TamiangNews.com, BLANGBINTANG -- Angin puting beliung yang menerjang Bener Meriah dan Kota Subulussalam, Sabtu (9/3) sore sebenarnya sudah diprakirakan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandara SIM Blangbintang, Aceh Besar sejak 20 Februari 2019.
Dalam keterangannya, waktu itu, Kasi Data dan Informasi BMKG Bandara SIM Blangbintang, Zakaria Ahmad SE mengatakan, kondisi cuaca di Aceh saat ini memasuki masa peralihan ke musim kemarau sehingga meningkatkan potensi puting beliung dan angin kencang yang dapat terjadi pada siang hingga sore hari.
Menjelang siang, awan-awan konvektif akan bertumbuh dengan cepat akibat penguapan air laut, sungai, atau danau. Naiknya suhu udara di suatu tempat menyebabkan tekanan udara di daerah itu menurun, sehingga massa udara dari wilayah sekitarnya akan bergerak cepat ke wilayah tersebut dan berujung dengan munculnya puting beliung.
Dikatakannya, awan konvektif atau cumulonimbus (Cb) berwarna hitam gelap dan menjulang tinggi menyerupai bunga kol. “Masyarakat yang melihat tanda-tanda ini di wilayahnya patut waspada, karena biasanya akan muncul angin puting beliung atau angin kencang. Cari tempat aman seperti di dalam rumah. Kondisi cuaca seperti ini melanda sebagian Aceh dan diprediksi hingga awal April 2019,” begitu peringatan BMKG, sebagaimana pernah diberitakan Serambi beberapa waktu lalu.
Zakaria menjelaskan, angin puting beliung memiliki ciri khas yaitu memiliki pusaran yang tampak seperti awan berekor. Biasanya angin ini terjadi di lapangan terbuka dan datar, atau bisa juga terjadi di laut yang dikenal dengan istilah waterspout (belalai air). “Meskipun durasinya hanya 5 sampai 10 menit, puting beliung memiliki daya rusak yang sangat kuat. Angin ini bisa menerbangkan atap dan merusak apapun di sekitarnya,” demikian Zakaria. [] SERAMBINEWS
![]() |
Foto : ZAKARIA AHMAD,Kasi Data dan Informasi BMKG Blangbintang (Serambinews) |
Menjelang siang, awan-awan konvektif akan bertumbuh dengan cepat akibat penguapan air laut, sungai, atau danau. Naiknya suhu udara di suatu tempat menyebabkan tekanan udara di daerah itu menurun, sehingga massa udara dari wilayah sekitarnya akan bergerak cepat ke wilayah tersebut dan berujung dengan munculnya puting beliung.
Dikatakannya, awan konvektif atau cumulonimbus (Cb) berwarna hitam gelap dan menjulang tinggi menyerupai bunga kol. “Masyarakat yang melihat tanda-tanda ini di wilayahnya patut waspada, karena biasanya akan muncul angin puting beliung atau angin kencang. Cari tempat aman seperti di dalam rumah. Kondisi cuaca seperti ini melanda sebagian Aceh dan diprediksi hingga awal April 2019,” begitu peringatan BMKG, sebagaimana pernah diberitakan Serambi beberapa waktu lalu.
Zakaria menjelaskan, angin puting beliung memiliki ciri khas yaitu memiliki pusaran yang tampak seperti awan berekor. Biasanya angin ini terjadi di lapangan terbuka dan datar, atau bisa juga terjadi di laut yang dikenal dengan istilah waterspout (belalai air). “Meskipun durasinya hanya 5 sampai 10 menit, puting beliung memiliki daya rusak yang sangat kuat. Angin ini bisa menerbangkan atap dan merusak apapun di sekitarnya,” demikian Zakaria. [] SERAMBINEWS