TamiangNews.com, LANGSA -- Bagaimana kita bias menghasilkan pemain pemain berkualitas, sementara sejak awal penjaringan pembentukan bibit bibit pesepak bola sudah dibentuk dengan kecurangan oleh para begundal begundal yang dipercaya sebagai penyelenggara kompetisi usia dini. Seperti yang terjadi hari ini di Kota Langsa saat di gelarnya kompetisi Piala Danone Nations Cup babak pra Kualifikasi tingkat Kota Langsa pada minggu (25/3).
Hal ini memicu berbagai protes akibat wasit memimpin seperti adalah para mafia lapar yang seolah olah memang sudah "dipesan" untuk memenangkan peserta tertentu. Puncak kekecewaan peserta adalah ketika tim SSB Putra Polri dari BTN Polri Matang Seulimeng dibawah asuhan Pelatih/Manajer Suker yang menolak melanjutkan pertandingan saat melawan SSB Gajah Putih, dimana saat waktu pertandingan tersisa sekira 2 menit dan saat itu SSB Putra Polri sudah unggul 1-0 wasit Iswadi membiarkan dan tidak menghukum pemain lawan dalam posisi off side dan selanjutnya dengan mudah mencetak gol.
Kalau begini cara cara yang dilakukan panitia dan wasit saya sungguh kecewa ungkap Suker, apakah Mafia Wasit sudah separah ini disepak bola Indonesia, saya mantan pemain sepakbola, tau persis kapan saatnya wasit khilaf atau tak mengerti aturan, namun yang terjadi adalah kesengajaan, ini tidak benar dan tidak bisa dibiarkan, kami melatih anak anak usia dini ini dalam waktu yang lama, tapi kemenangan mereka dirampas oleh wasit dan kelompok mafianya.
Saya tau semua tentang ini, saya tau siapa dalangnya mereka tega membunuh semangat anak anak untuk bermain sepakbola, mereka tidak memiliki hati nurani sangat jahat, ungkap Sukir penuh kekecewaan.