TamiangNews.com, KUALASIMPANG - Ketua KPPS Kampung Bukitrata, Kecamatan Kejuruanmuda, Aceh Tamiang, Rahmad Fajar (28) meninggal dalam perawatan di RSUZA Banda Aceh, Jumat (3/5/2019) dini hari.
Almarhum dilaporkan didera kelelahan usai bertugas menjalankan tahapan Pemilu 2019, 17 April, lalu. Sebelum dirujuk ke Banda Aceh, Rahmad sempat sakit hingga tak sadarkan diri di rumah. Selama dua hari dia diinfus di rumahnya.
"Karena tidak ada perkembangan, oleh keluarganya dia dibawa ke RSUD Aceh Tamiang. Dirawat dua hari tiga malam," kata Sayed Zainal, warga Aceh Tamiang yang mengenal dekat keluarga korban, Jumat (3/5/2019).
Almarhum yang masih berstatus lajang itu kemudian dirujuk ke RSUZA Banda Aceh pada Rabu (1/5/2019).
Namun dua hari dirawat di sana, mendiang tak menunjukkan kemajuan berarti hingga akhirnya dinyatakan meninggal dini hari tadi.
"Meninggal pukul 04.30 WIB. Menurut konfirmasi keluarga kepada dokter, di paru-parunya banyak cairan. Kemungkinan akibat kebanyakan infus," lanjut Sayed.
Sayed menambahkan almarhum tiba di rumah keluarganya sekira pukul 15.00 WIB, berselang satu jam kemudian dikebumikan di Kampung Bukitrata.
Berdasarkan data yang dihimpun Serambinews.com, petugas penyelenggara pemilu yang jatuh sakit di Kabupaten Aceh Tamiang sedikitnya sepuluh orang terdiri atas, enam penyelenggara tingkat KPPS, tiga PPS dan satu PPK.
Mereka adalah Khairidah (46) anggota KPPS Kampung Lambungblang, Kecamatan Bendahara, Januar Fattah anggota KPPS Kampung Tenggulun, Kecamatan Tenggulun, Yayuk Irawati (24) anggota PPS Kampung Rantaubintang, Kecamatan Bandarpusaka dan Yunda Nafsiah (37) anggota PPS Kampung Bandar, Kecamatan Sekerak.
Kemudian, Winda Sari (39) Sekretariat PPS Kampung Blangkandis, Kecamatan Bandarpusaka, Ibrahim (35) Ketua KPPS Kampung Lubuksidup, Kecamatan Sekerak, Aminuddin Akhir (47) Ketua KPPS Kampung Rantaupauh, Kecamatan Rantau, Khaidir Ketua KPPS Kampung Batubedulang, Kecamatan Bandarpusaka dan Maidi Darma (40) anggota PPK Sekerak. [] Serambinews.com
 |
| Foto | Ilustrasi (pantau.com) |
Almarhum dilaporkan didera kelelahan usai bertugas menjalankan tahapan Pemilu 2019, 17 April, lalu. Sebelum dirujuk ke Banda Aceh, Rahmad sempat sakit hingga tak sadarkan diri di rumah. Selama dua hari dia diinfus di rumahnya.
"Karena tidak ada perkembangan, oleh keluarganya dia dibawa ke RSUD Aceh Tamiang. Dirawat dua hari tiga malam," kata Sayed Zainal, warga Aceh Tamiang yang mengenal dekat keluarga korban, Jumat (3/5/2019).
Almarhum yang masih berstatus lajang itu kemudian dirujuk ke RSUZA Banda Aceh pada Rabu (1/5/2019).
Namun dua hari dirawat di sana, mendiang tak menunjukkan kemajuan berarti hingga akhirnya dinyatakan meninggal dini hari tadi.
"Meninggal pukul 04.30 WIB. Menurut konfirmasi keluarga kepada dokter, di paru-parunya banyak cairan. Kemungkinan akibat kebanyakan infus," lanjut Sayed.
Sayed menambahkan almarhum tiba di rumah keluarganya sekira pukul 15.00 WIB, berselang satu jam kemudian dikebumikan di Kampung Bukitrata.
Berdasarkan data yang dihimpun Serambinews.com, petugas penyelenggara pemilu yang jatuh sakit di Kabupaten Aceh Tamiang sedikitnya sepuluh orang terdiri atas, enam penyelenggara tingkat KPPS, tiga PPS dan satu PPK.
Mereka adalah Khairidah (46) anggota KPPS Kampung Lambungblang, Kecamatan Bendahara, Januar Fattah anggota KPPS Kampung Tenggulun, Kecamatan Tenggulun, Yayuk Irawati (24) anggota PPS Kampung Rantaubintang, Kecamatan Bandarpusaka dan Yunda Nafsiah (37) anggota PPS Kampung Bandar, Kecamatan Sekerak.
Kemudian, Winda Sari (39) Sekretariat PPS Kampung Blangkandis, Kecamatan Bandarpusaka, Ibrahim (35) Ketua KPPS Kampung Lubuksidup, Kecamatan Sekerak, Aminuddin Akhir (47) Ketua KPPS Kampung Rantaupauh, Kecamatan Rantau, Khaidir Ketua KPPS Kampung Batubedulang, Kecamatan Bandarpusaka dan Maidi Darma (40) anggota PPK Sekerak. [] Serambinews.com
