Notification

×

Iklan

Iklan

Vendor Pengangkutan TBS Kelabui Upah Buruh PKS TS

Minggu, 01 September 2019 | September 01, 2019 WIB | 0 Views Last Updated 2019-09-01T08:30:40Z
abati parfum | Parfum Arab Terbaik
TamiangNews.com | KARANG BARU -- Dalam beberapa minggu ini warga masyarakat yang berada di sekitar Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Tanjung Seumantoh PT perkebunan Nusantara I keluhkan Asap dan Debu kembali mengganggu kenyamanan mereka, begitu juga dengan buruh bongkar muat di tempat itu juga tidak menerima pasokan TBS (Tandan Buah Segar) dari pihak ke tiga akibatnya aktivitas bongkar muat menjadi vakum.
Photo direkam beberapa waktu lalu

Terkait munculnya persoalan itu Tim  TamiangNews tertarik untuk melakukan investigasi ke pabrik pengolahan kelapa sawit milik BUMN plat merah ini di Kampung Perk Tanjung Seumantoh Sabtu (31/8).

Memang benar saat tim TamiangNews berada di lokasi Pabrik PKS Tanjung Seumantoh terlihat asap hitam bercampur pasir menutupi langit, begitu juga dengan aktivitas bongkar TBS di Loading PKS itu kelihat sepi hanya ada satu dua dam truk milik kebun unit perusahaan itu yang ada melakukan aktivitas membongkar muatannya.

Salah seorang buruh yang tergabung dalam FTI - K.SPSI 1973 Efendi kepada Tim TamiangNews mengatakan, saat ini mereka tidak ada aktivitas bongkar TBS pihak ketiga karena tidak pemasok TTB ke mari yang ada hanya buah milik kebun kebun Unit PT Perkebunan Nusantara I.

Ironisnya saat pengangkutan TBS milik Kebun sudah tidak dengan  Koperasi Mon Madu selaku pihak pengangkutan, tapi sekarang sudah dialihkan kepada Perusahaan milik vendor keturunan Cina. 

Dijelaskan Fendi, memang awal awal pengalihan pengangkutannya tetap menggunakan Truk, tapi kemudian pengangkutan TBS ini keseluruhannya menggunakan Dam Truk, hal hasil kami hanya menerima biaya transportasi Rp.3 juta/bulan, untuk 115 orang anggota. 
Sepi pemasok TBS
Sementara TBS dari kebun unit lain seperti dari Julok, Tualang Sawit, dan dari Kebun Cot Girek mereka membayar Rp.25 ribu/dam truk, hal inilah yang jadi masalah bagi kami, mengapa pengangkutan dari luar daerah Aceh Tamiang kami dibayar tapi yang menggunakan pengangkutan vendor malah tidak dibayar, tanya Efendi mewakili buruh yang lain. 

Untuk kami buruh yang bergabung dengan FTI - K.SPSI 1973, melalui media ini meminta kepada perusahaan pengangkutan TBS milik Kebun dapat membayar Rp.25 ribu/dam truk sama seperti pengangkutan lainnya, jika hal itu tidak diberikan kami akan melakukan aksi terhadap perusahaan pengangkutan itu, apa yang kami lakukan itu merupakan kenginan buruh yang ada di sekitar PKS TS yakni warga dari Kampung Tanjung Seumantoh dan Simpang Empat.  

Terkait isu tersebut Berri Andika selaku Masinis Kepala (Maskep) merangkap Manejer  PKS Tanjung Seumantoh PT Perkebunan Nusantara I mengatakan bahwa PKS hanya membatasi TBS yang dipasok oleh pihak ke III, kata dia, TBS yang dapat diterima harus randemen 18,5%, sementara selama ini TBS dari pihak III randemen 17%. 

Dengan randemennya segitu perusahaan akan mengalami kerugian, disebabkan produksi tidak sesuai target. "Kami hanya melakukan penertiban aturan yang sudah ada", kata dia.

Sebelum aturan ini dilakukan, pihak perusahaan sudah mengundang dan duduk pakat dengan pihak pihak III juga pengurus FTI - K.SPSI 1973, untuk dilakukan sosialisasi tentang ketetapan ini, sebut Maskep. 

Kata dia, setelah dilakukan sosialisasi bersama pihak III, mereka sepakat dan menerima jumlah randemen yang telah ditetapkan perusahaan. 

"memang selama beberapa bulan belakangan ini, pasokan TBS dari pihak ketiga menurun, mungkin dikarenakan mereka juga harus lebih teliti dalam menyortir TBS yang mereka beli dari petani, sehingga ketika dipasok ke PKS sudah memenuhi syarat", katanya 

Jadi sekali lagi saya tegaskan, pihak PKS Tanjung Seumentoh selalu menerima pasokan TBS dari pihak ke III dan tidak pernah kami tolak.

Sedangkan terkait masalah Asap itu memang benar saat ini perusahaan sedang melakukan perawan terhadap boiler yang baru,  sementara pabrik harus tetap berproduksi, kami harus menggunakan Boiler lama jenis Frizer memang Boiler tersebut banyak mengeluarkan asap tebal,  tapi itu tidak lama Insya Allah besok Senin 2 September 2019, perawatan terhadap Boiler tersebut sudah dapat digunakan kembali, sebut Berri Andika.[]TN-W007-016  
×
Berita Terbaru Update