TamiangNews.com, JAKARTA -- Aksi penyerangan terhadap tokoh agama marak terjadi beberapa waktu belakangan ini. Terbaru, penyerangan serupa dialami Imam Masjid At Tuqo, H Ahmad Zaenuri, yang dilakukan Suyatno (34), seorang pengamen jalanan.
Menanggapi maraknya penyerangan terhadap ulama, Ketua Umum Partai Idaman Rhoma Irama menduga ada agenda adu domba antar umat beragama. Apalagi, kata Rhoma dalam waktu tak terlalu jauh terjadi aksi perusakan Gereja Katolik Santo Zakaria, di Sumatera Selatan.
"Saya khawatir ini adu domba, jadi adu domba antar-umat beragama dengan tujuan membuat keresahan dan kerusuhan," kata Rhoma dalam wawancara khusus di Redaksi CNNIndonesia.com, Selasa (20/3).
Rhoma tak memungkiri maraknya aksi penyerangan ulama dan munculnya aksi perusakan rumah ibadah lantaran tengah masuk tahun politik, beberapa bulan lagi digelar Pilkada serentak 2018 dan tahun depan dilaksanakan Pemilu 2019.
"Ya bisa saja, di tahun poltik ini suhu politik semakin besar, panas," tuturnya.
Meskipun demikian, Raja Dangdut itu menduga ada agenda adu domba di balik aksi penyerangan pemuka agama dan secara bersamaan di wilayah lain ada aksi perusahaan rumah ibadah.
"Ini secara rasional kita melihat sudah ada gejala adu domba antar-umat beragama," tuturnya.
Sebelumnya, Kepala Satuan Tugas Nusantara Polri, Inspektur Jenderal Gatot Eddy Pramono mengatakan ada tiga peristiwa penganiayaan ulama yang benar terjadi, yakni penganiayaan Umar Basri di Cicalengka, Jawa Barat; Prawoto di Bandung, Jawa Barat; dan Hakam Mubarok di Lamongan Jawa Timur.
Kemudian pada akhir pekan lalu, Imam Masjid Atuqqo, Krajan, Kendal, Jawa Tengah bernama H Ahmad Zaenuri (57) dianiaya oleh seorang pengamen di rumahnya di Desa Truko, Kendal, Jawa Tengah, Sabtu (17/3).
Sementara itu, perusakan Gereja Katolik Santo Zakaria di Dusun 3, Desa Mekar Sari, Kecamatan Rantau Alai, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatra Selatan terjadi pada Kamis (8/3). Pihak kepolisian masih menggali motif penyerangan yang dilakukan oleh pelaku. [] CNNINDONESIA.COM
Foto : cnnindonesia.com |
"Saya khawatir ini adu domba, jadi adu domba antar-umat beragama dengan tujuan membuat keresahan dan kerusuhan," kata Rhoma dalam wawancara khusus di Redaksi CNNIndonesia.com, Selasa (20/3).
Rhoma tak memungkiri maraknya aksi penyerangan ulama dan munculnya aksi perusakan rumah ibadah lantaran tengah masuk tahun politik, beberapa bulan lagi digelar Pilkada serentak 2018 dan tahun depan dilaksanakan Pemilu 2019.
"Ya bisa saja, di tahun poltik ini suhu politik semakin besar, panas," tuturnya.
Meskipun demikian, Raja Dangdut itu menduga ada agenda adu domba di balik aksi penyerangan pemuka agama dan secara bersamaan di wilayah lain ada aksi perusahaan rumah ibadah.
"Ini secara rasional kita melihat sudah ada gejala adu domba antar-umat beragama," tuturnya.
Sebelumnya, Kepala Satuan Tugas Nusantara Polri, Inspektur Jenderal Gatot Eddy Pramono mengatakan ada tiga peristiwa penganiayaan ulama yang benar terjadi, yakni penganiayaan Umar Basri di Cicalengka, Jawa Barat; Prawoto di Bandung, Jawa Barat; dan Hakam Mubarok di Lamongan Jawa Timur.
Kemudian pada akhir pekan lalu, Imam Masjid Atuqqo, Krajan, Kendal, Jawa Tengah bernama H Ahmad Zaenuri (57) dianiaya oleh seorang pengamen di rumahnya di Desa Truko, Kendal, Jawa Tengah, Sabtu (17/3).
Sementara itu, perusakan Gereja Katolik Santo Zakaria di Dusun 3, Desa Mekar Sari, Kecamatan Rantau Alai, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatra Selatan terjadi pada Kamis (8/3). Pihak kepolisian masih menggali motif penyerangan yang dilakukan oleh pelaku. [] CNNINDONESIA.COM