TamiangNews.com, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengapresiasi kinerja jajaran Polri dalam menjaga keamanan di Indonesia. Hasil kinerja dari Korps Bhayangkara ini dinilai telah membuat Indonesia menjadi salah satu negara teraman di dunia versi Lembaga Riset internasional Gallup's Law and Order.
"Pada peringatan Hari Bhayangkara Ke-72 kita dapat kabar baik Gallup's Law and Order menempatkan Indonesia ke dalam 10 negara teraman di dunia. Sebuah capaian yang membanggakan kita semua yang harus dijaga dan dipertahankan. Hasil kerja elemen bangsa tentu ada kerja keras pengabdian dan dedikasi Polri," kata Jokowi saat menjadi inspektur upacara Hari Ulang Tahun (HUT) ke-72 Polri di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (11/7/2018).
Kepala Negara mengingatkan Polri untuk tidak cepat berpuas diri dengan capaian tersebut. Apalagi, kata dia, ke depan permasalahan bangsa Indonesia akan semakin kompleks.
"Tuntutan rakyat semakin meningkat dan dunia terus bergerak membawa ancaman baru bagi situasi keamanan negara," ujarnya.
Jokowi meminta Polri lebih siap dalam menghadapi berbagai potensi ancaman ke depan yang semakin beragam. Itu termasuk potensi ancaman melalui teknologi, human trafficking, drug trafficking, sampai arm smuggling.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu melanjutkan, Polri harus terus meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman terorisme. Menurut dia, saat ini ancaman terorisme tidak hanya terjadi di Indonesai, tetapi negara maju lain juga mengalami ancaman yang sama.
"Di dalam negeri kita tak akan lupakan. Para pelaku bom bunuh diri bukan hanya korbankan masyarakat, tapi juga jadikan aparat polisi jadi target. Jangan pernah lengah tetap sigap dan wasapada mengerjakan tugas, mengembangkan diri buat terobosan ancaman yang ada, pemetaan dini potensi ancaman dan ketertiban di masyarakat dan selanjutkan lakukan pencegahan," tutur dia.
Ia mengingatkan Polri untuk senantiasa menjaga kerukunan dan nilai-nilai kebhinnekaan. Polri juga diminta untuk mengantisipasi berbagai potensi konflik horizontal yang primordial seperti perbedaan suku, agama serta ras dan antargolongan (SARA).
"Polri harus bangkitan persaudaraan, galang kerukunan antar elemen masyarakat sehingga enggak terjebak lingkaran permusuhan dan kebencian," pungkasnya. [] OKEZONE.COM
Foto : Okezone.com |
Kepala Negara mengingatkan Polri untuk tidak cepat berpuas diri dengan capaian tersebut. Apalagi, kata dia, ke depan permasalahan bangsa Indonesia akan semakin kompleks.
"Tuntutan rakyat semakin meningkat dan dunia terus bergerak membawa ancaman baru bagi situasi keamanan negara," ujarnya.
Jokowi meminta Polri lebih siap dalam menghadapi berbagai potensi ancaman ke depan yang semakin beragam. Itu termasuk potensi ancaman melalui teknologi, human trafficking, drug trafficking, sampai arm smuggling.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu melanjutkan, Polri harus terus meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman terorisme. Menurut dia, saat ini ancaman terorisme tidak hanya terjadi di Indonesai, tetapi negara maju lain juga mengalami ancaman yang sama.
"Di dalam negeri kita tak akan lupakan. Para pelaku bom bunuh diri bukan hanya korbankan masyarakat, tapi juga jadikan aparat polisi jadi target. Jangan pernah lengah tetap sigap dan wasapada mengerjakan tugas, mengembangkan diri buat terobosan ancaman yang ada, pemetaan dini potensi ancaman dan ketertiban di masyarakat dan selanjutkan lakukan pencegahan," tutur dia.
Ia mengingatkan Polri untuk senantiasa menjaga kerukunan dan nilai-nilai kebhinnekaan. Polri juga diminta untuk mengantisipasi berbagai potensi konflik horizontal yang primordial seperti perbedaan suku, agama serta ras dan antargolongan (SARA).
"Polri harus bangkitan persaudaraan, galang kerukunan antar elemen masyarakat sehingga enggak terjebak lingkaran permusuhan dan kebencian," pungkasnya. [] OKEZONE.COM