TamiangNews.com, LHOKSEUMAWE -- Dokter asal Lhokseumawe, dr Fakhri Ibni (34) bersama istri dan kedua anaknya dilaporkan kini berada Komplek Perumahan Dokter Rumah Sakit Puncak Jaya Papua.
Dokter Fakri kini sedang berjuang untuk bisa secepatnya membawa pulang istri dan kedua anaknya ke Aceh, mengingat kondisi keamanan.
Istrinya, Nurleli Putri (29) dan kedua anaknya yang juga masih di Puncak Jaya, M Nakhla Rafie (6) dan Latisya Bilqis Humaira (2).
Namun keinginan dr Fakri hingga kini belum bisa terwujud. Pasalnya ia belum memiliki biaya transportasi hingga ke Aceh yang diperkirakan mencapai Rp 40 juta lebih.
Informasi ini diterima Serambinews.com dari Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Lhokseumawe, dr Amroellah, barusan.
Menurutnya, dr Fakri selaku seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) mendapatkan tugas ke Puncak Jaya awal tahun lalu.
"Tepat pada April 2019 lalu, dia bersama keluarganya berangkat ke Puncak Jaya untuk menunaikan tugas negara yang dibebankan kepada dirinya," ujar dr Amroellah.
Namun dengan kondisi keamanan sekarang ini ditempat dia bekerja, membuat dr Fakhri selaku alumni Fakultas Kedokteran Unaya ingin membawa pulang keluarganya kembali ke Aceh.
Niat dr Fakhri sampai saat ini belum terwujud karena terkendala dana.
"Saat ini dr Fakhri hanya punya tabungan sekitar 10 juta rupiah. Dana itu pun untuk bertahan hidup sekarang ini di Puncak Jaya," katanya.
Sedangkan untuk pulang, biaya pesawat saja sampai ke Aceh, bagi dia, istri dan kedua anaknya, membutuhkan dana lebih dari Rp 40 juta.
Karena untuk penerbangan dari Puncak Jaya ke Bandara Sentani Jayapura, satu orang butuh dana Rp 1,7 juta.
Kemudian dari Jayapura ke Aceh, butuh dana antara Rp 5 juta sampai Rp 8 juta.
Didasari hal tersebut, kini IDI Lhokseumawe, IDI Aceh Utara serta berkoordinasi dengan IDI Aceh, sedang menggalang dana untuk biaya pemulangan dr Fakhri bersama keluarganya ke Lhokseumawe, Aceh.
Namun bagi siapa saja yang ingin menolong pemulangan dr Fakhri dan keluarganya, dr Amroellah, mempersilahkan untuk menyumbang dengan mentransfer langsung ke rekening dr Fakhri Bank Papua, 7010202117224.
"Bagi yang ikut membantu kami ucapkan terimakasih," demikian dr Amroellah. [] SERAMBI
![]() |
Foto : Tribunnews |
Istrinya, Nurleli Putri (29) dan kedua anaknya yang juga masih di Puncak Jaya, M Nakhla Rafie (6) dan Latisya Bilqis Humaira (2).
Namun keinginan dr Fakri hingga kini belum bisa terwujud. Pasalnya ia belum memiliki biaya transportasi hingga ke Aceh yang diperkirakan mencapai Rp 40 juta lebih.
Informasi ini diterima Serambinews.com dari Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Lhokseumawe, dr Amroellah, barusan.
Menurutnya, dr Fakri selaku seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) mendapatkan tugas ke Puncak Jaya awal tahun lalu.
"Tepat pada April 2019 lalu, dia bersama keluarganya berangkat ke Puncak Jaya untuk menunaikan tugas negara yang dibebankan kepada dirinya," ujar dr Amroellah.
Namun dengan kondisi keamanan sekarang ini ditempat dia bekerja, membuat dr Fakhri selaku alumni Fakultas Kedokteran Unaya ingin membawa pulang keluarganya kembali ke Aceh.
Niat dr Fakhri sampai saat ini belum terwujud karena terkendala dana.
"Saat ini dr Fakhri hanya punya tabungan sekitar 10 juta rupiah. Dana itu pun untuk bertahan hidup sekarang ini di Puncak Jaya," katanya.
Sedangkan untuk pulang, biaya pesawat saja sampai ke Aceh, bagi dia, istri dan kedua anaknya, membutuhkan dana lebih dari Rp 40 juta.
Karena untuk penerbangan dari Puncak Jaya ke Bandara Sentani Jayapura, satu orang butuh dana Rp 1,7 juta.
Kemudian dari Jayapura ke Aceh, butuh dana antara Rp 5 juta sampai Rp 8 juta.
Didasari hal tersebut, kini IDI Lhokseumawe, IDI Aceh Utara serta berkoordinasi dengan IDI Aceh, sedang menggalang dana untuk biaya pemulangan dr Fakhri bersama keluarganya ke Lhokseumawe, Aceh.
Namun bagi siapa saja yang ingin menolong pemulangan dr Fakhri dan keluarganya, dr Amroellah, mempersilahkan untuk menyumbang dengan mentransfer langsung ke rekening dr Fakhri Bank Papua, 7010202117224.
"Bagi yang ikut membantu kami ucapkan terimakasih," demikian dr Amroellah. [] SERAMBI