Notification

×

Iklan

Iklan

Orang Tua Tak Mampu Belikan Susu, Balita Ini Diberi 5 Gelas Kopi Per Hari Sejak Usia 6 Bulan

Selasa, 17 September 2019 | September 17, 2019 WIB | 0 Views Last Updated 2019-09-17T05:32:04Z
abati parfum | Parfum Arab Terbaik
TamiangNews.com, POLEWALI MANDAR -- Hadijah Haura, bayi di bawah lima tahun (balita) berusia 14 bulan, tiap harinya minum kopi lima gelas atau sekitar 1,5 liter.

Foto : Serambi
Orangtuanya yang tak mampu membelikan susu formula buat Hadijah Haura mengaku terpaksa memberikan minuman kopi tubruk yang biasanya dikonsumsi oleh orang dewasa.

Balita yang diberikan minuman kopi sejak usia 6 bulan itu kini seperti memiliki ketergantungan pada kopi tubruk: Hadijah tak bisa tidur sebelum minum kopi tubruk.

Sarifuddin dan Anita, orangtua sang balita, tinggal di Polewali Mandar, Sulawesi Barat.

Hadijah Haura dan kedua orangtuanya. Tak Mampu Belikan Susu, Orangtua Balita di Sulbar Beri 5 Gelas Kopi Per Hari Sejak Usia 6 Bulan.

Dikutip TamiangNews.com dari Tribunnews.com orangtua balita tersebut, Sarifuddin dan Anita memberikan kopi tubruk sejak sang buah hati berusia enam bulan.

Hal tersebut terpaksa dilakukan Sarifuddin dan Anita karena tak mampu membeli susu.

Rutin diberi kopi sejak bayi, Hadijah Haura kerap bertingkah tak biasa di malam hari.

Mulanya Anita mengaku gaji Rp 20.000 sebagai buruh kupas kopra bersama suaminya, hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan dapur kecil keluarganya.

"Ya mau diapalagi, pendapatannya tidak cukup untuk membeli susu. Terpaksa setiap hari hanya diberi dot berisi kopi,” jelas Anita dikutip TribunJakarta.com dari Kompas.com

Menurut Anita, Ia dan suaminya Sarifuddin hanya menggantungkan hidup dari upah bekerja sebagai pengupas kopra.

Saat musim panen, Sarifuddin kerap beralih profesi menjadi buruh angkut padi di sawah karena upahnya lebih besar.

Namun usai panen, ia kembali menekuni profesi sebagai buruh kupas kopra.

Selama sehari bekerja, maksimal ia mendapatkan penghasilan bersama suaminya hingga Rp 40.000.

Itupun jika ada kelapa yang bisa diolah jadi kopra.

Saat bahan bakunya habis ia kerap beristirahat sampai ada bahan baku terkumpul untuk diolah.

Meski khawatir dengan perkembangan kesehatan buah hatinya yang terus menerus disuguhi kopi, Anita mengaku tidak punya banyak pilihan karena alasan pendapatan rumah tangga.

Kalau ada upah setiap hari itu biasanya hanya cukup untuk kebutuhan makan sehari-hari, itu pun kadang tidak cukup.

Selama ini Anita mengaku tak pernah mendapatkan bantuan susu atau asupan gizi dari dinas kesehatan untuk anaknya.

Meski mengonsumsi kopi, pertumbuhan fisik bayi itu seperti anak normal lainnya.

Hadijah tergolong anak super aktif.

Meski usianya baru 14 bulan, Hadijah sudah mahir berjalan sendiri, hingga aktif bermain bersama teman-teman sebayanya.

Namun anak pertama Sarifuddin dan Anita dari Desa Tonro Lima ini menunjukan tingkah tak biasa di malam hari.

Hadijah Haura kerap membuat kedua orangtuanya tak bisa tidur lantaran bocah ini aktif bermain sendiri.

Anita menjelaskan setiap ingin tidur, putrinya itu selalu merengek untuk dibuat kopi.

Jika tak diberikan kopi, maka balita 14 bulan itu tak akan bisa tidur.

"Ia tak bisa tidur kalau tidak minum kopi. Biasa merengek minta kopi sebelum tidur," ucap Anita.

Kabid Bina Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Polman mengatakan, pihaknya telah mengunjungi anak tersebut dan memberi bantuan berupa biskuit dan susu.

Dinkes juga telah memberikan pemahaman kepada orangtua anak tersebut agar tidak lagi memberi kopi.

"Karena kalau lama kelamaan nanti ada efeknya karena mengandung kafein dan mengandung banyak gula," jelasnya. [] SERAMBI




×
Berita Terbaru Update