Notification

×

Iklan

Iklan

Penyebab Trauma dan Cara Mengatasinya

Selasa, 17 Desember 2019 | Desember 17, 2019 WIB | 0 Views Last Updated 2019-12-17T06:15:42Z
abati parfum | Parfum Arab Terbaik
Mungkin kita sudah tidak asing lagi mendengar kata ”trauma”. Seperti ketika seseorang pernah mengalami kecelakaan, melihat kejadian yang menyeramkan, atau bahkan pernah mengalami kekerasan fisik. Tapi, tahukah anda apa itu trauma? Dan apa sih penyebab trauma? Dan bagaimana cara mengatasinya? Oke, dalam kesempatan kali ini saya akan sedikit menjelaskan tentang penyebab trauma dan cara mengatasinya.


Foto : Ilustrasi
Apasih itu trauma? Trauma adalah tekanan emosional dan psikologis pada umumnya karena kejadian yang tidak menyenangkan atau pengalaman yang berkaitan dengan kekerasan. Kata trauma juga bisa digunakan pada suatu kejadian yang bisa menyebabkan stres berlebihan. Dan suatu kejadian dapat kita katakan traumatis apabila kejadian tersebut menimbulkan stres yang ekstrim dan melebihi kemampuan kita untuk mengatasinya (Giller.1999). 

Menurut willey & sons (2008) trauma psikologis merupakan keadaan yang terjadi akibat peristiwa yang sangat mengejutkan dan menakutkan, bersifat mengancam bahaya fisik atau psikis, bahkan hampir menyebabkan kematian. 

Persepsi  adalah suatu proses penilaian atau tanggapan terhadap suatu stimulus atau rangsangan oleh suatu individu melalui indera yang diserap sehingga individu dapat memahami dan mengerti dengan stimulus yang diterimanya tersebut. Seseorang yang trauma seringkali mengalami persepsi yang salah karna kejadian masa lalu masih tersimpan kuat di long time memory. Dibawah ini ada kesalahan dalam persepsi.  Kesalahan-kesalahan atau kekeliruan-kekeliruan dalam persepsi tebagi menjadi lima bagian yaitu:

  1. Kesalahan atribusi, yaitu kesalahan kita dalam memahami penyebab perilaku orang lain. Yang disebabkan kurangnya persepsi atau persepsi kepada orang tersebut kurang atau tidak utuh
  2. Efek Halo, yaitu kesalahan persepsi yang disebabkan karena salah mempersepsikan seseorang pada kesan pertama
  3. Stereotif, yaitu Menggeneralisasikan orang-orang berdasarkan sedikit informasi dan membentuk susmsi mereka berdasarkan keanggotaan mereka dalam suatu kelompok
  4. Prasangka, Memprangsakakan seseorang
  5. Gegar budaya, yaitu upaya sementara yang gagal untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan-lingkungan baru dan orang-orang baru

Setelah kita mengetahui apa itu trauma pasti anda bertanya-tanya apa sih penyebab trauma? Ternyata trauma disebabkan oleh kejadian yang begitu negatif hingga menghasilkan dampak berkepanjangan pada stabiitas mental dan emosional individu. Sumber dari kejadian trauma sendiri dapat berupa fisik ataupun psikologis. 

Seperti yang umum kita ketahui adalah seperi:

  • pelecehan seksual
  •  kekerasan dalam rumah tangga 
  • bencana alam
  • penyakit serius
  • kecelakaan parah
  • bahkan kematian

Ternyata trauma juga berdampak terhadap diri kita, maupun anak-anak, salah satu dampak dari trauma tersebut terletak pada kemampuan kita untuk membentuk hubungan interpersonal yang positif dan bermakna. Disini orang tua merupakan jendela bagi anak untuk memandang dunia sebagai hal yang aman ataupun berbahaya. Ternyata anak-anak yang mengalami kejadian traumatis berupa kekerasan oleh orang tua atau pengasuhnya akan memandang dunia sebagai tempat yang berbahaya. Dan karena sebab itu anak yang memiliki pengalaman yang traumatis cenderung bersikap curiga pada orang-orang disekitar mereka dan ngalami kesulitan dalam membentuk hubungan sosial ataupun romantis

Orang yang mengalami trauma mempunyai ciri-ciri, kalau dilihat dari segi fisiknya orang yang trauma akan mengalami banyak gangguan seperti gangguan makan, gangguan tidur, disfungsi seksual yang rendah ataupun juga merasakan sakit terus menerus dan tidak bisa dijelaskan ataupun gejala melalui emosional dari anak bisa itu adanya perasaan depresi, putus asa, kecemasan, serangan panik, takut, komplusif, dan perilaku obsesif atupun penarikan diri dari aktifitas normal. 

Disini ada ciri-ciri lain dari trauma antara lain:

  • mengingat peristiwa masa lalu
  • gangguan tidur karena mimpi buruk
  • adanya perasaan cemas
  • adanya perasaan marah
  • merasa sedih
  • merasa bersalah
  • tidak adanya rasa simpati dan empati
  • sulit percaya pada orang lain
  • panik dan ketakutan

Cara  mengatasi traumatis yang bisa kita lakukan:

a. ceritakan kepada orang terdekat 
disini kita bisa bercerita tentang masalah yang kita hadapi kepada orang terdekat kita atau orang bisa kita percaya.

b. curahkan melalui tulisan
kita juga bisa mencurahkan masalah kita dengan melalui tulisan, karena menulis adalah terapi untuk menhilangkan trauma. 

c. alihkan perhatian pada hal yang menarik
kita bisa mengalihkan perhatian kita dengan  hal-hal menarik ataupun melakukan hobi kita.

d. hadapi ketakutan yang dirasakan
kita bisa melawan rasa takut  kita untuk mengembalikan kualitas hidup kita.

Pengirim :
Fira silviani
Mahasiswi prodi psikologi Islam fakultas Ushuluddin dan studi agama di universitas islam negeri imam bonjol Padang
Email : firasilviani14@gmail.com




×
Berita Terbaru Update