasi. Pada umumnya, ingatan memiliki hubungan dengan fokus perhatian (atensi) dalam mengamati suatu objek.

Menurut Solso, dkk (2008:90) atensi adalah pemusatan pikiran dalam bentuk yang jernih terhadap sejumlah objek simultan atau kelompok pikiran. Pemusatan (facalization) kesadaran adalah intisari atensi. Ketika membicarakan “atensi” dari sudut pandang para psikolog kognitif masa kini, mengacu pada sebuah proses kognitif yang menyeleksi informasi penting dari dunia di sekeliling (melalui panca indera), sehingga otak secara berlebihan dipenuhi oleh informasi yang tidak terbatas jumlahnya. Selain itu juga disebutkan bahwa atensi  adalah pemusatan upaya mental pada peristiwa-peristiwa sensorik atau peristiwa-peristiwa mental.

Solso, dkk (2008:93) menyebutkan penelitian terhadap atensi mencakup lima aspek utama yaitu : kapasitas pemrosesan dan atensi selektif, pemrosesan otomatis, pengendalian atensi, kesadaran, dan neurosains kognitif. Sejumlah besar gagasan kontemporer tentang atensi berpusat pada premis bahwa terdapat isyarat-isyarat tak terbatas di sekeliling setiap saat. Kapasitas neurologis terlalu terbatas untuk mendeteksi jutaan stimulus eksternal, dan seandainya pun seluruh stimuli tersebut dapat terdeteksi, otak tidak akan sanggup memproses jutaan stimuli tersebut, sebab kapasitas pemrosesan informasi pun terbatas. Sistem sensorik manusia, sebagaimana jenis-jenis saluran komunikasi yang lain, berfungsi dengan baik  apabila jumlah informasi yang diproses berada dalam rentang kemampuan sistem, sebaliknya sistem tidak bekerja dengan baik apabila mengalami kelebihan muatan (overloaded).

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dikatakan bahwa proses atensi sangat berhubungan erat dengan memori atau ingatan yang terjadi pada proses berpikir karena dalam proses atensi terjadi pada memori atau ingatan dalam tingkat pemikiran setiap individu, baik individu yang normal maupun yang kurang normal (ADHD).

Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) adalah suatu gangguan perkembangan dalam peningkatan aktivitas motorik anak-anak yang cenderung berlebihan.  Menurut DSM-IV, ciri-ciri dari gangguan ini adalah sebuah pola hiperaktivitas-impulsivitas dan atau inatensi yang tidak sesuai dengan perkembangan anak. Barkley (2006) dalam Rusmawati (2011:3) menggambarkan ADHD sebagai hambatan untuk mengatur dan mempertahankan perilaku sesuai peraturan dan akibat dari perilaku itu sendiri. Gangguan tersebut berdanpak pada munculnya masalah untuk menghambat, mengawali, maupun mempertahankan respon pada suatu situasi. 

Penyebab ADHD dipahami sebagai disregulasi neurotransmiter tertentu didalam otak yang membuat seseorang lebih sulit untuk memilki atau mengatur stimulus-stimulus internal dan eksternal. Beberapa neurotransmiter, termasuk dopamine dan norepinephrine, mempengaruhi produksi, pemakaian, pengaturan neurotransmiter lain juga beberapa struktur otak. Masalah pada pengaturan fungsi tertentu otak ini tampak terpusat pada cuping depan yang membuat seorang anak ADHD lebih sulit mengendalikan masukan dari bagian-bagian lain otak. 

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mahardhika, A., dkk. (2016) proses atensi yang terjadi pada Subjek (SADHD) menurut Bransford dan Stein adalah sebagai berikut :

1. Tahapan pertama yaitu mencari dan memahami masalah. Kemudian proses atensi yang terlihat pada SADHD sangatlah konsisten, itu terlihat pada SADHD memecahkan masalah yang ada.

2. Tahapan kedua, yaitu tahap menyusun strategi dalam pemecahan masalah. Proses atensi yang terlihat pada tahapan ini tidak konsisten, itu terlihat saat SADHD tidak mampu memecahkan masalah yang ada. 

3. Tahapan ketiga, yaitu proses atensi yang dilakukan pada tahapan mengeksplorasi solusi. Proses atensi yang terlihat pada tahapan ini tidak konsisten. Dapat dilihat pada tahapan ini, SADHD mengalami kesulitan untuk menjelaskan strateginya dalam menyelesaikan masalah.

4. Tahapan terakhir, yaitu memikirkan dan mendefinisikan kembali kesesuian antara masalah dengan solusi. Proses atensi yang terlihat pada tahapan ini sudah konsisten. SADHD dapat memeriksa dan meyakini hasil dari penyelesaian masalah. [] 

Pengirim : 
Lasmi Novita
Mahasiswi UIN Imam Bonjol Padang, Prodi Psikologi Islam
Email : lasminovita263@gmail.com



×
Berita Terbaru Update