Notification

×

Iklan

Iklan

Persepsi Negatif dari Pengalaman Buruk

Selasa, 17 Desember 2019 | Desember 17, 2019 WIB | 0 Views Last Updated 2019-12-17T04:57:19Z
abati parfum | Parfum Arab Terbaik
Homoseksual adalah kata atau istilah yang digunakan untuk orang yang memiliki ketertarikan terhadap sesama jenis, baik ketertarikan secara emosional, personal maupun seksual. Biasanya, jika homoseksual pada lelaki disebut gay sedangkan pada wanita disebut lesbi. Nah, pada pembahasan kali ini, yaitu kita akan menggali tentang apa sih penyebab dominan seseorang itu menjadi homoseksual? Apakah benar bahwa homoseksual itu merupakan penyakit yang berasal dari gen atau karena faktor lingkungan?

Foto : Ilustrasi
Ada yang menyatakan bahwa homoseksual itu adalah penyakit keturunan atau penyakit yang dapat diturunkan melalui gen. Namun, apakah pernyataan itu benar?. Banyak fakta pada masa sekarang ini yang menampik pernyataan tesebut. Fakta itu seperti banyaknya remaja yang homoseksual, tapi orang tua mereka bukan seorang yang homoseksual atau tidak dari keluarga yang memiliki riwayat homoseksual. Lalu jika bukan dari gen, dari mana lagi penyakit itu bisa terjadi?, ya inilah jawabannya pengalaman dan traumatiklah penyebabnya. Banyak hasil penelitian yang membuktikan bahwa pengalaman dan traumatiklah yang menyebabkan seseorang menjadi homoseksual. Kenapa bisa demikian?.

Pengalaman yang buruk atau pengalaman yang membuat seseorang menjadi trauma itulah penyebab dominan seseorang menjadi homoseksual. Misalnya pengalaman buruk dalam hubungan keluarga yang tak pernah harmonis, yang selalu ada pertengkaran antara suami dan istri, dan hubungan percintaan dengan lawan jenis, yang selalu berakhir sakit hati, serta pertemanan dengan lawan jenis yang tak baik, maupun pengalaman-pengalaman buruk lainnya. 

Dari pengalaman-pengalaman buruk inilah yang membuat seseorang menjadi trauma. Sehingga, karena traumatik tersebut akan membuat persepsi-persepsi negatif terhadap lawan jenisnya. Lalu kenapa bisa demikian? Dan sebenarnya apa sih pengertian persepsi? Persepsi adalah pengalaman yang diterima seseorang tentang peristiwa yang diterimanya melalui alat indera, dan kemudian ditafsirkan menurut kemampuan kognitif masing-masing individu (Daulay, 2014). Persepsi melibatkan kognisi tingkat tinggi dalam penginterprestasian terhadap informasi sensorik. 

Persepsi ini mengacu pada interpetasi hal-hal yang kita indera, seperti hal-hal yang kita lihat, dengar, cium dan rasakan. Misalnya, ketika kita mencium parfum, membaca novel, atau mencicipi suatu makanan, pada saat itulah kita akan mengalami hal yang lebih dari sekedar stimulasi sensorik. Karena, kejadian-kejadian sensorik tersebut akan diproses sesuai dengan pengetahuan kita tentang sesuatu hal, sesuai dengan budaya kita sendiri, sesuai pengharapan bahkan disesuaikan dengan orang yang sedang bersama kita saat itu. Hal-hal yang seperti itulah yang dapat memberikan pemaknaan terhadap pengalaman sensorik sederhana dan itulah yang disebut dengan persepsi.

Sama halnya seperti yang telah dijelaskan tentang apa itu persepsi, sekarang kita akan kaitkan dengan persepsi-persepsi negatif seseorang yang membuatnya menjadi homoseksual. Sebenarnya, pengalaman-pengalaman kita di dunialah yang menuntun persepsi kita. Seorang yang homoseksual karena memiliki persepsi negatif terhadap lawan jenisnya. 

Persepsi negatif tersebut muncul karena, pengalaman-pengalaman buruk yang ia dapat dari lawan jenisnya, seperti semasa kecil sering melihat ayah marah dan memukuli ibu, atau melihat ibu yang selingkuh sehingga mengakibatkan perceraian, pernah disakiti atau dikhianati oleh kekasih yang sangat dicintai atau bahkan pernah menjadi korban pelecehan. 

Dan pada saat ia mengalami pengalaman buruk seperti itu ia tidak memiliki pengetahuan yang tepat tentang hal yang ia alami dan juga tidak berada pada lingkungan atau budaya yang dapat membantunya. 

Sehingga dengan kejadian-kejadian yang ia tangkap dengan alat inderanya akan disimpan dalam ingatannya sebagai sesuatu yang buruk dan bersifat traumatik. Dan biasanya seseorang yang mengalami pengalaman-pengalaman buruk seperti itu akan mencari teman sejenis untuk tempat cerita tentang hidupnya atau hanya untuk mencari ketenangan. Sehingga ketika ia menemukan teman sejenis yang dapat mengerti akan dirinya, yang dapat memberikan ketenangan dan bahkan dapat memberikan cinta dan kasih sayang terhadap dirinya saat itulah ia akan merasakan ketertarikan terhadap sesama jenisnya dan merasa tidak menginginkan hubungan dengan lawan jenis lagi.

Nah, sekarang terjawabkan bagaimana homoseksual itu ada pada diri seseorang. Dan dapat disimpulkan bahwa faktor lingkunganlah yang menjadi faktor dominan seseorang menjadi homoseksual. Karena setiap pengalaman-pengalaman yang ia dapat itu terjadi dalam lingkungan, baik itu lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat. Oke, sebagai penutup sedikit saran dari saya, ciptakanlah lingkungan yang baik dan perluaslah pengetahuan serta hiasi kognitif dan jiwa dengan hal-hal yang agamis. 

Pengirim :
Rafni gusnita putri
Mahasiswi Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang, Prodi Psikologi Islam
Email : rafnigusnita@gmail.com

×
Berita Terbaru Update