TamiangNews.com, BANDA ACEH -- Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Aceh melaksanakan sosialisasi replanting (penanaman kembali) sawit rakyat pada 14-15 Agustus 2018 di Hotel Oasis, Banda Aceh. Kegiatan itu dibuka Dwi Praptomo mewakili Dirjenbun Kementan RI dan diikuti puluhan peserta dari unsur pemerintah, swasta, dan organisasi kelapa sawit pusat maupun Aceh.
Dalam sambutannya, Dwi Praptomo mengatakan bahwa replanting sawit ditujukan untuk rakyat dengan bantuan hibah dari pemerintah sebesar Rp 25 juta /kepala keluarga yang memenuhi persyaratan. Untuk itu dia berharap Pemerintah Aceh dan Kabupaten/Kota dapat memanfaatkan peluang tersebut dengan serius dan bertanggung jawab agar replanting sawit sukses.
Kepala Distanbun Aceh, Ir A Hanan SP MP mengatakan, pihaknya terus berusaha untuk meningkatkan produktivitas dan kontinuitas berbagai komoditas kelapa sawit. “Kuota yang telah disetujui Pemerintah Pusat tahun 2018 sebesar 12.258 hektare. Semoga bisa dicapai maksimal karena sisa waktu kita tinggal empat bulan lagi,” ujarnya.
Untuk itu, pihaknya mengajak semua pihak bekerja keras mempersiapkan semua kebutuhan dan persyaratan replanting atau peremajaan sawit tersebut. A Hanan juga meminta kepada para kepala daerah yang hadir untuk dapat membantu Distanbun dalam verifikasi administrasi dan lapangan dari usulan masyarakat. “Kami berharap semua usulan tersebut sudah diverifikasi sesuai dengan aturan yang berlaku,” pintanya.
Hal senada juga dikatakan Kabid Perbenihan, Produksi, dan Perlindungan Perkebunan Distanbun Aceh, Azanuddin Kurnia. Dia menyebut 12.258 hektare (ha) kuota Aceh itu dengan rincian Nagan Raya 1.502 ha, Aceh Singkil 950 ha, Aceh Barat 1.110 ha, Aceh Utara 1.650 ha, Aceh Timur 1.200 ha, Aceh Tamiang 3.176 ha, dan Aceh Jaya 2.670 ha. “Dari 12.258 ha tersebut, baru 142 ha yang sudah disetujui dan sudah dikeluarkan rekomendasi teknis dari Distanbun Aceh,” jelas dia.
Pada bagian lain, Kabid Perbenihan, Produksi, dan Perlindungan Perkebunan Distanbun Aceh, Azanuddin Kurnia mengatakan, program replanting sawit tidak sekadar mengganti tanaman tua dengan tanaman muda, tapi menghadirkan inovasi yang bernilai ekonomis bagi petani dan pemerintah daerah. “Batang sawit yang sudah tumbang dapat dimanfaatkan untuk membuat gula aren. Ini adalah alternatif ekonomi baru bagi masyarakat,” ujar Azanuddin, dan menyebut satu batang sawit yang tumbang dapat menghasilkan 3-7 liter aren per 24 jam.
Selain itu, batang sawit juga dapat dimanfaatkan untuk pembuatan kompos dan pelet. Menurut Azanuddin, tidak ada yang terbuang percuma dalam mengusahakan kelapa sawit. “Selama ini tidak dimanfaatkan. Kami berharap inovasi ini dapat menjadi nilai tambah bagi petani sawit apalagi bila terjadi penurunan harga TBS,” pungkasnya. [] SERAMBINEWS
![]() |
Foto : GoRiau |
Kepala Distanbun Aceh, Ir A Hanan SP MP mengatakan, pihaknya terus berusaha untuk meningkatkan produktivitas dan kontinuitas berbagai komoditas kelapa sawit. “Kuota yang telah disetujui Pemerintah Pusat tahun 2018 sebesar 12.258 hektare. Semoga bisa dicapai maksimal karena sisa waktu kita tinggal empat bulan lagi,” ujarnya.
Untuk itu, pihaknya mengajak semua pihak bekerja keras mempersiapkan semua kebutuhan dan persyaratan replanting atau peremajaan sawit tersebut. A Hanan juga meminta kepada para kepala daerah yang hadir untuk dapat membantu Distanbun dalam verifikasi administrasi dan lapangan dari usulan masyarakat. “Kami berharap semua usulan tersebut sudah diverifikasi sesuai dengan aturan yang berlaku,” pintanya.
Hal senada juga dikatakan Kabid Perbenihan, Produksi, dan Perlindungan Perkebunan Distanbun Aceh, Azanuddin Kurnia. Dia menyebut 12.258 hektare (ha) kuota Aceh itu dengan rincian Nagan Raya 1.502 ha, Aceh Singkil 950 ha, Aceh Barat 1.110 ha, Aceh Utara 1.650 ha, Aceh Timur 1.200 ha, Aceh Tamiang 3.176 ha, dan Aceh Jaya 2.670 ha. “Dari 12.258 ha tersebut, baru 142 ha yang sudah disetujui dan sudah dikeluarkan rekomendasi teknis dari Distanbun Aceh,” jelas dia.
Pada bagian lain, Kabid Perbenihan, Produksi, dan Perlindungan Perkebunan Distanbun Aceh, Azanuddin Kurnia mengatakan, program replanting sawit tidak sekadar mengganti tanaman tua dengan tanaman muda, tapi menghadirkan inovasi yang bernilai ekonomis bagi petani dan pemerintah daerah. “Batang sawit yang sudah tumbang dapat dimanfaatkan untuk membuat gula aren. Ini adalah alternatif ekonomi baru bagi masyarakat,” ujar Azanuddin, dan menyebut satu batang sawit yang tumbang dapat menghasilkan 3-7 liter aren per 24 jam.
Selain itu, batang sawit juga dapat dimanfaatkan untuk pembuatan kompos dan pelet. Menurut Azanuddin, tidak ada yang terbuang percuma dalam mengusahakan kelapa sawit. “Selama ini tidak dimanfaatkan. Kami berharap inovasi ini dapat menjadi nilai tambah bagi petani sawit apalagi bila terjadi penurunan harga TBS,” pungkasnya. [] SERAMBINEWS