TamiangNews.com, | BLANG OI -- Keturunan pewaris Kerajaan Aceh Darussalam beserta
sejumlah Majelis Istiadat Diraja, mengibarkan bendera pemersatu Alam
Peudeung berdampingan dengan bendera merah putih di halaman Istana Adat
Kerajaan Aceh Darussalam di Blang Oi, Meuraxa, Banda Aceh, Selasa
(11/9).
Pengibaran bendera Alam Peudeung berdampingan dengan bendera Merah Putih tersebut, dilakukan dalam rangka memperingati tahun baru Islam, 1 Muharram 1440 Hijriyah.
Dimana, hal tersebut sebagai simbol dimulainya kembali gerakan budaya sesuai warisan perjuangan leluhur untuk mengembalikan semangat persatuan dan kesatuan masyarakat Aceh.
"Ini simbol pemersatu. Kita berharap ini awal menyelaraskan kembali warisan budaya yang bersemangat bersendikan Kitabullah dan sunnah Rasulullah", sebut Panglima Besar Majelis DiRadja Kerajaan Atjeh Darussalam, Muzakir Ridha.
Ia juga menyebut, perayaan tahun baru Islam ini bertujuan untuk mengukuhkan kembali adat Istiadat Aceh sebagai jati diri masyarakat Aceh yang mulia dan luhur.
Muzakir menuturkan, bendera alam peudeung merupakan bendera perekat atau pemersatu kerajaan Aceh Darussalam dimasa lalu dan hingga kini terus dipertahankan keberadaannya.
Dia juga berharap agar Pemerintah Aceh dapat menggunakan bendera Alam Peudeng sebagai bendera daerah yang dapat menyatukan semua komponen rakyat Aceh.
Muzakir Ridha menjelaskan, Majlis Istiadat DiRadja Keradjaan Atjeh Darussalam diistiharkan oleh PSB DYMM Tuanku Muhammad (I) ZN sebagai pengemban/pemegang amanah DiRadja Keradjaan Atjeh Darussalam dengan tujuan untuk mengembalikan martabat, kemuliaan dan Marwah Masyarakat Aceh.
Perayaan ini juga dihadiri oleh para Raja Raja Nusantara, tamu-tamu dari Luar Negeri Korea, Amerika, Malaysia dan masyarakat. [] L24
Berita ini sebelumnya telah ditayangkan di media online Lentera24.com dengan judul "Raja Aceh Kibarkan Alam Peudeng Dihadiri Raja Raja Nusantara"
Pengibaran bendera Alam Peudeung berdampingan dengan bendera Merah Putih tersebut, dilakukan dalam rangka memperingati tahun baru Islam, 1 Muharram 1440 Hijriyah.
Dimana, hal tersebut sebagai simbol dimulainya kembali gerakan budaya sesuai warisan perjuangan leluhur untuk mengembalikan semangat persatuan dan kesatuan masyarakat Aceh.
"Ini simbol pemersatu. Kita berharap ini awal menyelaraskan kembali warisan budaya yang bersemangat bersendikan Kitabullah dan sunnah Rasulullah", sebut Panglima Besar Majelis DiRadja Kerajaan Atjeh Darussalam, Muzakir Ridha.
Ia juga menyebut, perayaan tahun baru Islam ini bertujuan untuk mengukuhkan kembali adat Istiadat Aceh sebagai jati diri masyarakat Aceh yang mulia dan luhur.
Muzakir menuturkan, bendera alam peudeung merupakan bendera perekat atau pemersatu kerajaan Aceh Darussalam dimasa lalu dan hingga kini terus dipertahankan keberadaannya.
Dia juga berharap agar Pemerintah Aceh dapat menggunakan bendera Alam Peudeng sebagai bendera daerah yang dapat menyatukan semua komponen rakyat Aceh.
Muzakir Ridha menjelaskan, Majlis Istiadat DiRadja Keradjaan Atjeh Darussalam diistiharkan oleh PSB DYMM Tuanku Muhammad (I) ZN sebagai pengemban/pemegang amanah DiRadja Keradjaan Atjeh Darussalam dengan tujuan untuk mengembalikan martabat, kemuliaan dan Marwah Masyarakat Aceh.
Perayaan ini juga dihadiri oleh para Raja Raja Nusantara, tamu-tamu dari Luar Negeri Korea, Amerika, Malaysia dan masyarakat. [] L24
Berita ini sebelumnya telah ditayangkan di media online Lentera24.com dengan judul "Raja Aceh Kibarkan Alam Peudeng Dihadiri Raja Raja Nusantara"