Notification

×

Iklan

Iklan

Gaya Kepemimpinan yang Memberikan Dampak terhadap Kinerja Karyawan

Selasa, 10 Desember 2019 | Desember 10, 2019 WIB | 0 Views Last Updated 2019-12-10T14:16:33Z
abati parfum | Parfum Arab Terbaik
Oleh : Nvidia Rifa Alaikka*

Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Dalam kehidupan sehari-hari, tentunya manusia akan berinteraksi satu sama lain dan melakukan hubungan kerja sama antara satu sama lain. Menurut Chester l. Bernard, suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih disebut dengan organisasi.

Foto : Ilustrasi
Organisasi yang baik tentu memiliki visi dan misi untuk mencapai segala tujuan yang hendak dicapai. Jika organisasi dapat melakukan perubahan serta perkembangan secara berkelanjutan tentu akan memberikan hasil yang lebih baik. Suatu organisasi umumnya akan mengalami perubahan dikarenakan organisasi selalu menghadapi berbagai macam tuntutan kebutuhan. Tuntutan itu timbul sebagai akibat dari pengaruh lingkungan organisasi yang selalu berubah-ubah baik secara internal maupun eksternal.

Dalam sebuah organisasi terdiri dari pemimpin dan bawahan yang saling bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kinerja bawahan sangat menentukan proses dalam pencapaian tujuan organisasi tersebut. Oleh karena itu, perlu adanya sumber daya manusia yang berkualitas. Sudarsono (2006, h.67) mengungkapkan bahwa sumber daya manusia merupakan tenaga yang berpotensi serta tidak dapat dipisahkan baik dari organisasi maupun unit kerja.

Peran dari seorang pemimpin dalam mempengaruhi bawahannya sangatlah penting bagi kemajuan organisasi tersebut. Pengertian dari pemimpin itu sendiri adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan atau kelebihan dalam suatu bidang sehingga ia mampu  mempengaruhi orang lain untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu secara bersama-sama guna mencapai segala tujuan dalam suatu organisasi.

Koesmono (2007, h.30) mengungkapkan bahwa keberadaan seorang pemimpin di dalam sebuah organisasi sangat diperlukan untuk membawa organisasi tersebut kepada tujuan yang telah ditetapkan. Setiap pemimpin pada dasarnya memiliki ciri khas dalam memimpin bawahannya, hal itu disebut dengan gaya kepemimpinan. Gaya kepemimpinan menggambarkan kombinasi yang konsisten dari falsafah, keterampilan, sifat maupun sikap yang mendasari perilaku seseorang. Ivancevich (2001) dalam Widyatmini dan Hakim (2008: 169) mengatakan bahwa seorang pemimpin harus mampu menyatukan berbagai keahlian, pengalaman, kepribadian, serta motivasi.

Di era globalisasi saat ini persaingan antar perusahaan semakin begitu ketat sehingga perusahaan pun dituntut untuk tetap bertahan dalam persaingan tersebut. Hal yang dapat dilakukan oleh sebuah perusahaan agar mampu bertahan diantaranya dengan meningkatkan kinerja perusahaan serta meningkatkan gaya kepemimpinan. Kinerja merupakan salah satu indikator efisiensi suatu perusahaan dan gaya kepemimpinan dalam sebuah perusahaan dapat menjadi faktor pendorong dan faktor pendukung dalam memimpin para karyawan untuk meningkatkan kinerjanya.

Teori path-goal menjelaskan mengenai dampak dari perilaku pemimpin terhadap motivasi, kepuasan serta kinerja para bawahannya dan pemimpin diharapkan mampu mengubah perilakunya agar sesuai dengan situasi yang ada dimana pemimpin tidak hanya menggunakan gaya yang berbeda kepada bawahan yang berbeda namun menggunakan gaya yang berbeda kepada bawahan yang sama pada situasi yang berbeda, contohnya disaat pemimpin menghadapi kelompok bawahan baru atau proyek baru, ia harus mampu melakukan pengarahan atau berperilaku direktif dalam membuat prosedur kerja dan dapat menjelaskan apa saja yang harus dilakukan.

Kedua, pemimpin dapat menggunakan gaya kepemimpinan yang suportif atau mendukung guna meningkatkan kepaduan terhadap kelompok dan menciptakan iklim yang positif. Pemimpin dapat menunjukkan kepeduliannya terhadap kesejahteraan dan kebutuhan para karyawannya, bersikap ramah, dan juga menunjukkan perilaku partisipatif disaat para karyawan sudah akrab dengan tugas yang diberikan.

Ketiga, gaya kepemimpinan partisipatif. Pemimpin dapat berkonsultasi dengan para karyawan serta dapat mempertimbangkan gagasan mereka ketika ingin mengambil sebuah keputusan. Kepemimpinan partisipatif dapat meningkatkan motivasi terhadap kinerja karyawan.

Terakhir, kepemimpinan yang berorientasi terhadap pencapaian. Pemimpin dapat mendorong para karyawannya untuk berprestasi pada tingkat tertinggi yang mereka miliki, seperti menetapkan tujuan yang menantang, menekankan pada kesempurnaan, dan dapat memperlihatkan kepercayaan diri atas kemampuan yang dimiliki oleh para karyawan.

Kesimpulannya adalah seorang pemimpin di dalam sebuah perusahaan tentu memiliki dampak terhadap kinerja karyawan baik dalam mengarahkan, mendukung, mempengaruhi serta memberikan motivasi terhadap para karyawan untuk mencapai tujuan perusahaan dan meningkatkan kinerja karyawan.

Gaya kepemimpinan yang baik tentu akan membuahkan hasil yang baik pula dengan berdasarkan tugas dan fungsi seorang pemimpin dalam sebuah perusahaan, sebaliknya apabila gaya kepemimpinan dari seorang pemimpin dinilai kurang baik maka akan memberikan hasil yang kurang baik pula terhadap karyawan maupun perusahaan. Maka dari itu, sangat disarankan pemimpin dapat terjun langsung atau memantau langsung para karyawannya, pemimpin dapat memberikan kesempatan kepada para karyawan untuk menyampaikan ide atau pendapatnya, dan dapat menjalin relasi maupun komunikasi yang baik merupakan langkah yang tepat dalam memberikan pengaruh kepada para karyawannya agar termotivasi untuk mencapai tujuan perusahaan.

*Penulis Mahasiswi Administrasi Keuangan dan Perbankan 2019, Program Pendidikan Vokasi UI, email : nvidia139@gmail.com
×
Berita Terbaru Update