TamiangNews.com, KARANG BARU -- Akibat parit pembuang milik PT Socfindo dan PTPN I tidak terurus sedikitnya 1.000 Ha persawah warga dari 9 Kampung dalam Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang dikhawatirkan gagal panen, Senin (3/12).
Hal itu terungkap dalam pertemuang Tim Gabungan Peduli Petani, pada Jum'at, (30/11) jam 09.00 Wib s.d 12.15 Wib, yang terdiri dari Camat Karang Baru, Zulfiqar, SP, Ketua KTNA Kecamatan Karang Baru Rinaldy Afrizal, S.Pd, Nuraini, SP (Koord BPP Kec Kr. Baru), Saniah, SP (Mantri Tani), Desi Indriani (Staff Bid Penyuluhan Dinas Pertanian Perkebunan, Staff PHP, PPL, Junaidi (tokoh masyarakat), Datok Penghulu Kampung Paya Meta.
Team ini terjun kelapangan meninjau bekas lokasi Sawah yang terendam air dan melihat jalur parit serta tanggul yang diduga sebagai penyebab meluapnya air yang membanjiri sawah. Akibat hujan deras berdurasi 5 (lima) jam yang menguyur Aceh Tamiang 7 hari yang lalu,
Adapun persawahan yang terendam banjir terdapat seluas 390 Ha di Kampung Alur Baung, Paya Meta, Paya Bujok, Paya We, Alur Bemban, Medang Ara, Pahlawan, Johar dan Kampung Bundar di Kecamatan Karang Baru.
Dari fakta lapangan yang ditemukan team menduga kuat penyebab air mengenangi areal persawahan dan pemukiman dikarenakan kondisi paret milik PT. Socfindo (Panjang 7 Km, Lebar 4 m) dan PTPN 1 Tj. Seumantoh (Panjang 5 Km dan lebar 4 m) dalam keadaan dangkal, dipenuhi sampah dan enceng gondok serta rumput-rumputan.
Dampak sawah yang parah terendam seluas 390 Ha, sedangkan yang terendam biasa seluas 600 Ha disebaran 9 (sembilan) Kampung dalam Kecamatan Karang Baru.
Ketua KTNA Kecamatan Karang Baru, Rinaldy Afrizal, SP.d, dalam pertemuan itu menyampaikan, keadaan sawah yang terendam banjir seluas 390 Ha, jika tanaman padi tersebut sampai mati, maka petani sawah mengalami kerugian sebesar Rp. 1.170.000.000. Sedangkan sawah yang gagal panen dengan luas 35 Ha, petani diperkurakan mengalami kerugian sebesar Rp. 525.000.000.
Wakil Ketua 1 KTNA Aceh Tamiang, Sugiono, SH, berharap agar Perusahaan Socfindo dan Kebun Lama PT. Perkebunan Nusantara I, dapat segera menata kembali parit parit pembuang agar kembali fungsi parit seperti sediakala, kalau keadaan parit seperti ini, tentunya masyarakat petani dan pemukiman warga akan selalu terendam air, dari meluapnya air parit.
Dari beberapa pertemuan dengan 9 (sembilan) Pengurus Kelompok Tani di Karang Baru, KTNA, Dinas Pertanian dan Camat Kr. Baru, kami berencana dalam waktu dekat ini berkebutuhan untuk dapat beraudiensi dengan Bupati Aceh Tamiang untuk menyampaikan tentang persoalan yang dialami petani sawah dan warga yang kampungnya terendam air.
Camat Karang baru Zulfiqar,SP menyampaikan dalam pertemuan itu, bahwa jika persoalan paret tersumbat tidak cepat diatasi, kemungkinan besar sewaktu adanya intensitas hujan dengan durasi waktu 4 s.d 5 jam, maka ancaman banjir sawah akan terulang lagi, untuk itu diharapkan kepada perusahaan - perusahaan pemegang izin HGU yang jaringan paritnya dekat pemukiman penduduk, lahan pertanian masyarakat, agar kiranya rutin dalam perawatan paritnya ditambah dengan membuat pintu - pintu pengendalian air dan memperbaiki tangul, papar Zulfiqar.
Dan ditambahnya lagi masyarakat agar mau secara rutin melakukan pembersihan dan perawatan paret yang berada dalam Kampung, sebut Uloeng sapaan akrab Zulfikar, SP.
Humas PT Perkebunan Nusantara I, Yantri Bakti Putra yang dikonfirmasi TamiangNews.com melalui pesan WhatsApp tidak dibalas dan dihubungi via telepon selularnya juga tidak diangkat. [] TN-W007
Hal itu terungkap dalam pertemuang Tim Gabungan Peduli Petani, pada Jum'at, (30/11) jam 09.00 Wib s.d 12.15 Wib, yang terdiri dari Camat Karang Baru, Zulfiqar, SP, Ketua KTNA Kecamatan Karang Baru Rinaldy Afrizal, S.Pd, Nuraini, SP (Koord BPP Kec Kr. Baru), Saniah, SP (Mantri Tani), Desi Indriani (Staff Bid Penyuluhan Dinas Pertanian Perkebunan, Staff PHP, PPL, Junaidi (tokoh masyarakat), Datok Penghulu Kampung Paya Meta.
Team ini terjun kelapangan meninjau bekas lokasi Sawah yang terendam air dan melihat jalur parit serta tanggul yang diduga sebagai penyebab meluapnya air yang membanjiri sawah. Akibat hujan deras berdurasi 5 (lima) jam yang menguyur Aceh Tamiang 7 hari yang lalu,
Adapun persawahan yang terendam banjir terdapat seluas 390 Ha di Kampung Alur Baung, Paya Meta, Paya Bujok, Paya We, Alur Bemban, Medang Ara, Pahlawan, Johar dan Kampung Bundar di Kecamatan Karang Baru.
Dari fakta lapangan yang ditemukan team menduga kuat penyebab air mengenangi areal persawahan dan pemukiman dikarenakan kondisi paret milik PT. Socfindo (Panjang 7 Km, Lebar 4 m) dan PTPN 1 Tj. Seumantoh (Panjang 5 Km dan lebar 4 m) dalam keadaan dangkal, dipenuhi sampah dan enceng gondok serta rumput-rumputan.
Dampak sawah yang parah terendam seluas 390 Ha, sedangkan yang terendam biasa seluas 600 Ha disebaran 9 (sembilan) Kampung dalam Kecamatan Karang Baru.
Ketua KTNA Kecamatan Karang Baru, Rinaldy Afrizal, SP.d, dalam pertemuan itu menyampaikan, keadaan sawah yang terendam banjir seluas 390 Ha, jika tanaman padi tersebut sampai mati, maka petani sawah mengalami kerugian sebesar Rp. 1.170.000.000. Sedangkan sawah yang gagal panen dengan luas 35 Ha, petani diperkurakan mengalami kerugian sebesar Rp. 525.000.000.
Wakil Ketua 1 KTNA Aceh Tamiang, Sugiono, SH, berharap agar Perusahaan Socfindo dan Kebun Lama PT. Perkebunan Nusantara I, dapat segera menata kembali parit parit pembuang agar kembali fungsi parit seperti sediakala, kalau keadaan parit seperti ini, tentunya masyarakat petani dan pemukiman warga akan selalu terendam air, dari meluapnya air parit.
Dari beberapa pertemuan dengan 9 (sembilan) Pengurus Kelompok Tani di Karang Baru, KTNA, Dinas Pertanian dan Camat Kr. Baru, kami berencana dalam waktu dekat ini berkebutuhan untuk dapat beraudiensi dengan Bupati Aceh Tamiang untuk menyampaikan tentang persoalan yang dialami petani sawah dan warga yang kampungnya terendam air.
Camat Karang baru Zulfiqar,SP menyampaikan dalam pertemuan itu, bahwa jika persoalan paret tersumbat tidak cepat diatasi, kemungkinan besar sewaktu adanya intensitas hujan dengan durasi waktu 4 s.d 5 jam, maka ancaman banjir sawah akan terulang lagi, untuk itu diharapkan kepada perusahaan - perusahaan pemegang izin HGU yang jaringan paritnya dekat pemukiman penduduk, lahan pertanian masyarakat, agar kiranya rutin dalam perawatan paritnya ditambah dengan membuat pintu - pintu pengendalian air dan memperbaiki tangul, papar Zulfiqar.
Dan ditambahnya lagi masyarakat agar mau secara rutin melakukan pembersihan dan perawatan paret yang berada dalam Kampung, sebut Uloeng sapaan akrab Zulfikar, SP.
Humas PT Perkebunan Nusantara I, Yantri Bakti Putra yang dikonfirmasi TamiangNews.com melalui pesan WhatsApp tidak dibalas dan dihubungi via telepon selularnya juga tidak diangkat. [] TN-W007