Notification

×

Iklan

Iklan

7-Eleven Resmi Tutup, Ini Penyebabnya!

Kamis, 12 Desember 2019 | Desember 12, 2019 WIB | 0 Views Last Updated 2019-12-12T04:45:30Z
abati parfum | Parfum Arab Terbaik
Siapa yang tidak tahu 7-Eleven? 7-Eleven atau yang memiliki nama tren Sevel merupakan bisnis convenience store dari PT. Modern Sevel Indonesia yang telah eksis di Indonesia sejak tahun 2009. Diawal kehadirannya 7-Eleven sangat digandrugi oleh masyarakat khususnya kalangan muda hingga orang-orang kantoran, karena 7-Eleven memberikan fasilitas jaringan internet gratis untuk memberikan kenyamanan bagi pengunjungnya.

Foto : Liputan6
Namun, pada tanggal 30 Juni 2017, 7-Eleven resmi ditutup. Menurut Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, penyebab tutupnya seluruh gerai 7-Eleven adalah terdapat masalah pada tata kelola manajemen internal perusahaan itu sendiri dan bukan karena iklim usaha ritel.

Chandra Wijaya, selaku Direktur Keungan Modern Internasional menyadari bahwa bisnis 7-Eleven terbilang agresif di awal masuk pasar Indonesia. Ekspansi yang dilakukan oleh 7-Eleven dibiayai oleh pinjaman sehingga dana yang seharusnya dapat digunakan untuk biaya operasional bisnis justru digunakan untuk membayar pinjaman beserta bunga yang jumlahnya cukup besar.

Di sisi lain, strategi manajemen yang kurang kuat membuat rencana bisnis tidak dapat tercapai. Model yang dihunakan oleh 7-Eleven adalh minimarket premium serta café di satu tempat, tapi model seperti ini dirasa kurang cocok dengan pasar di Indonesia. 

Cost yang telah dikeluarkan 7-Eleven sebelum memulai bisnisnya bisa terbilang sangat besar karena 7-Eleven harus melakukan pembayaran sewa untuk 5 hingga 10 tahun ke depan. Tak hanya itu, 7-eleven juga melakukan renovasi besar-besaran guna mengikuti standar 7-Eleven Inc. Berbanding terbalik dengan pemasukan yang mereka peroleh sedikit, hal ini tentu memberikan dampak negatif bagi arus kas perusahaan.

Beban biaya operasional yang cukup besar dan terus meningkat dalam laporan keuangan 7-Eleven. Menurut laporan keuangan konsolidasian MDRN, pada kuartal 1 2017 7-eleven mengalami kerugian hingga mencapai angka Rp447,9 miliar. Yang di mana pada kuartal 1 2016, 7-Eleven masih mendapatkan laba sebesar 21,3 miliar.

Sebelumnya, Direktur MDRN Chandra Wijaya menyatakan, perseroan berencana melakukan transaksi material dan transfer segmen bisnis dengan merek waralaba 7-Eleven kepada PT Charoen Pokphand Restu Indonesia. Penjualan ini dilakukan lantaran bisnis tersebut menjadi beban bagi keuangan MDRN. Namun, transaksi tersebut batal karena Charoen Pokphand mempertimbangkan jumlah jaringan 7-Eleven masih terbatas dan hanya di sekitar Jakarta saja.

Tutupnya gerai 7-Eleven tidak memberikan dampak begatif bagi sektor ritel lainnya. Bahkan, saham PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) selaku pemilik gerai Alfamart tampak berjalan positif. Analisa yang dilakukan oleh Bahana Securities Muhammad Wafi menyebutkan bahwa model bisnis yang dijalankan Alfamart lebih sesuai dengan kondisi pasar di Indonesia. Hal ini lantas mendorong kinerja perusahaan yang menunjukkan performa cukup baik. []

Pengirim : 
Aura Aliffia
Mahasiswi Universitas Indonesia
Email : aura.aliffia@ui.ac.i


×
Berita Terbaru Update