TamiangNews.com, TENGGULUN -- Tidak meratanya dalam penyaluran
beberapa bantuan pemerintah kepada masyarakat kurang mampu masih saja
terjadi. Bantuan dimaksud bisa berbentuk berupa uang tunai, bahan pokok
makanan maupun berbentuk bangunan fisik.
Di Kampung Selamat Kecamatan Tenggulun, Kabupaten
Aceh Tamiang, sebuah keluarga yang layak dikategorikan sebagai keluarga
kurang mampu, mengaku luput dari perhatian pemerintah di desanya.
![]() |
Foto : Ginem (58) |
Ginem
(58), bersama segenap keluarga kecilnya yang hidup sebagai keluarga pra
sejahtera yang berdomisili disebuah permukiman kecil dan terpencil
bernama dusun lama blok 40 ini sangat merindukan kasih sayang dari
pemerintah layaknya keluarga lain yang hidupnya dibawah garis
kemiskinan.
Walau
tidak memiliki sebidang kebun buat memenuhi kebutuhan keluarga, namun
Ginem dan suaminya yang bernama Misdi ini, meskipun usianya sudah
memasuki usia senja, pasangan renta berprofesi sebagai buruh serabutan
dikebun milik tetangga sekampungnya ini ingin sekali mendapatkan uluran
tangan pemerintah.
"Kawan
kami yang kehidupannya lebih mapan dari kami, bisa mendapatkan bantuan
beras dan juga bantuan program keluarga harapan (PKH). Mungkin karena
orang miskin, lalu keberadaan kami tidak terlalu dianggap ada oleh
bapak-bapak yang diatas ya," ujar Ginem kepada Lentera24 baru baru ini.
Sambung
Ginem, dia pernah mengusulkan diri kepada Kepala Dusun setempat agar
diberi bantuan beras, tetapi sampai sekarang belum juga mendapatkan apa
yang diharapkan. Bahkan usulan tersebut juga pernah disampaikan kepada
Datok Penghulu Kampung Selamat, Ponen, namun tidak ada jawaban apapun,
terkecuali hanya sambutan senyuman dari sang Datok.
"Sama
pak Kadus, Sono pernah ku minta tolong supaya kami dikasih beras
bantuan, sama pak Datok Ponen juga baru baru ini udah kubilang juga.
Tapi pak Datok cuma senyum aja," imbuh Ginem.
Orang
masih memiliki tanggungan dua orang anak ini pun mengatakan, dari buah
perkawinannya dengan Misdi, dia dikaruniai sebanyak 6 orang momongan.
Namun karena ketidak mampuannya membiayai pendidikan sekolah anak, semua
anak-anaknya tidak ada yang berhasil menamatkan pendidikannya.
"Keenam
anak-anak kami itu semuanya putus sekolah dijenjang Sekolah dasar (SD)
saja. Dari urutan anak kami yang paling tua sampai yang bungsu putus
sekolah saat duduk dikelas 2 SD, kelas 3 SD, kelas 4 SD, kelas 4 SD,
kelas 5 SD dan yang bungsu putus sekolahnya saat dikelas 5 SD," ujar
Ginem.
Ginem
berharap, Pemerintah desa Selamat hendaknya dapat mendata ulang dan
memasukkan nama keluarganya kedalam data sebagai keluarga kurang mampu.
"Supaya seperti keluarga lainnya yang mendapat bantuan pemerintah untuk keluarga miskin seperti kami," ungkap Ginem. [] TN-RED
Berita ini sebelumnya telah ditayangkan di media online Lentera24.com dengan judul "Di Kampung Selamat ada Warga Miskin Luput Perhatian Pemerintah"
Berita ini sebelumnya telah ditayangkan di media online Lentera24.com dengan judul "Di Kampung Selamat ada Warga Miskin Luput Perhatian Pemerintah"