"Tuntut Jalan ke Kota Baharu Diaspal"
TamiangNews.com, SINGKIL -- Warga Kecamatan Kota Baharu melakukan aksi unjuk rasa ke kantor Bupati Aceh Singkil di Pulau Sarok, Singkil, Senin (11/2). Mereka menuntut Pemkab setempat segera merealisasikan pengaspalan jalan ke daerahnya sepanjang 12 kilometer via PT Nafasindo.
Foto : Serambinews |
Pengunjuk rasa mempersoalkan ketidakadilan pembangunan yang dirasakan penduduk Kota Baharu. Mulai dari sektor kesehatan, fasilitas pendidikan, dan pembangunan infrastruktur lainnya. Pada sektor kesehatan misalnya, menurut pengunjuk rasa, tidak ada dokter di Puskesmas Kota Baharu serta mobil ambulans kerap tidak di tempat sehingga masyarakat kesulitan berobat. “Masyarakat Kota Baharu haram sakit karena dokter tidak ada,” teriak Hambalisyah, orator pengunjuk rasa.
Kedatangan pengunjuk rasa disambut Wakil Bupati (Wabup) Aceh Singkil, Sazali. Pada kesempatan itu, Sazali menyatakan, pengaspalan jalan ke Kota Baharu sudah masuk dalam tahap perencanaan pada tahun ini. Setelah selesai perencanaan, jelas Wabup, selanjutnya akan dilakukan pengaspalan. “Tahun ini sudah masuk tahap perencanaan,” ujar Wabup Sazali.
Tidak puas dengan jawaban Wabup, demonstran meminta janji pengaspalan jalan ke Kota Baharu dilakukan secara tertulis. Wabup Sazali lantas menyetujui menandatangani perjanjian secara tertulis yang disambut tepuk tangan pengunjuk rasa.
Demonstran datang ke kantor Bupati Aceh Singkil dengan membawa spanduk serta poster yang berisikan berbagai tuntutan. Di halaman kantor bupati, pengunjuk rasa melakukan orasi secara bergantian oleh Wanhar, Ali Remaja, serta orator lainnya.
Terkait soal dokter yang tidak ada di Puskesmas Kota Baharu, Sazali menjelaskan, hal itu terjadi lantaran dokter merasa tidak nyaman bahkan terancam saat bertugas di sana. Pernyataan Wakil Bupati itu langsung dibantah pengunjuk rasa. Mereka memang membenarkan pernah terjadi luapan kemarahan masyarakat, namun kejadian itu dipicu gara-gara dokter tidak berada di tempat saat ada orang sakit.
“Masyarakat kami siap menjaga keamanan dan ketertiban. Itu ada penyebabnya karena dokter tak ada di tempat serta mobil ambulans tidak ada,” bantah Hasan Basri Lingga, salah seorang pengunjuk rasa. [] SERAMBINEWS