TamiangNews.com, BANDA ACEH -- Personel Kepolisian dan TNI serta warga Gampong Kajhu, Kecamatan Baitussalam, Aceh Besar, Selasa (19/2) pagi, membongkar lokasi kuburan massal korban tsunami di Dusun Lamprada, gampong setempat. Pembongkaran dan pemindahan 21 kerangka tsunami yang selanjutnya dikebumikan secara layak di Gampong Cot Paya, Kecamatan Baitussalam, dilakukan atas permintaan pemilik tanah.
Kapolresta Banda Aceh, Kombes Pol Trisno Riyanto SH, melalui Kapolsek Baitussalam, Iptu Afrinal, mengatakan permintaan pembongkaran kuburan massal di lahan milik Klinik Khanza di Dusun Lamprada Gampong Kajhu itu, dilakukan atas permintaan pemilik tanah yang selanjutnya penguburan terhadap 21 korban tsunami itu dilakukan secara layak di Gampong Cot Paya.
Inisiatif dari pemilik tanah yang meminta pembongkaran tersebut, sehingga seluruh biaya dan operasional yang berkenaan dengan prosesi pembongkaran kuburan massal korban tsunami itu pun ditanggung sepenuhnya oleh pemilik tanah.
“Dulu, pascatsunami Desember 2004 kan sifatnya darurat, sehingga para korban tsunami langsung dimakamkan di sana. Tapi, setelah pemilik tanah itu tahu bahwa di areal tanahnya ada dikebumikan korban tsunami, sehingga berinisiatif membongkarnya untuk dikebumikan ke tempat lebih layak dengan melibatkan warga setempat,” kata Iptu Afrinal, kepada Serambi, Selasa (19/2).
Ia menjelaskan, sebelum dilakukan pembongkaran, pihaknya sudah mendapat surat pemberitahuan dari Keuchik Gampong Kajhu, Syahril AR, sehari sebelumnya yang menerangkan akan dilakukan pembongkaran dan pemindahan kuburan massal korban tsunami dari tanah milik Klinik Khanza yang akan dilaksanakan warga Kajhu.
“Selain warga, pembongkaran kuburan massal itu dikerahkan satu ekskavator (beko). Pembongkaran sempat terhenti sebentar saat pekerjaan, karena ada kerusakan pada beko. Namun, itu tidak berlangsung lama dan pekerjaan kembali dilanjutkan,” sebut Iptu Afrinal.
Kapolsek Baitussalam, Iptu Afrinal menambahkan, dari 21 kerangka korban tsunami itu, 16 mayat di antaranya berjenis kelamin perempuan, sedangkan 5 kerangka lainnya laki-laki.
Dari lima kerangka laki-laki korban tsunami tersebut, tiga di antaranya diketahui identitasnya, masing-masing atas nama Alimuddin, lahir di Banda Aceh, 12 Desember 1983, beralamat di Dusun Tgk Hasyim Gampong Pineung, Kecamatan Syiah Kuala, Banda Aceh. Lalu, korban tsunami atas nama Muhammad, lahir di Banda Aceh, 15 Agustus 1963, beralamat di Gampong Cadek, Kecamatan Baitussalam, Aceh Besar serta Faisal, lahir di Banda Aceh, 11 September 1981, beralamat di Jalan Tgk Ismail, Gampong Peulanggahan Kecamatan Kutaraja, Banda Aceh.
“Untuk korban tsunami yang diketahui identitasnya atas nama Alimuddin dan Muhammad sudah diambil pihak keluarga dan dikebumikan di kuburan keluarga. Alhamdulillah, semua prosesi pembokaran dari awal sampai akhir berjalan lancar,” demikian Iptu Afrinal. [] SERAMBINEWS
![]() |
Foto : Serambinews |
Inisiatif dari pemilik tanah yang meminta pembongkaran tersebut, sehingga seluruh biaya dan operasional yang berkenaan dengan prosesi pembongkaran kuburan massal korban tsunami itu pun ditanggung sepenuhnya oleh pemilik tanah.
“Dulu, pascatsunami Desember 2004 kan sifatnya darurat, sehingga para korban tsunami langsung dimakamkan di sana. Tapi, setelah pemilik tanah itu tahu bahwa di areal tanahnya ada dikebumikan korban tsunami, sehingga berinisiatif membongkarnya untuk dikebumikan ke tempat lebih layak dengan melibatkan warga setempat,” kata Iptu Afrinal, kepada Serambi, Selasa (19/2).
Ia menjelaskan, sebelum dilakukan pembongkaran, pihaknya sudah mendapat surat pemberitahuan dari Keuchik Gampong Kajhu, Syahril AR, sehari sebelumnya yang menerangkan akan dilakukan pembongkaran dan pemindahan kuburan massal korban tsunami dari tanah milik Klinik Khanza yang akan dilaksanakan warga Kajhu.
“Selain warga, pembongkaran kuburan massal itu dikerahkan satu ekskavator (beko). Pembongkaran sempat terhenti sebentar saat pekerjaan, karena ada kerusakan pada beko. Namun, itu tidak berlangsung lama dan pekerjaan kembali dilanjutkan,” sebut Iptu Afrinal.
Kapolsek Baitussalam, Iptu Afrinal menambahkan, dari 21 kerangka korban tsunami itu, 16 mayat di antaranya berjenis kelamin perempuan, sedangkan 5 kerangka lainnya laki-laki.
Dari lima kerangka laki-laki korban tsunami tersebut, tiga di antaranya diketahui identitasnya, masing-masing atas nama Alimuddin, lahir di Banda Aceh, 12 Desember 1983, beralamat di Dusun Tgk Hasyim Gampong Pineung, Kecamatan Syiah Kuala, Banda Aceh. Lalu, korban tsunami atas nama Muhammad, lahir di Banda Aceh, 15 Agustus 1963, beralamat di Gampong Cadek, Kecamatan Baitussalam, Aceh Besar serta Faisal, lahir di Banda Aceh, 11 September 1981, beralamat di Jalan Tgk Ismail, Gampong Peulanggahan Kecamatan Kutaraja, Banda Aceh.
“Untuk korban tsunami yang diketahui identitasnya atas nama Alimuddin dan Muhammad sudah diambil pihak keluarga dan dikebumikan di kuburan keluarga. Alhamdulillah, semua prosesi pembokaran dari awal sampai akhir berjalan lancar,” demikian Iptu Afrinal. [] SERAMBINEWS