TamiangNews.com, BANDA ACEH -- Menyikapi kenaikan harga BBM, BEM Unsyiah yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Peduli Rakyat (AMPER) melakukan aksi kelangkaan premium dan kenaikan harga pertalite, Rabu (28/03).
BEM Unsyiah sangat menyayangkan sikap dari pemerintah yang lagi-lagi menaikkan harga BBM Non Subsidi tanpa ada pemberitahuan sebelumnya kepada masyarakat. Tentu saja langkah pengambilan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah tersebut melanggar undang-undang nomor 14 tahun 2008 tentang keterbukaan informasi publik.
BEM Unsyiah juga mengecam sikap dari pemerintah yang pada awal tahun ini sudah 2 kali menaikkan harga BBM Non Subsidi jenis Pertalite sebesar Rp 300. Kenaikan yang pertama terjadi pada tanggal 20 Januari 2018 lalu sebesar Rp 100, dan kenaikan kedua terjadi pada tanggal 24 Maret 2018 sebesar Rp 200.
Hal tersebut semakin diperparah lagi dengan langkanya ketersediaan BBM Subsidi jenis Premium di seluruh SPBU yang ada di Aceh. Hampir setiap hari persedian Premium mengalami kekosongan. Pemerintah saat ini seolah tengah menggiring masyarakat untuk menggunakan pertalite dengan cara menghentikan persedian premium.
Faktanya dengan semakin meroketnya harga BBM maka segala harga kebutuhan pokok juga akan semakin meningkat serta perekonomian rakyat akan semakin terpuruk karena BBM merupakan salah satu kebutuhan penting dalam roda perekonomian. Harga BBM yang semakin menanjak akan membuat jeritan rakyat semakin kuat.
“Ini sudah kali kedua pemerintah menaikkan harga BBM jenis Pertalite secara diam-diam dan kita tentu tidak akan bungkam atas kedzaliman kebijakan penguasa negeri ini. Semakin naikknya harga BBM akan membuat perekonomian semakin terpelosok jatuh”, ungkap Muhammad Yasir selaku Ketua BEM Unsyiah 2018.
“Pemerintah tengah mencoba melihat reaksi rakyat atas kenaikan Pertalite Rp 200, dan aksi kami pada hari ini menunjukkan bahwa rakyat tidak akan tinggal diam”, ujar Alfian Rinaldi selaku Korlap Aksi.
Melihat perbuatan dari pemerintah yang sudah semena-mena maka hanya ada satu kata yaitu lawan. Oleh karena itu BEM Unsyiah bersama dengan BEM lainnya yang tergabung dalam AMPER melaksanakan aksi Kelangkaan Premium dan Kenaikan Harga Pertalite.
Aksi tersebut dilaksanakan pada tanggal 28 Maret 2018 diawali dengan orasi di tengah tugu simpang lima lalu dilanjutkan long march sambil mendorong motor hingga ke DPRA sebagai bentuk tidak mampunya lagi rakyat dalam membeli BBM, dilanjutkan dengan penyampaian aspirasi di depan gedung DPRA setelah itu dilaksanakan aksi "Penggembokan Gerbang Pertaminga" sebagai bentuk kekecewaan atas tidak terkendalinya harga dan ketersedian BBM di Indonesia.
Aksi tersebut dilakukan tepat pukul 10.30 wib dan diakhiri pada pukul 12.00 wib. Adapun tuntutan pada aksi tersebut adalah : Turunkan harga BBM Jenis Pertalite, Memastikan ketersediaan BBM Jenis Premium, Keseriusan pemerintah terhadap pengelolaan minyak dan gas untuk kesejahteraan rakyat kecil, bukan untuk golongan elit yang mencari keuntungan dan Pemerintah harus mensejahterakan rakyat atau kembalikan subsidi BBM. [] TN-W001 (r)
BEM Unsyiah sangat menyayangkan sikap dari pemerintah yang lagi-lagi menaikkan harga BBM Non Subsidi tanpa ada pemberitahuan sebelumnya kepada masyarakat. Tentu saja langkah pengambilan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah tersebut melanggar undang-undang nomor 14 tahun 2008 tentang keterbukaan informasi publik.
BEM Unsyiah juga mengecam sikap dari pemerintah yang pada awal tahun ini sudah 2 kali menaikkan harga BBM Non Subsidi jenis Pertalite sebesar Rp 300. Kenaikan yang pertama terjadi pada tanggal 20 Januari 2018 lalu sebesar Rp 100, dan kenaikan kedua terjadi pada tanggal 24 Maret 2018 sebesar Rp 200.
Hal tersebut semakin diperparah lagi dengan langkanya ketersediaan BBM Subsidi jenis Premium di seluruh SPBU yang ada di Aceh. Hampir setiap hari persedian Premium mengalami kekosongan. Pemerintah saat ini seolah tengah menggiring masyarakat untuk menggunakan pertalite dengan cara menghentikan persedian premium.
Faktanya dengan semakin meroketnya harga BBM maka segala harga kebutuhan pokok juga akan semakin meningkat serta perekonomian rakyat akan semakin terpuruk karena BBM merupakan salah satu kebutuhan penting dalam roda perekonomian. Harga BBM yang semakin menanjak akan membuat jeritan rakyat semakin kuat.
“Ini sudah kali kedua pemerintah menaikkan harga BBM jenis Pertalite secara diam-diam dan kita tentu tidak akan bungkam atas kedzaliman kebijakan penguasa negeri ini. Semakin naikknya harga BBM akan membuat perekonomian semakin terpelosok jatuh”, ungkap Muhammad Yasir selaku Ketua BEM Unsyiah 2018.
“Pemerintah tengah mencoba melihat reaksi rakyat atas kenaikan Pertalite Rp 200, dan aksi kami pada hari ini menunjukkan bahwa rakyat tidak akan tinggal diam”, ujar Alfian Rinaldi selaku Korlap Aksi.
Melihat perbuatan dari pemerintah yang sudah semena-mena maka hanya ada satu kata yaitu lawan. Oleh karena itu BEM Unsyiah bersama dengan BEM lainnya yang tergabung dalam AMPER melaksanakan aksi Kelangkaan Premium dan Kenaikan Harga Pertalite.
Aksi tersebut dilaksanakan pada tanggal 28 Maret 2018 diawali dengan orasi di tengah tugu simpang lima lalu dilanjutkan long march sambil mendorong motor hingga ke DPRA sebagai bentuk tidak mampunya lagi rakyat dalam membeli BBM, dilanjutkan dengan penyampaian aspirasi di depan gedung DPRA setelah itu dilaksanakan aksi "Penggembokan Gerbang Pertaminga" sebagai bentuk kekecewaan atas tidak terkendalinya harga dan ketersedian BBM di Indonesia.
Aksi tersebut dilakukan tepat pukul 10.30 wib dan diakhiri pada pukul 12.00 wib. Adapun tuntutan pada aksi tersebut adalah : Turunkan harga BBM Jenis Pertalite, Memastikan ketersediaan BBM Jenis Premium, Keseriusan pemerintah terhadap pengelolaan minyak dan gas untuk kesejahteraan rakyat kecil, bukan untuk golongan elit yang mencari keuntungan dan Pemerintah harus mensejahterakan rakyat atau kembalikan subsidi BBM. [] TN-W001 (r)